Periode 6-23 Oktober 2008

Inilah Saham-saham ‘Kebal’ Krisis

VIVAnews – Selama periode 6-23 Oktober 2008, sebanyak 29 saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) bertahan pada area positif, meski indeks harga saham gabungan (IHSG) telah terpuruk 50 persen lebih. Saham-saham tersebut menguat antara 1-42 persen.

Periode transaksi tersebut merupakan dua hari sebelum PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara (suspend) perdagangan saham di seluruh pasar karena kejatuhan indeks sebesar 10 persen, hingga indeks menyentuh level 1.330-an.

Di antara saham-saham yang menguat tersebut adalah PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BNII), PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP), PT Indika Energy Tbk (INDY), dan PT Bank Ekonomi Tbk (BAEK).

Heboh Dugaan TPPO, Begini Pengakuan Mahasiswa Unnes saat Ikuti Ferienjob di Jerman

Harga UNVR menguat Rp 500 (6,8 persen) menjadi Rp 7.900, BNII naik Rp 35 (8 persen) ke level Rp 470, CMNP menguat Rp 30 (2,3 persen) ke posisi Rp 1.320, INDY terangkat Rp 150 (9,1 persen) ke posisi Rp 1.800, dan BAEK menguat Rp 590 (37,8 persen) ke posisi Rp 2.150.

Sementara itu, saham-saham dengan kenaikan tertinggi adalah PT Keramika Indonesia Asosiasi Tbk (KIAS) yang terangkat Rp 75 (42,9 persen) ke posisi Rp 250, disusul PT Langgeng Makmur Industri Tbk (LMPI) naik Rp 24 (40 persen) ke posisi Rp 84, dan PT Bayan Resources Tbk (BYAN) yang terangkat Rp 570 (39,3 persen) ke level Rp 2.020.

Analis menilai, kenaikan harga saham BII dan Bank Ekonomi diperkirakan karena sentimen positif rencana penawaran tender (tender offer) saham publik oleh Malayan Bank (Maybank) serta Bank HSBC. Sedangkan saham Unilever selama ini dikenal sebagai saham yang cukup defensif.

Bisnis perseroan di industri konsumsi menjadikan saham tersebut lebih ‘kebal’ terhadap krisis.

Pengamat pasar modal David Cornelis mengatakan, pemodal dapat mulai mengakumulasi kembali saham-saham yang defensif dalam kondisi krisis, terutama yang memiliki eksposur kecil pada risiko bisnis operasionalnya.

“Jadi, ketika pasar rebound, saham-saham tersebut mengikuti pergerakan indeks,” tegas David kepada VIVAnews di Jakarta, akhir pekan lalu.

Putra Tamara Bleszynski Ditabrak Orang Tak Bertanggung Jawab di Depan Rumah

Dia menilai, saham-saham unggulan dengan kapitalisasi pasar besar juga akan menjadi penggerak indeks (index movers). Saham-saham tersebut dinilai akan berbalik arah dengan cepat.

Selama periode tersebut, saham-saham perbankan lain yang juga menguat di antaranya PT Bank Mega Tbk (MEGA), naik Rp 300 (9,1 persen) menjadi Rp 3.600 dan PT Bank NISP Tbk (NISP) menguat Rp 40 (5,7 persen) ke posisi Rp 740. Sisanya didominasi saham-saham lapis kedua dan ketiga seperti PT Tifico Tbk (TFCO) yang menguat 38,2 persen, PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI) naik 33,3 persen, PT Tempo Inti Media Tbk (TMPO) menguat 11,7 persen, dan PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk (BMSR) terangkat 11,3 persen.

Namun, analis juga mengingatkan, kenaikan saham-saham tersebut cukup rasional jika diikuti dengan volume transaksi yang besar.

Pemain Chelsea rayakan gol Raheem Sterling

Chelsea Proteksi Raheem Sterling dari Hinaan Fans

Pelatih Chelsea, Mauricio Pochettino coba memproteksi Raheem Sterling. Pemain asal Inggris itu menjadi sasaran ejekan suporter saat tampil di Piala FA lawan Leicester.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024