Jelang Eksekusi Amrozi cs

Mereka yang Tamat di Bukit Nirbaya

VIVAnews -- Malam 26 Juni 2008 hampir  pergi. Tapi bukit Nirbaya, Nusakambangan, belum juga terlelap. Sejumlah pria terlihat sibuk. Ini jelas bukan pemandangan biasa. Mereka sigap mengikat tubuh seorang  pria dengan ban dalam mobil.

Siap Tanding ! Bank Mandiri Resmi Umumkan Tim Proliga 2024 Putri, Jakarta Livin' Mandiri (JLM)

Lalu tubuh itu diikat pada tiang setinggi dua meter yang sudah  dipancang ke tanah. Tangannya diborgol. Rantai borgol itu menjuntai ke tanah, menyatu dengan borgol lain yang menjepit keras kedua kakinya.
 
Pria yang diikat itu bertubuh keling. Dililit begitu rupa dia jelas tidak bisa bergerak, apalagi meronta. Dia terlihat seperti mumi yang usianya ratusan tahun.

Para pengikat itu seperti berlomba dengan waktu. Mereka buru-buru merekatkan kain hitam di dada kiri lelaki itu. Di kain hitam itu ada tanda merah. Tanda merah persis dijantung. Si keling masih bernafas.

Lima meter di depan pria itu,12 pria berdiri tegak. Mereka bersiaga dengan bedil yang sudah terkokang.Semua moncong bedil diarahkan ke tanda  merah, yang melekat dijantung si mumi.

Kiprah Ninja Xpress Jadi 'Teman' UMKM Bantu Naik Kelas

Lalu bedil meletus.Peluru meluncur langsung ke jantungnya. Tapi nyawanya masih bertahan tujuh menit. Sesudah itu, mati.

Kisah di atas dicuplik dari cerita Romo Carolus, Paroki Gereja Katolik, St Stephanus, Cilacap, Jawa Tengah. Sang Pastor menyaksikan langsung  eksekusi mati  Hansen Anthony Nwaolisa dan Samuel Iwuchukwu Okoye, karena dia jadi pendamping rohani keduanya.

Anthony dan Samuel berasal dari Nigeria dan dihukum mati karena kasus narkoba. Mereka masih muda-muda. Anthonny berusia 39 tahun dan Samuel berusia 38 tahun.

Malam tanggal 26 Juni itu mereka dieksekusi satu per satu. "Saya melihat sendiri mereka ditembaj," kata sang Pastor. Tapi mereka tidak langsung tewas. 

Masuk Usia Kepala 4, Vicky Prasetyo Sudah Siapkan Kain Kafan?

"Anthony baru meninggal setelah tujuh menit dan Samuel lebih lama lagi," kata Pastor Carolus kepada VIVAnews. Selain eksekutor, sang Pastor, seorang dokter juga hadir  di bukit itu.

Bukit Nirbaya adalah bab terakhir kehidupan para terpidana mati di Nusakambangan. Amrozi, Imam Samudera dan Ali Ghufron terpidana mati kasus bom Bali,bakal dieksekusi di bukit itu.

Tiga tiang sudah dipancang di sana. Nyawa ketiganya tinggal menunggu waktu. Trio bomber ini dihukum mati karena di pengadilan terbukti terlibat pengeboman di Kuta, Bali, pada 2002.

Perbuatan mereka mengakibatkan 202 orang tewas sebagian besar warga negara asing, ratusan lainnya cedera. Dunia mengutuk mereka. Bahkan setelah peristiwa ini, ekonomi Bali yang mengandalkan dari sektor Pariwisata sempat mati suri. Itulah sebabnya, kerbat korban bom Bali ingin melihat mereka dieksekusi.

Sesudah mereka masih banyak terpidana lainnya yang bakal tamat di bukit itu. Menurut data Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia, di Nusakambangan ada 52 narapidana lagi yang menunggu giliran dibedil, 43 di antaranya adalah kasus narkoba termasuk 13 warga negara asing. Sisanya kasus pembunuhan dan terorisme.

Sebenarnya, tidak semua terpidana mati langsung dieksekusi. Sebagai contoh adalah Bahan Matar. Dia divonis hukuman mati karena kasus pembunuhan. Masuk Nusakambangan sudah sejak 1971. Artinya dia menanti eksekusi selama 37 tahun.

Di Nusakambangan dia berkelakuan santun dan baik. Dia pun pasrah saja jika sewaktu-waktu harus berhadapan dengan eksekutor.

Menurut seorang petugas penjara di Nusakambangan, biasanya eksekusi mati itu dilakukan berdasarkan skala prioritas. Makin buruk kelakuannya makin cepat dia dieksekusi.

Contohnya, Rio Alex Bullo, terpidana pembunuhan berantai. Begitu masuk Nusakambangan dia membunuh lagi, sasarannya teman satu tahanannya. Rio dieksekusi Agustus 2008.

Terpidana yang menunggu giliran dibedil itu berada di Nusakambangan bersama sekitar 3000 orang narapidana lainnya. Mereka dijaga oleh 120 pegawai Lembaha Pemasyarakatan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Jawa Tengah.

Para terpidana itu menghuni empat penjara yang masih berfungsi di sana, yaitu penjara Batu, Besi, Kembang Kuning dan penjara Permisan.

Empat penjara ini adalah peninggalan Belanda. Penjara tertua adalah Permisan yang dibangun pada 1908. Kondisinya kini kurang terawat. Di penjara yang terletak di ujung selatan pulau Nusakambangan inilah dikurung Kusni Kasdut, si pembunuh berdarah dingin. Juga Johny Indo dan si pembantai 10 bocah, Robot Gedek.

Kemudian pada 1928, didirikan penjara Batu. Ini disebut penjara bersih, sebab di sini adalah tahanan politik seperti Soebandrio. Di penjara inilah pernah ditahan Pengusaha Bob Hasan dan Tommy Soeharto, putra penguasa Orde Baru, Soeharto. Bahkan trio bomber itu pun menjadi penghuni Penjara Batu.

Hari ini, Jumat 7 November 2008, Nusakambangan benar-benar menjadi pulau terisolir. Ke sana hanya masuk sejumlah polisi berbedil, lalu ada kiriman tiga keranda.

Apakah Anda mendengar letusan senapan tadi malam? "Belum, eh saya nggak tahu," seorang bernama Rio Armada menjawab. Dia baru tiba di Pelabuhan Wijaya Pura dari dari Nusakambangan. Kemudian dia buru-buru meninggalkan wartawan VIVAnews.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya