VIVAnews - Industri perbankan Indonesia akan semakin tertekan jika Kongres Amerika Serikat terlalu lama mengambil keputusan soal bailout US$ 700 miliar untuk industri finansial di negeri itu.
Alotnya perdebatan antara pemerintah AS dengan Kongres membuat Presiden George W Bush 'mengumumkan' ekonomi negerinya dalam bahaya. Sebab implikasi dari sikap Kongres membuat saham-saham di Wall Street semakin menurun. Dan, sudah pasti imbas negatifnya akan cepat merembet ke negara-negara lain, termasuk Indonesia.
Selain itu pasar antarbank di Amerika akan tetap lumpuh dan akibatnya bank enggan memberikan pinjaman, sebab biaya bunga disetor bank akan tetap tinggi walau mereka sudah menetapkan bunga rendah.
"Masalahnya bukan bunga saja, tetapi lebih kepada risiko gagal bayar," kata ekonom Standard Chartered Bank Fauzi Ichsan kepada VIVAnews, Jumat 26 September 2008. Dalam kondisi ekoomi global seperti saat ini, meski debitur bersedia membayar pinjamannya dengan bunga tinggi, kreditur (bank) tetap saja ketakutan.
Bagi Indonesia, imbuh Fauzi, yang paling terpukul adalah industri perbankan sebab otomatis bank-bank besar di luar negeri enggan meminjamkan uangnya karena biaya bunga yang tinggi. Bank-bank akan mengalami kesulitan likuiditas seperti yang sudah mulai dirasakan saat ini. "Terutama untuk likuiditas dolar. Sekarang ini sudah sulit mendapatkan dolar," ujarnya.
Fauzi sependapat dengan pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang mewaspadai dampak menengah dan panjang krisis AS. Sebab jika bailout disetujui, itu artinya pemerintah Amerika harus menerbitkan surat utang sebesar US$ 700 miliar. "Artinya Amerika harus mencari US$ 700 miliar untuk membeli aset-aset busuk dari pasar. Uangnya ya dari penerbitan treasury bill," kata Fauzi.
Untuk mendapatkan dana cepat dari pasar, pemerintah negara adi daya itu diperkirakan akan memberlakukan bunga tinggi. Saat ini imbal hasil treasury bill untuk tenor lima tahun sebesar 3 persen. "Jadi kalau mau menerbitkan yang US$ 700, bunganya harus di atas tiga persen," kata dia.
Dengan bunga tinggi, otomatis imbal hasil surat utang yang diterbitkan pemerintah Indonesia akan tinggi juga. "Jadi global funding cost akan tinggi terutama untuk jangka menengah dan panjang," ujarnya.
VIVA.co.id
24 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
VIVA Networks
Setelah menang melawan Chef Arnold, mobil andalan Codeblu terungkap saat tiba di kediaman Denny Sumargo di Jakarta, baru-baru ini. Seperti yang terlihat dalam video singk
Benarkah Insecure Dosa? Begini Kata Habib Jafar
Sahijab
sekitar 1 bulan lalu
Istilah "insecure" erat kaitannya dengan tingkat percaya diri seseorang, yang merupakan perasaan yang dapat berubah sesuai dengan situasi yang dialami. Apakah ini dosa?
Polres Metro Jakarta Selatan telah mengamankan sejumlah orang kasus dugaan penyalahgunaan narkoba diantara enam orang itu ada Chandrika Chika dan Aura Jeixy.
Dangdut Populer: Rumah Via Vallen Digeruduk Warga, hingga Pesan Penting Lady Rara
JagoDangdut
sekitar 1 jam lalu
Kabar mengejutkan datang dari keluarga Via Vallen, rumah sang biduan yang berada di Sidoarjo, Jawa Timur, tiba-tiba saja digeruduk oleh warga pada Senin, 22 April 2024.
Selengkapnya
Isu Terkini