Krisis Keuangan AS

Pemerintah Sulit Atasi Ketakutan Investor

VIVAnews. Langkah penyelamatan pemerintah Amerika Serikat (AS) dengan memberi pinjaman darurat kepada asuransi American International Group (AIG) Selasa lalu ternyata belum mengatasi keresahan para investor dan pialang saham. Mereka tampak pasrah bahwa krisis keuangan di bursa saham masih belum berakhir dan akan terus memakan korban.

Buktinya, harga-harga saham di bursa Wall Street Rabu sore, 17 September 2008, waktu setempat (Kamis pagi WIB) terus menurun. Indeks harga saham industri Dow Jones turun 4,1 persen atau 449,36 poin hingga ke level 10.609,66 poin. Awal pekan ini penurunan indeks juga melebihi 4 persen – rekor terburuk yang dicetak di bursa Wall Street sejak serangan teroris September 2001.  “Mungkin situasi ini merupakan kepanikan yang paling besar sejak krisis kredit muncul [awal tahun ini],” kata Roy Smith, pakar keuangan dari University of New York.

Kembali anjloknya harga saham tersebut menandakan bahwa para investor dan pelaku pasar masih belum yakin dengan intervensi yang dilakukan pemerintah AS – yang memberi pinjaman darurat US$ 85 miliar kepada AIG yang tengah terlilit kredit macet di sektor hipotek rumah. Masalahnya, krisis tersebut tidak saja dialami oleh AIG namun juga telah melanda deretan institusi keuangan papan atas. Kepercayaan investor turun drastis dan anjlok pulalah harga saham para pemain bursa. 

Para korban sudah bermunculan dan mereka adalah pemain-pemain lama di bursa Wall Street. Contoh yang jelas adalah Lehman Brothers yang awal pekan ini jatuh bangkrut setelah dilanda krisis serupa dan tidak mendapatkan suntikan dana dari pihak manapun. Masalah juga mendera Merrill Lynch yang masih terselamatkan di menit-menit akhir setelah mayoritas saham diambil alih oleh Bank of America. Begitu pula AIG. Kendati berstatus sebagai asuransi terbesar di dunia, perusahaan yang berbasis di New York tersebut sampai harus mendapat pertolongan dari pemerintah.
Namun bukan tidak mungkin korban tewas seperti Lehman Brother akan terus bermunculan. Para direktur dan staf Morgan Stanley dan Goldman Sachs pun ketar ketir melihat harga-harga saham mereka terus-menerus anjlok.  “Kita berada di tengah-tengah bursa yang diliputi ketakutan dan rumor,” kata John Mack, CEO Morgan Stanley, bank investasi kedua terbesar di AS.

Kalangan pelaku pasar dan pengamat pun sepakat, sebanyak apapun bantuan darurat yang digelontorkan pemerintah kepada para institusi yang bermasalah tidak akan menutup krisis yang telah menghanguskan ratusan miliar dolar dalam sekejap. Pemerintah dan Bank Sentral AS sangat sulit memberikan pinjaman lagi seperti yang mereka lakukan kepada AIG karena akan sulit mempertanggungjawabkan begitu besarnya dana yang keluar kepada para pembayar pajak .

Masalahnya terletak pada ketakutan dan ketidakpercayaan pasar atas performa institusi-institusi keuangan yang menghadapi kredit macet. Tiada yang bisa dilakukan selain menyaksikan seleksi alam terus berjalan dengan munculnya korban-korban yang jatuh bangkrut seperti Lehman Brothers. Cara lain adalah melihat seberapa kuat komitmen sesama institusi keuangan yang masih belum sakit dalam mempertaruhkan tabungan mereka sebagai dana darurat untuk membantu para kompetitor yang tengah bermasalah. 


Mutia Ayu Cerita Kedekatan Sang Putri dengan Marthino Lio Pemeran Glenn Fredly
Menteri ATR/BPN Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) perdana kunjungan ke IKN

Jokowi Minta AHY Selesaikan 2.086 Hektar Lahan Bermasalah di IKN Tanpa Ada Korban

enteri ATR/BPN, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkap 2.086 hektar tanah di Ibu Kota Nusantara (IKN) masih bermasalah. Lahan itu, kata dia, masih ditempati oleh masya

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024