Menanti Tuah Mourinho di MU

Manajer Manchester United, Jose Mourinho
Sumber :
  • facebook.com

VIVA.co.id - Kabar merapatnya Jose Mourinho ke Old Trafford untuk menggantikan posisi Louis van Gaal berhembus semakin kencang. Mirror melansir pria asal Portugal tersebut akan menjadi manajer Manchester United yang baru di akhir musim nanti.

Manajemen MU kabarnya telah memberikan kontrak berdurasi tiga tahun kepada juru taktik berjuluk The Special One itu. Dan gaji yang akan didapat oleh Mou berkisar di angka Rp302 miliar per tahunnya.

Meski belum ada pernyataan resmi, namun kabar mengenai kepindahan Mourinho sudah ramai diberitakan oleh media-media Inggris. Mereka memakai sumber dari orang yang memiliki hubungan kedekatan dengan Mourinho.

Dilaporkan, Jorge Mendes selaku agen dari Mourinho sudah melakukan pembicaraan secara rahasia dengan manajemen MU. Dan setelah negosiasi cukup alot, akhirnya Mourinho menerima tawaran yang diajukan.

Kabar ini sekaligus membuat para penggemar Setan Merah yang sudah bosan dengan Van Gaal bisa bernafas lega. Tetapi, mereka tentu harus bersabar hingga akhir musim jika ingin melihat perubahan yang signifikan di Old Trafford.

Namun kehadiran Mou menimbulkan pro kontra. Banyak yang yakin dia bisa mengangkat prestasi MU. Tapi tidak sedikit yang meragukan kemampuan manajer asal Portugal itu membesut klub tradisional sebesar MU.

Mantan striker Porto, Benni McCarthy, menilai Jose Mourinho dan Manchester United akan menjadi pasangan yang ideal. Menurutnya, MU mirip Porto yang pernah dibawa berjaya oleh Mourinho.

Bukan tanpa alasan mengapa Benni McCarthy mendukung Mou melatih MU. Dia pernah diasuh Mourinho saat masih di Porto. Saat itu, Porto dibawa Mourinho meraih sukses menjadi juara Liga Champions 2004.

"Selama saya di Porto, dia mendapat dukungan penuh, dan saya pikir itu alasannya dia bisa sukses di sana. Dan MU klub seperti Porto," kata McCarthy  dilansir Soccerway, Kamis 11 Februari 2016.

"(MU dan Porto) klub yang sudah berjalan dengan baik dan klub kekeluargaan. Karena alasan itu, saya pikir dia bisa mendorong pemain MU mengerahkan kemampuan terbaik dan klub mendukungnya dari belakang."

Harry Maguire Belum Pantas Jadi Kapten Manchester United

(Baca juga: Mourinho dan MU Duet Ideal)

Dukungan penuh juga dilontarkan mantan anak asuh Mourinho di Chelsea, Frank Lampard. Gelandang veteran asal Inggris itu yakin mantan manajernya itu akan meraih sukses di Old Trafford.

"Jika Louis van Gaal pindah akhir musim ini, saya pikir sosok yang tepat untuk menjadi manajer pengganti adalah Mourinho. Dia sudah pasti bisa menangani klub sekelas MU," kata Lampard dilansir Dailymail.

Sementara pendapat berbeda diucapkan mantan kapten MU, Rio Ferdinand. Dia tidak menyangkal jika Mou adalah juru ramu taktik hebat. Namun, dia menilai, 'The Special One' cuma cocok buat jangka pendek.

"Mourinho adalah juara dan sudah membuktikan. Tapi dia hanya cocok untuk jangka waktu singkat di MU," kata Ferdinand.

Itu berbanding terbalik dengan asisten manajer MU Ryan Giggs yang diyakini Ferdinand bisa menjadi solusi jangka panjang. Karena mantan winger itu sangat paham seluk beluk serta filosofi bermain MU.

"Sedangkan Giggs, proyek yang cocok baginya adalah jangka panjang. Dia tahu semua tentang MU dan selalu menjadi elemen penting dalam perkembangan pemain muda di sana," sambungnya dikutip Goal.

Pelatih Jose Mourinho, dengan medali juara Premier League

5 Pertemuan Terakhir MU Vs Tottenham, Hujan Gol dan Pembantaian

Selanjutnya: Mourinho siap bawa gerbong, sejumlah pemain MU was-was

Yang Datang dan Yang Terbuang

Tidak hanya rumor tentang kesepakatan yang sudah tercapai antara Mourinho dan MU. Rumor lainnya yang tidak kalah panas adalah, MU dikabarkan telah menyiapkan anggaran besar hingga £300 juta, untuk membangun ulang tim pada musim panas.

"Jika Jose datang, dia akan diberikan apapun yang dibutuhkannya, untuk membuat MU jadi klub terbaik lagi," kata seorang sumber dari Old Trafford seperti dilansir dari Daily Star.

Namun, dia menambahkan, bagi MU bukan tentang berapa banyak dana yang bisa dibelanjakan. "MU membutuhkan pemain yang tepat. Hanya bintang kelas dunia yang akan didatangkan," tambah sang sumber.

Spekulasi pun muncul. Sejumlah nama dikaitkan bakal menjadi bagian gerbong Mourinho kala resmi menjadi manajer MU. Satu nama yang santer terdengar adalah orang penting di Atletico Madrid.

Andrea Berta dikabarkan menjadi sosok pertama yang paling ingin diajak Mourinho bekerja bareng di Old Trafford. Berta diketahui saat ini menjabat sebagai Direktur Umum dari Atletico Madrid.

Mourinho menggandeng Berta karena reputasinya sebagai pengambil keputusan. Pria yang pernah bekerja buat Genoa dan Parma tersebut dianggap sebagai kunci di balik kebangkitan Los Colchoneros.

Yang paling menonjol dari Berta ialah kepiawaiannya beraksi di bursa transfer. Dia pandai mencari pemain yang sesuai kebutuhan tim serta. Contoh nyata yakni ketika dia sukses menemukan pengganti Thibaut Courtois.

Marcus Rashford Gantikan Kylian Mbappe di PSG?

(Baca juga: Mourinho Ajak Orang Penting Atletico)

Kabar lainnya, Mourinho juga akan mengajak salah satu pilar pertahanan andalannya ketika membesut Real Madrid. Yaitu Raphael Varane. Selama menangani Los Blancos, Mourinho kerap mempercayakan benteng pertahanan kepada pemain berusia 22 tahun tersebut.
 
Pemain asal Prancis tersebut memang tergolong masih sangat muda dari segi usia. Tapi Mourinho tak pernah ragu kepadanya. Selain memiliki postur tubuh yang ideal, Varane juga dinilai sigap dalam menjaga pertahanan.

Selain itu, bintang muda Benfica, Renato Sanches akan merapat ke Old Traffrod, jika MU resmi mengontrak Mourinho sebagai manajernya. MU saat ini sedang berbicara dengan agen ternama, Jorge Mendes untuk kesepakatan ganda musim panas nanti.

The Red Devils, bisa saja mengalahkan klub-klub ternama Eropa lainnya, jika Mourinho jadi manajer MU. Sanches sudah menjadi sasaran MU sejak lama, mereka pun memberikan tawaran senilai £46 juta.

The Sun melaporkan, pemain berusia 18 tahun ini menjadi pemain paling berbakat dari Portugal, sejak kemunculan Cristiano Ronaldo. MU percaya, Mourinho adalah kunci untuk mendatangkan Sanches.

Selain rumor bintang anyar yang siap merapat ke MU, di saat yang sama, sejumlah pemain Setan Merah dalam situasi cemas. Cemas karena beberapa di antara mereka diprediksi akan ditendang Mou jika resmi melatih MU.

null

Dilansir Daily Mail, sedikitnya ada tujuh pemain MU yang terancam dibuang Mourinho. Seperti Marouane Fellaini. Mou lebih menyukai gelandang pekerja seperti Michael Carrick, Bastian Schweinsteiger, dan Morgan Schneiderlin.

Selain Fellaini, Mou juga disinyalir akan melepas Juan Mata. Gelandang internasional Spanyol itu pernah dibuang oleh Mourinho kala masih di Chelsea. Banyak yang menilai, Mata adalah pemain yang malas bertahan.

