VIVAnews - Pemerintah Amerika Serikat (AS), Minggu 23 November 2008, tengah merumuskan rencana menyelamatkan Citigroup Inc. dari ancaman kebangkrutan. Pasalnya, perusahaan jasa keuangan yang terkenal dengan produk kartu kredit Citibank tersebut berada dalam kesulitan keuangan yang serius saat harga sahamnya di bursa Wall Street terus anjlok.
Maka, sejumlah pejabat Departemen Keuangan dan Bank Sentral AS (The Fed) sepanjang akhir pekan lalu diketahui tengah merumuskan suatu strategi untuk membantu Citigroup kembali stabil. Demikian ungkap sejumlah pihak yang mengetahui diskusi tersebut. Mereka menolak identitas mereka dipublikasikan mengingat diskusi, sampai berita ini diturunkan, masih berlangsung.
Salah satu opsi yang tengah dipertimbangkan adalah pemerintah akan menanggung sejumlah aset bermasalah yang dimiliki Citigroup di pembukuannya. Langkah tersebut dapat meringankan beban Citigroup dan bisa berada di posisi yang lebih baik untuk menaikkan modal. Namun, masih belum jelas bagaimana opsi itu dirancang. Sayangnya, juru bicara Citigroup, yang bermarkas di New York, enggan berkomentar atas rencana pemerintah tersebut.
Pekan lalu harga saham perusahaan itu anjlok sampai 60 persen. Anjloknya harga saham menggambarkan krisis kepercayaan di kalangan para investor Citigroup.
Pasalnya, para investor khawatir bahwa selama Citigroup masih memiliki aset-aset bermasalah dalam pembukuannya, maka perusahaan bisa terus merugi saat ekonomi di AS tengah memburuk dan kondisi pasar masih labil. Bila dalam kondisi demikian, para investor yakin, Citigroup sulit untuk kembali bangkit.
Apalagi Citigroup sudah dikenal sebagai salah satu pemain penting dalam sistem keuangan global, sehingga bila sampai jatuh bangkrut akan memperparah krisis keuangan dan situasi ekonomi dunia. Ini mengingat perusahaan tersebut beroperasi di lebih dari seratus negara.
Kalangan pengamat menilai bahwa Citigroup kini dipandang sebagai bank yang paling rentan di industri perbankan AS - terutama setelah gagal membeli Wachovia Corp., yang telah diakuisisi oleh Wells Fargo & Co. Itu merupakan kehilangan peluang yang penting bagi Citi untuk mendapatkan deposito yang sangat diperlukan demi mendongkrak modalnya.
Citigroup menjadi korban dari krisis kredit macet hipotek di AS. Banyak klien yang berasal dari kelas menengah tidak mampu membayar cicilan kredit. Maka aset-aset berupa rumah yang sudah ditinggalkan para klien kini menjadi tanggungan Citigroup dan para perusahaan keuangan lain yang sulit menjualnya kembali. Citigroup pun gagal mendapatkan laba dalam empat kuartal terakhir.
Citigroup telah menerima pinjaman darurat US$25 miliar dari Departemen keuangan, yang berasal dari anggaran US$700 miliar yang telah disetujui Kongres. Sebagai imbal balik, pemerintah mendapatkan sebagian saham Citigroup. (AP)
VIVA.co.id
29 Maret 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
VIVA Networks
PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) telah menyiapkan layanan Bengkel Siaga untuk mobil dan sepeda motor yang tersebar di 66 titik guna menyambut mudik lebaran 2024.
Istilah "insecure" erat kaitannya dengan tingkat percaya diri seseorang, yang merupakan perasaan yang dapat berubah sesuai dengan situasi yang dialami. Apakah ini dosa?
Sinopsis dan Fakta Hot Blooded, Jung Woo Hempas Citra Pria Lucu jadi Sosok Tangguh
IntipSeleb
6 jam lalu
Hot Blooded adalah film Korea Selatan yang mengangkat kisah peperangan sengit gangster memperebutkan harta dan wilayah, Jung Woo sebagai pemeran utamanya.
Happy Asmara baru-baru ini buka suara mengenai kabar dirinya berpacaran dengan Gilga Sahid. Lantas seperti apa kelanjutannya? Berikut ini JagoDangdut sajikan untuk Anda!
Selengkapnya
Isu Terkini