Bidan Aminah

Ikhlas Meski Dibayar Bumbu Dapur

VIVAnews-Membantu orang tanpa mengharap balasan apapun, itulah yang dilakukan bidan Siti Aminah. Dia juga ikhlas saat pasien membayarnya dengan bumbu dapur ataupun penggorengan.

Membintangi Drakor Populer The Matchmakers, Inilah Profil dan Fakta Tentang Jung Shin Hye!

Kepuasan batin langsung dirasakan bidan Aminah, begitu sebutannya, jika dapat membantu orang yang membutuhkan pertolongan. Itulah yang dilontarkan wanita asal Jombang, Jawa Timur yang lahir pada 24 Juni 1954ini.

Saat ditemui VIVAnews, bidan Aminah usai membantu persalinan seorang ibu. Tangannya yang masih terdapat noda darah, tak menjadi kendala untuk memulai perbincangan.  Anggota Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) ini menjawab berbagai pertanyaan dengan ramah.

Tarif Listrik April-Juni 2024 Diputuskan Tidak Naik

Ibu dua anak ini, sejak kecil terbiasa membantu orang yang membutuhkan pertolongan. Jiwa sosialnya mulai tertanam ketika duduk di bangku sekolah dasar.

“Dulu kalau ada teman yang korengan, saya coba obati,” tutur Aminah di  Pos Pelayanan Masyarakat miliknya di Jalan Toba D7 No 21, Komplek Bea Cukai Sukapura, Jakarta Timur.

SKK Migas: Komersialisasi Migas Harus Prioritaskan Kebutuhan Dalam Negeri

Pos Kesehatan Masyarakat miliknya sudah beroperasi sejak tahun 1994 . Bermodal izin praktik, dirinya menjalankan kesehariannya dengan menolong warga yang sakit. Bahkan, bidan Aminah sudah mendirikan Yayasan Al Amien, yang saat ini masih dipegangnya.

Pos Kesehatan itu tidak hanya melayani persalinan saja, melainkan berbagai keluhan penyakit yang diderita pasien. Mulai dari penyakit ringan hingga penyakit berat. “Kalau tidak dapat ditangani, saya akan merujuk pasien ke rumah sakit,” katanya.

Pasien yang dilayaninya sebagian besar masyarakat bawah maupun pemulung. Karena itu, bidan Aminah ikhlas jika pasiennya membayar dengan bumbu dapur, sayuran, ataupun penggorengan.  Malah tak jarang hanya ucapan terima kasih.

“Bagaimana mereka mau bayar. Paling mereka hanya bisa menangis,” katanya lirih.

Namun semua itu diterimanya dengan tulus dan ikhlas. Selain itu dia tak ingin apa yang sudah dilakukannya lantas dipamerkan hanya semata-mata untuk dipandang.

Meskipun kerap kekurangan, namun Aminah tidak meminta bantuan dana kepada donatur untuk membantu orang lain. Dia menggunakan uang pribadinya untuk menjalankan misi kemanusiaannya.

Rumah berlantai dua miliknya pun dijadikan pos kesehatan. Lantai dasar terdapat satu kamar persalinan khusus dengan peralatan lengkap, satu kamar lainnya untuk perawatan intensif. Lima kamar tidur lainnya untuk perawatan yang masing-masing disekat. Lantai dua dibuat menjadi ruang ultrasonografi.

Dia menjadikan rumahnya sebagai pusat pelayanan, karena tidak mampu untuk membayar biaya kontrak yang diperuntukkan sebagai pos kesehatan.

Mobil mini van pribadinya pun disulap menjadi mobil ambulans. Dia juga tak ragu jika harus menyetir sendiri jika pasien membutuhkan jasa angkut ambulans.

Untuk keberlangsungan usahanya membantu orang yang tidak mampu, bidan Aminah memberlakukan subsidi silang. Biaya pengobatan pasien miskin yang tak mampu membayar, akan disubsidi dari pasien yang membayar.

Dia mengungkapkan, saat ini masih banyak warga Jakarta yang hidup di bawah garis kemiskinan.

Selain sebagai bidan, Aminah juga mengajar etika kedokteran. “Saat mengajar saya jejali anak-anak dengan idealisme dan, loyalitas kepada masyarakat,” terangnya.

Sampai kapan bidan Aminah akan menjalankan misi sosialnya? Jawabannya, “Sampai saya diberi kesehatan, diberi umur panjang. Alhamdulillah, sampai sekarang saya masih diberi kesehatan,” ungkapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya