Imbas Krisis Global

Industri Tekstil Kurangi Produksi 30%

VIVAnews - Sejumlah industri tekstil di Indonesia telah mengurangi produksinya hingga 30 persen. Penurunan ini terjadi menyusul pasar ekpor ke Amerika dan Eropa menurun.

Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Benny Soetrisno mengatakan, pengurangan kegiatan usaha sudah terlihat di beberapa perusahaan milik anggota API. "Ya bisa dikatakan menuju ke arah gulung tikar," ujar dia kepada VIVAnews di Jakarta, Minggu 26 Oktober 2008

Industri tekstil merupakan salah satu penghasil devisa terbesar di Indonesia untuk ekspor nonmigas. Sayangnya, industri ini sering mengalami kesulitan. Tingginya harga minyak dunia beberapa waktu lalu, dan gempuran harga dari Cina dan India menjadi penyebabnya. 

Kini kesulitan industri tekstil dialami lagi. Meskipun pada April 2007 pemerintah telah menggelontorkan anggaran sebesar Rp 225 miliar untuk membantu sektor ini. Bantuan berupa diskon sebesar 11 persen dari nilai pembelian mesin baru, dengan klaim maksimal Rp 5 miliar.

Saat itu pemerintah berharap dengan penggunaan mesin baru, industri teksti menjadi lebih maju dan tidak kalah dengan negara asing. Pemerintah juga mengeluarkan pemberian pinjaman kepada pengusaha yang akan menggantikan mesin tekstil yang sudah tua.

Sayangnya, kejayaan industri tekstil belum terwujud, pasar AS yang merupakan tujuan ekspor terbesar megalami krisis keuangan. Sehingga produksinya juga terancam gagal.

Ganjar soal Prabowo Bakal Rangkul Lawan Politik: Saya Lebih Baik di Luar Pemerintahan 
Ari Sigit, cucu mantan Presiden Suharto

Top Trending: 4 Perempuan Pernah Jadi Istri Ari Sigit, Jayabaya Ramal Kemunculan Gempa Besar

Artikel sederet nama perempuan yang pernah menjadi istri cucu Soeharto, Ari Sigit menjadi yang terpopuler di kanal Trending VIVA.co.id sepanjang Rabu, 24 April 2024

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024