Kekalahan Telak Bayern Munich yang Disyukuri Guardiola

Toni Kroos (kiri) dan Pep Guardiola dalam sesi latihan Bayern Munich
Sumber :
  • REUTERS/Alessandro Garofalo

VIVAbola – Secara mengejutkan, Bayern Munich kalah telak dengan skor 0-3 dari klub Austria, Red Bull Salzburg. Meski hanya bertajuk pertandingan persahabatan, kekalahan dengan skor mencolok yang dialami Die Roten mendapat sorotan.

Terlebih, kekalahan itu datang dari klub seperti Salzburg, yang hanya bermain di kompetisi Europa League. Franck Ribery dan kawan-kawan terakhir kali menelan kekalahan yakni dalam pertandingan kandang melawan Manchester City di ajang Liga Champions pada 11 Desember 2013.

Pertandingan kontra ManCity itu sudah tidak menentukan, karena Bayern telah memastikan diri lolos dari fase grup Liga Champions. Kala itu, tim asuhan Pep Guardiola kalah 2-3 dari The Citizens di Allianz Arena.

Kekalahan Bayern lainnya pada musim ini terjadi pada pertandingan Piala Super Jerman pada 28 Juli 2013. Saat itu, The Bavarians menyerah 2-4 dari Borussia Dortmund. Kekalahan tersebut membuat Bayern kehilangan Piala Super Jerman.

Ya, sepanjang musim ini, Bayern memang baru menelan tiga kali kekalahan, dan salah satunya di laga persahabatan lawan Salzburg. Saat melakoni pertandingan pramusim 2013-2014, bahkan Die Roten selalu menang dalam 9 pertandingan persahabatan sebelum kompetisi musim ini dimulai.
 
Tapi, Pep Guardiola ternyata punya alasan mengapa pemain asuhannya bisa kalah telak dari Salzburg pada Sabtu 18 Januari 2014. Pelatih berpaspor Spanyol ini mengaku sengaja memanfaatkan pertandingan persahabatan untuk melakukan eksperimen sistem permainan baru.

Oleh karena itu, mantan pelatih Barcelona ini pun merasa tak terlalu kecewa dengan kekalahan Bayern dari runner up Liga Austria musim lalu itu. Dalam pertandingan tersebut, Guardiola coba menumpuk gelandang Bayern dan menerapkan formasi tiga bek.

"Saya melakukan perubahan taktik hari ini karena kami ingin mendapatkan satu pemain tambahan di lini tengah. Kemarin, kami berlatih dengan sistem baru menggunakan tiga bek," kata Guardiola seperti dilansir Soccerway. 

Formasi baru itu sengaja diterapkan Guardiola agar para pemain The Bavarians terbiasa dengan beberapa taktik yang diterapkannya. "Tujuan utama agar kami bisa menguasai bola lebih banyak di lini tengah," ungkap pelatih berusia 43 tahun.

Kekalahan Tetap Jadi Peringatan Bayern

Bayern Siap 'Gelar Karpet Merah' untuk Schweinsteiger

Guardiola boleh bersyukur kekalahan ini bukan di pertandingan kompetitif, dan dia cukup pintar untuk melakukan eksperimen di laga persahabatan. Namun, jika melihat skuad yang diturunkan Bayern dalam pertandingan itu, sesungguhnya Guardiola hampir memainkan seluruh skuad utamanya.

Terdapat nama Thomas Mueller, Mario Goetze, Toni Kroos, Thiago Alcantara, Javi Martinez, Dante, David Alaba, dan Manuel Neuer. Bandingkan dengan nama-nama pemain Salzburg yang masih terdengar asing di telinga. Tentu, di atas kertas seharusnya Bayern bisa mengatasi Jonathan Soriano dan kawan-kawan.
 
"Pertandingan persahabatan memang untuk melakukan uji coba. Saya tidak bisa menguji sistem ini di kompetisi resmi. Tapi, bagaimanapun juga saat kami tertinggal 0-3 di babak pertama, para pemain sangat sedih menerimanya," tutur Guardiola.
 
Sebelumnya, mantan pemain Brescia ini juga sempat berkomentar mengenai rekor tak terkalahkan Bayern Munich di semua kompetisi musim ini yang harus ternoda oleh Manchester City di ajang Liga Champions. Namun, Guardiola justru menilai Die Roten memang membutuhkan kekalahan.

Bagi Bayern yang terus menorehkan hasil positif sejauh musim ini, bisa jadi satu kekalahan memang perlu terjadi. Untuk menyadarkan pemain asuhannya bahwa mereka tak boleh puas dengan hasil yang dicapai saat ini. Sebab, musim kompetisi belum berakhir, dan Die Roten masih harus berhadapan dengan lawan-lawan kuat. 

"Mungkin, kami memang membutuhkan kekalahan. Kami telah menjalani start dengan bagus di liga, DFB-Pokal, Liga Champions, dan menang di Manchester. Mungkin sebelumnya kami pikir segalanya bisa dijalani dengan mudah," ucap Guardiola usai timnya dikalahkan ManCity.

Pelatih Bayern Munich, Pep Guardiola

Meski Dihina, Guardiola Mengaku Masih Cinta Ribery

Guardiola yang Gemar Bereksperimen

Mencoba formasi baru dalam sistem permainan memang kerap digunakan oleh Guardiola dalam beberapa kali pertandingan persahabatan. Hal itu terlihat sejak dia mulai menukangi Bayern dan melakoni pertandingan pramusim 2013-2014.
 
Kala itu, Die Roten yang musim lalu terbiasa bermain menggunakan formasi 4-2-3-1, tiba-tiba saja diubah menjadi 4-1-4-1 oleh Guardiola. Yang menarik, Philipp Lahm, yang biasa beroperasi sebagai full-back posisinya diubah oleh Guardiola menjadi gelandang.

Bahkan, Ribery sempat melontarkan pernyataan tentang pengakuannya yang menilai formasi 4-1-4-1 yang diterapkan Guardiola tergolong aneh. "Sistem 4-1-4-1 itu aneh. Ini benar-benar baru dan berbeda. Kami harus berlatih, berkomunikasi, dan belajar untuk bisa menyempurnakannya. Adalah wajar bila pelatih ingin mencoba hal-hal baru," ujar Ribery suatu waktu, seperti dilansir Bild.  

Diwariskan oleh Jupp Heynckes skuad juara yang meraih treble winners dengan memenangi Bundesliga, Liga Champions, dan DFB-Pokal, Guardiola tak merasa puas. Pelatih berpaspor Spanyol ini pilih mencoba untuk membangun tim dengan pendekatan berbeda dibanding yang dilakukan Heynckes, dan mendepak pemain yang dianggap tak masuk rencananya, seperti Mario Gomez.

Kegemaran Guardiola mencoba berbagai sistem permainan memang bukan pertama kali dilakukan. Di Barcelona, pelatih bernama lengkap Josep Guardiola i Sala ini juga sudah terkenal sebagai seseorang yang sering mengaplikasikan ide-ide ajaibnya kepada para pemain di lapangan.
 
Javier Mascherano yang biasa bermain sebagai gelandang bertahan, diubahnya menjadi seorang bek tengah di Barcelona. Begitu juga dengan David Villa, yang merupakan seorang striker murni, ketika dilatih Guardiola malah lebih banyak bermain sebagai winger.

Dalam laga kontra Salzburg, Guardiola coba melakukan hal yang sama ketika memainkan Mascherano sebagai bek tengah saat masih di Barca. Kali ini, dia menurunkan Javi Martinez sebagai bek tengah.

Jelang Musim Baru, ManCity Puasa Junk Food

Selain itu, Goetze dimainkan sebagai penyerang tengah, padahal posisi asli mantan pemain Dortmund itu adalah gelandang serang. Menarik melihat sistem permainan baru apa lagi yang akan diterapkan Guardiola ketika Bayern sudah tampil lagi di laga kompetitif. (one)

Baca juga:

Kekalahan Telak Bayern Munich yang Disyukuri Guardiola

WAGs yang Gemar Bugil Ini Resmi Bertunangan

Eto'o Hattrick, Chelsea Gilas MU di Stamford Bridge

11 Fakta Menarik Usai Chelsea Tekuk MU

Mourinho Sebut MU Kurang Beruntung di Awal Laga

Eto'o Hattrick, Fans Ini Berutang Tato di Wajah

Rayakan Gol Chelsea, Siapakah yang Ditunjuk Eto'o?

El Nino Harus Rela Jadi "Tumbal" Hattrick Eto'o

Reaksi Lucu Ferguson Saat MU Dikalahkan Chelsea

Kalah Lagi, Moyes Belum Mau Menyerah

Pique Selamatkan Barcelona dari Kekalahan

Liverpool Punya Fans yang Cantik dan Seksi

Pelatih Bayern Munich, Pep Guardiola.

Pep Larang ManCity Main Bola Panjang

Pep akan terapkan permainan cepat dan penguasaan bola.

img_title
VIVA.co.id
8 Agustus 2016