Ada pula Jesse Lingard yang diprediksi tidak masuk proyeksi Mou musim depan. Begitu juga dengan Memphis Depay yang kerap menunjukkan kehidupan glamornya di luar lapangan. Hal yang tidak disukai Mourinho.

Di sisi pertahanan, Mou juga disinyalir akan melepas Phil Jones yang kerap mengalami cedera. Nasib yang sama juga diprediksi akan dialami bintang muda Belgia Adnan Januzaj serta kiper Victor Valdes.

Di jajaran pelatih, seperti dilansir Mirror, asisten manajer Ryan Giggs yang juga merupakan legenda 'Setan Merah' mengancam hengkang. Dia tidak senang mendengar rumor perekrutan Mourinho itu.

Bukan Giggs tidak senang dengan mantan pelatih Chelsea tersebut, namun mantan winger itu berharap jabatan manajer jatuh ke tangannya. Giggs memang masuk dalam daftar calon pelatih MU selanjutnya, pengalaman sebagai pemain yang banyak menyumbang prestasi menjadi modal dasar untuk menyandang tugas penting itu.

(Baca juga: Giggs Bersiap Tinggalkan MU)

Selanjutnya: 'El Clasico' pindah, adu mulut berlanjut?

Kota Manchester Semakin Membara

Jika memang bergabung dengan MU, tentu saja Derby Manchester akan semakin panas musim depan. Pasalnya, Manchester City sudah mengumumkan akan menggunakan jasa pelatih Spanyol Pep Guardiola.

Dan seperti diketahui, Mou dan Guardiola kerap berseteru saat keduanya masih berkarier di La Liga. Mourinho membesut Real Madrid (2000-2013), sementara Guardiola menangani Barcelona (2008-2012).

Tak pelak, permusuhan keduanya bakal semakin membuat rivalitas duo Manchester semakin panas. Apalagi Mou dikenal sebagai sosok yang pandai melakukan perang urat syaraf, sebelum atau sesudah pertandingan.

Dan dalam beberapa kesempatan, Mourinho kerap mengejek atau menyindir Guardiola. Dan beberapa kali juga Guardiola yang merupakan sosok kalem akhirnya gerah dan terpaksa membalas ocehan Mourinho.

Seperti ketika Guardiola memilih melatih Bayern Munich. "Itu pilihan dia. Tapi, apakah dia sengaja memilih liga yang saya tidak terlibat di dalamnya? Saya tidak tahu pasti," sindir Mourinho pada tahun 2013 silam.

Pep Guardiola versus Jose Mourinho



Ejekan keras juga pernah dilontarkan Mou kepada Guardiola di forum UEFA, 2014 silam. "Jika dia menikmati pekerjaan. maka rambutnya tak akan rontok. Kepala Guardiola botak, jadi dia tidak menikmati perannya di sepakbola," ujar Mou dikutip Bild.

Ejekan Mou ini langsung dibalas Guardiola dengan nada sinis. "Keindahan sepakbola tergantung pelatihnya. Sepertinya Mourinho lebih mementingkan hasil akhir dalam hal ini dan saya sangat paham," katanya.

Dan kekesalan Guardiola memuncak ketika dalam suatu kesempatan, dia disamakan dengan Mou. "Tentu saja kami memiliki kesamaan yaitu sama-sama menginginkan kemenangan. Tidak ada yang ragu dengan hal itu."

"Tapi, jika dianggap memiliki perilaku seperti dirinya (Mou), maka saya harus mengubah perilaku saya terlebih dahulu. Saya selalu bersikap jujur. Itu sebabnya saya tidak memiliki perasaan memiliki kesamaan dengannya."

Perbedaan lainnya, menurut Guardiola, adalah saat keduanya menjalani jumpa pers. Bagaimana Mourinho kerap mempermalukan klubnya dengan mengumbar kata-kata yang tidak pantas.

"Ada banyak kata-kata dan gambar untuk menjelaskan itu (perbedaan). Ada ribuan konferensi pers. Dan sikap kami sangat berbeda," tegasnya.

Jose Mourinho (kanan) & Pep Guardiola

Situasi ini tentu saja akan menjadi daya tarik tersendiri buat Premier League musim depan. Bagaimana dua pelatih papan atas Eropa beradu taktik di atas lapangan dan beradu mulut di luar lapangan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya