Kaleidoskop 2014: Bintang ke-4 Jerman di Piala Dunia Brasil

jerman angkat trofi piala dunia
Sumber :
  • REUTERS/Darren Staples

VIVAbola - Publik Brasil masih berharap tim nasional Selecao berpesta di akhir Piala Dunia yang awalnya dilanda demonstrasi tak kunjung henti. Tapi, justru "Tim Panser" Jerman bergoyang Samba di akhir turnamen 4 tahunan itu.

Ledakan Terjadi di Lintasan Balap Sepeda Olimpiade 2016

Pecinta sepakbola dunia begitu antusias meynambut perhelatan sepakbola paling akbar pada 2014. Apalagi, kalau bukan Piala Dunia. Edisi kali ini, yang menjadi tuan rumah adalah negeri penghasil permainan sepakbola indah, Brasil.

Meskipun sempat menjadi pro dan kontra, karena situasi ekonomi di Negeri Samba, mayoritas warga Brasil menyambut Piala Dunia dengan sangat meriah. Apalagi, kali terakhir Brasil menjadi tuan rumah pada 1950, atau 64 tahun silam.

Sebelum event ini digelar, Brasil ramai dilanda demo. Tapi, pada perhelatan 12 Juni-13 Juli 2014 itu, publik Negeri Samba pilih "berpesta" merayakan kembalinya sepakbola ke tanah mereka.

Arena FanFest, salah satunya di Pantai Copacabana, yang digunakan untuk nonton bareng suporter Tim Samba di luar stadion selalu penuh sesak, terutama ketika Selecao bermain. Toko dan restoran tutup cepat, sekolah libur saat Neymar cs tampil.

Sambil memakai atribut Tim Samba, suporter menonton laga di FanFest dengan antusias. Mereka bergoyang saat Brasil menang.

Sempat ada kesedihan saat Brasil kalah dan tersingkir. Tapi, tak ada kerusuhan dan demonstrasi lagi. Semua pulang ke rumah denga tertib.

Bukan cuma Brasil sebenarnya yang menyambut antusias Piala Dunia ke-20 ini, tapi juga seluruh negara Amerika Selatan. Sebab, sudah lama benua mereka tak menyelenggarakan ajang sebesar itu. Kali terakhir Piala Dunia digelar di Amerika Latin yakni 36 tahun lalu, Piala Dunia 1978 Argentina.

Kejutan Spanyol

Sebagai tuan rumah, Selecao memainkan laga perdana melawan Kroasia di Arena de Sao Paulo. Tim asuhan Luis Felipe Scolari pun sukses membuka pergelaran dengan meriah. Meskis empat kebobolan lebih dahulu lewat bunuh diri bek Marcelo, Brasil akhirnya menang 3-1, lewat gol-gol yang disarangkan Neymar (2 gol) dan Oscar.

Tak perlu menunggu lama untuk menunggu kejutan di Piala Dunia 2014. Pada laga pembuka Grup B, sang juara bertahan Spanyol remuk di tangan Belanda. Tak tanggung-tunggung, tim asuhan Louis van Gaal ini menyarangkan 5 gol ke gawang Iker Casillas. Diwarnai gol "terbang" Robin van Persie, skor akhir 5-1 untuk kemenangan De Oranje.

Penderitaan (dan kejutan) Spanyol pun berlanjut, di mana mereka tumbang dari Chile 0-2 pada pertandingan kedua. Meski pada laga pamungkas grup menang 3-0 atas Australia, La Furia Roja tetap harus menerima kenyataan finis di urutan 3 grup dan angkat koper lebih cepat.

Belanda dan Chile yang melenggang ke babak 16 besar. Euforia sempat membuat suporter Chile "kelewat batas" dengan coba menerobos Stadion Maracana lewat pintu ruangan media.

Laga sengit lainnya adalah pertemuan Inggris dan Italia di Grup D. Azzurri akhirnya keluar sebagai pemenang, setelah Claudio Marchisio dan Mario Balotelli mencetak gol-gol penentu. Sedangkan Inggris hanya mampu menyarangkan gol lewat Daniel Sturridge.

Menariknya, kedua tim tersebut tak lolos ke babak 16 besar. Inggris menjadi juru kunci, sedangkan Azzurri kalah dalam partai hidup mati melawan Uruguay. Pada pertandingan itu pula momen tak terlupakan terjadi, yaitu aksi gigit Luis Suarez kepada bek Italia, Giorgio Chiellini. Kejadian itu luput dari pandangan wasit.

Alhasil, beberapa peserta 16 besar merupakan "wajah-wajah" baru. Sebut saja, Aljazair, yang kemudian memaksa Jerman memainkan extra-time dan Kosta Rika, yang mencatatkan sejarah dengan lolos ke perempatfinal, usai mengalahkan Yunani lewat adu penalti.

Pada perempatfinal, giliran Belanda yang kerepotan menghadapi Kosta Rika. Bahkan, Arjen Robben cs dipaksa melakoni adu penalti. Di laga ini pula, intusi hebat lahir lewat keputusan langka pelatih Belanda, Louis Van Gaal, yang memasukkan kiper pengganti Tim Krul jelang adu penalti. Namun, keputusan itu justru membawa Oranje ke semifinal.

Sementara itu, pada laga lainnya, Brasil bersusah payah menundukkan tim kuda hitam lainnya, Kolombia, dengan skor 2-1. Pada pertandingan ini, punggung pujaan warga Brasil, Neymar mendapat terjangan bek Kolombia, Juan Camilo Zuniga. Tulang punggung Neymar retak dan absen di semifinal melawan Jerman.

Pele Batal Nyalakan Obor Olimpiade 2016

Pembantaian 1-7 Brasil di Belo Horizonte

Segalanya berjalan antiklimaks bagi tuan rumah, ketika melakoni laga semifinal di Belo Horizonte. Digadang-gadang bakal memainkan final ideal melawan Argentina, Selecao secara mengejutkan dihancurkan Jerman. Tampil tanpa pola yang jelas, gawang Brasil dibombardir dan kebobolan 5 gol di babak pertama.

Babak 2, permainan tim asuhan Luiz Felipe Scolari membaik, namun tetap saja, mereka kebobolan 2 gol lagi, sebelum Oscar menyarangkan gol hiburan pada injury time. Brasil, sang tuan rumah pun mencoreng sejarah sendiri, dengan kekalahan 1-7 di Piala Dunia. Itu pun jadi kekalahan terburuk dalam sejarah timnas Brasil.

Sedangkan pada semifinal lainnya, Argentina dan Belanda harus melewati adu penalti. Tak kembali menurunkan kiper cadangan, Tim Krul, jelang tos-tosan, Oranje akhirnya harus memupus harapan meraih titel juara dunia pertama kalinya dan kandas di semifinal untuk keempat kalinya, setelah kalah 2-4.

Selecao lagi-lagi mengecewakan para pendukungnya. Sebab, meraih "hadiah hiburan" posisi 3 Piala Dunia pun mereka tak mampu. Melawan Belanda, Selecao takluk 0-3, sekaligus menjadi perpisahan buruk bagi Scolari, yang kemudian tak menduduki kursi pelatih lagi usai Piala Dunia.

Pada partai puncak di Estadio do Maracana, Jerman dipaksa memainkan babak extra-time oleh Argentina. Namun, akhirnya mereka tak perlu melakoni adu penalti, karena Mario Goetze menjadi juru selamat Der Panzer, lewat golnya pada menit 113.

Jerman pun berpesta. Der Panzer juga mematahkan mitos tim Eropa tak mampu juara di benua Amerika.

Tim arahan Joachim Loew itu menjadi kampiun Piala Dunia 2014 dan berhak menambahkan satu bintang di atas logo mereka. Der Panzer kini menyamai Italia sebagai tim yang sudah 4 kali juara dunia. Adapun posisi teratas masih ditempati Brasil dengan 5 trofi.

James Rodriguez, Sinar dari Kolombia

Piala Dunia 2014 juga menjadi panggung bagi gelandang serang Kolombia, James Rodriguez, yang akhirnya menyabet sepatu emas. Pemain yang kala itu masih berstatus pemain AS Monaco tersebut menjadi top scorer dengan koleksi 6 gol. Gelar James dilengkapi Kolombia yang menerima Penghargaan Fair Play.

Terbukti, usai perhelatan Piala Dunia, James pun menjadi buruan klub-klub raksasa. Yang terdepan, tentu saja, duo Spanyol, Real Madrid dan Barcelona. Tapi, pemain yang juga pernah memperkuat FC Porto itu akhirnya memilih El Real, dan dikontrak 5 tahun.

Sementara itu, penghargaan bola emas atau pemain terbaik Piala Dunia 2014 memicu kontroversi karena jatuh ke tangan penyerang sekaligus kapten Argentina, Lionel Messi. Meski akhirnya gagal juara, kontribusi Messi dalam membawa La Albiceleste dinilai begitu signifikan.

Adapun sarung tangan emas atau kiper terbaik direbut kiper Jerman, Manuel Neuer, yang tampil apik sepanjang turnamen. Pemain Bayern Munich itu juga memperkenalkan peran anyar dalam pertandingan, yaitu keeper-sweeper, melalui aksi maju meninggalkan gawang, untuk memutus serangan lawan.

Penghargaan Pemain Muda Terbaik disabet gelandang Prancis, Paul Pogba. Gelandang Juventus ini membantu Les Bleus menjadi juara Grup E dan lolos ke perempatfinal sebelum ditundukkan Jerman 0-1. (one)

Baca juga:

Ingin Bek AC Milan, MU Sodorkan Chicharito


Pernah Latih Barcelona, Martino Merasa Kariernya Tercoreng


Usai Rebut Trofi di Dubai, Ronaldo Bidik Ballon d'Or

Para pemain Korea Selatan merayakan gol ke gawang Jerman.

Korsel Hampir Permalukan Jerman di Penyisihan Olimpiade

Korsel sempat unggul atas Jerman.

img_title
VIVA.co.id
8 Agustus 2016