Provinsi Jawa Tengah

Alamat: Jl. Pahlawan No. 9 Lt. 11/12 Semarang
Telepon: 024 - 8415548, 8453676
Fax: 024 - 8318890
Email: kpde@jawatengah.go.id
Website: www.jawatengah.go.id

Arema FC Langsung Tatap Laga Lawan PSS 

Provinsi Jawa Tengah berbatsan dengan Provinsi Jawa Timur di sebelah timur, Laut Jawa di sebelah utara, Provinsi Jawa Barat di sebelah barat, serta Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Samudra Hindia di sebelah selatan. Ibukota provinsi terletak di Semarang. 
   
Jumlah penduduk sebesar 32,63 juta jiwa (Oktober 2008) dengan tingkat kepadatan penduduk 12.355 kilometer persegi (2008). Jumlah penduduk usia kerja sebanyak 24,41 juta jiwa dengan angkatan kerja sebanyak 16,69 juta jiwa dan bukan angkatan kerja sebanyak 7,72 juta jiwa. Angkatan kerja terdiri dari penduduk yang bekerja sebanyak 15,46 juta jiwa dan pengangguaran 1,23 juta jiwa. Sedangkan untuk bukan angkatan kerja terdiri dari penduduk yang masih sekolah sebanyak 1,87 juta jiwa, penduduk yang mengurus rumah tangga sebanyak 4,33 juta jiwa dan lainnya sebanyak 1,52 juta jiwa. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sebesar 68,37 persen, dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 7,35 persen.

Jumlah penduduk miskin pada tahun 2007 sebanyak 6,56 juta jiwa (20,43 persen) dimana 59,02 persen berada di pedesaan. Upah Minimum Provinsi (UMP) tahun 2008 sebesar Rp 575.000. Jumlah penerima BLT (2005) menurut kategori sangat miskin sebanyak 349 ribu jiwa,  miskin  sebanyak 1,55 juta  jiwa, dan mendekati miskin sebanyak 1,28 juta  jiwa.



SUMBER DAYA ALAM

Pertanian, Perkebunan dan Perikanan
Luas lahan sawah sebesar 1,67 juta ha dengan produksi padi yang dihasilkan sebanyak 8,73 juta ton padi sawah dan padi ladang. Produksi sayur mayur dan buah-buahan sebesar 20,46 juta ton dengan luas panen 53,25 juta ha dan luas areal perkebunan rakyat 434.083,19 ha yang meliputi lahan cengkeh, jahe, karet, kopi, jarak, kakao, kapas, kelapa, kemiri, kencur, kunyit, lengkuas, nipah, melinjo, dan lain-lain dengan produksi tahun terakhir 2004 sebanyak 4,45 juta ton. Hasil perikanan sebesar 298 ribu ton dengan nilai 7,87 triliun rupiah yang terdiri dari perikanan laut dan perikanan darat, dan tahun 2006 nilai ekspor mencapai 17,06 ribu ton atau bernilai US$ 70,54 juta.

Kehutanan
Luas lahan kehutanan mencapai 650 ribu ha (19,97 persen dari luas daratan) dengan tingkat produksi pada tahun 1998 mencapai 644.148 m3 dengan perincian kayu bundar kecil (A1) 79.265 m3, kayu bundar sedang (A2) 65.212 m3, kayu bundar besar (A3) 173.696 m3, kayu bahan paket (KBP) 2.209 m3, kayu persegi 822 m3, dan kayu rimba 322.672 m3.

Pertambangan
Potensi tambang emas terdapat di Wonogiri dan Kedu, tembaga di Surakarta dan Wonogiri, biji besi di Wonogiri, batubara di Surakarta dan Rembang, manner di Semarang, Banyumas, Banjarnegara, Wonosobo, Klaten dan Pemalang, fosfat di Semarang, Banyumas, Kebumen dan Purworejo, pasir besi di pantai selatan Cilacap dan Kebumen, batu kapur dan batu gunung tersebar di beberapa daerah. Produksi pertambangan bahan galian golongan A, B, C mencapai 4,26 juta meter kubik, dengan diutamakan eksplorasi bahan galian golongan C yang terdiri dari pasir, kerikil, pasir urug, batu kapur, andesit, dan lainnya). Sumber daya mineral terutama bahan baku semen teridentifikasi di Kabupaten Wonogiri, Blora, Grobogan, kebumen, Pati dan Rembang yang mencapai 165,46 miliar ton. Kapasitas produksi batu kapur secara nasional yang diproduksi di Kabupaten Rembang mencapai 1,3 juta ton dengan peluang pasar 1,7 juta ton.

KONDISI EKONOMI MAKRO TRIWULAN III-2009

Sentil Gugatan Paslon 01 dan 03 di MK, Qodari Soroti 2 Hal Ini

Pertumbuhan perekonomian Jawa Tengah secara tahunan diperkirakan tumbuh sebesar 5,54% (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan II-2009 sebesar 4,53% (yoy). Pertumbuhan pada triwulan ini terutama didorong oleh pertumbuhan pada sektor Industri Pengolahan, sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) serta sektor Jasa. Masa liburan dan proses pemilihan umum merupakan salah satu pendorong pertumbuhan pada sektor-sektor tersebut. Selain itu,  konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi, sementara investasi tumbuh relatif stabil serta ekspor juga masih menunjukkan trend pertumbuhan.

Konsumsi rumah tangga di triwulan ini diperkirakan tumbuh sebesar 5,84%, meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II-2009 sebesar 5,25% (yoy). Peningkatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga ini disebabkan oleh faktor musiman, misalnya tahun ajaran baru dan liburan sekolah, bulan puasa dan hari besar keagamaan. Konsumsi pemerintah diperkirakan tumbuh sebesar 7,45% (yoy), yang disebabkan peningkatan realisasi belanja pada semester kedua tahun anggaran 2009.

Kunjungan ke Luar Negeri, Prabowo Subianto Akan ke China dan Bertemu Xi Jinping

Pembentukan modal tetap bruto (PMTB), yang mencerminkan pertumbuhan investasi diperkirakan mencapai 5,2% (yoy), sedikit meningkat dibandingkan angka pertumbuhan investasi pada triwulan II-2009 sebesar 5% (yoy).
Peningkatan ini disebabkan oleh beberapa perusahaan telah mulai
melakukan investasi dan realisasi belanja modal dari pemerintah terutama untuk pembangunan infrastruktur. Perkembangan ekspor juga menunjukkan pertumbuhan yang cukup signifikan sebesar 8,44% (yoy), meningkat dibandingkan angka pertumbuhan pada triwulan II-2009 yang mengalami kontraksi sebesar -0,7% (yoy). Kinerja ekspor non migas tercatat sebesar
USD 590,43 juta. Trend peningkatan ini terlihat dari periode bulanan, nilai
dan volume ekspor.

Secara sektoral sebagian besar sektor perekonomian mengalami peningkatan pertumbuhan dibandingkan triwulan lalu. Sektor yang memiliki sumbangan terbesar terhadap pertumbuhan diberikan oleh sektor pertanian, sektor PHR serta sektor jasa. Sedangkan secara proporsi, sektor ekonomi utama pembentuk PDRB Jawa Tengah adalah industri pengolahan,
PHR serta pertanian yang memiliki pangsa sekitar 70% dari total PDRB Jawa Tengah.

Sektor pertanian mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan, yang disebabkan adanya pergeseran musim tanam di awal tahun 2008, yaitu sebesar 9,25% (yoy), jauh lebih tinggi dibandingkan posisi triwulan II-2009 sebesar 4,74% (yoy). Sektor industri pengolahan diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 1,73% (yoy), yang lebih besar dibanding triwulan II-2009 (1,09%). Peningkatan ini disebabkan oleh mulai membaiknya permintaan luar negeri terutama untuk produk Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) yang menyebabkan kapasitas produksi mengalami peningkatan.

Sektor PHR diperkirakan tumbuh sebesar 5,95% (yoy), mengalami peningkatan apabila dibandingkan pertumbuhan pada triwulan II-2009 yang tercatat sebesar 5,82% (yoy). Peningkatan pertumbuhan ini diperkirakan didorong oleh peningkatan perdagangan ritel karena musim liburan sekolah, efek dari pilpres di awal triwulan serta faktor mudik lebaran di akhir triwulan.

Inflasi tahunan pada triwulan ini tercatat sebesar 3,20% (yoy), menurun dibandingkan dengan inflasi triwulan sebelumnya sebesar 3,95%. Sementara itu, secara kuartalan (qtq), inflasi sebesar 1,87% (qtq), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 0,26%. Sumber inflasi tahunan berasal dari kelompok makanan jadi, kelompok sandang dan kelompok kesehatan. Sementara itu, faktor yang mempengaruhi penurunan laju inflasi tahunan dalam triwulan ini adalah kelompok transpor yang mengalami penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) cukup signifikan (-6,90%).

Sementara itu, peningkatan inflasi kuartalan disebabkan oleh peningkatan IHK kelompok bahan makanan, kelompok makanan jadi dan kelompok pendidikan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya