Solusi SAP Mudahkan Pengelolaan Karyawan

Perkembangan sebuah perusahaan perlu diimbangi dengan kemampuan manajemen aset yang handal. Dengan 85 kantor cabang di seluruh Indonesia, Bank Ekonomi membutuhkan sistem pengelolaan sumber daya manusia yang lengkap dan terintegrasi

PDIP Gugat KPU ke PTUN, Ganjar: Tugas Saya dan Pak Mahfud Berakhir Usai Putusan MK

Oleh karenanya, perusahaan itu mensyaratkan sebuah solusi Enterprise Resource Planning Human Capital Management (ERP HCM), yang mampu meningkatkan keterbukaan informasi, kontrol manajemen, standarisasi proses, akurasi, dan efisiensi data perusahaan.

Menurut Bank Ekonomi, ERP HCM yang ditawarkan SAP merupakan solusi HCM yang mereka butuhkan. Dengan solusi tersebut perusahaan memiliki tool untuk mengelola aset terpenting perusahaan, yakni karyawan.

Perbaiki Dop Lampu, Anggota DPRD Kubu Raya Meninggal Dunia

Menurut Valent Kutratio, Kepala Pengembangan Organisasi Bank Ekonomi, solusi ini mempermudah para eksekutif, manager sumber daya manusia (HR) dan jajaran manager untuk merekrut tenaga kerja terbaik di bidangnya, melakukan pelatihan dan mengembangkan keahlian para tenaga kerja mereka.

"Sistem manual kami sudah tidak mampu lagi mendukung pertumbuhan bisnis perusahaan yang kian pesat, menyebabkan proses pengelolaan HR berjalan tidak efektif," ungkap Valent .

Mayjen TNI Anton Resmi Jabat Panglima Divisi Infanteri 2 Kostrad Gantikan Mayjen Haryanto

Untuk mengatasi hal tersebut, Valent mengatakan, diperlukan peningkatan terhadap aksesabilitas informasi agar perusahaan dapat melakukan kontrol dan pengelolaan harian HR di berbagai wilayah dan unit kerja.

"Sebelum ini, sistem manual yang telah ada hanya berfungsi sebagai asisten administrasi, padahal kami membutuhkan sistem HR yang dapat memberikan manfaat nyata bagi jajaran manager," terang Valent.

Setelah melakukan evaluasi secara intensif pada empat vendor piranti lunak internasional, akhirnya Bank Ekonomi memilih SAP ERP HCM dengan PT Astra Graphia Information Technology (AGIT) sebagai partner implementasi.

Implementasi solusi ini akan melibatkan 16 pengguna profesional, 1210 pengguna SAP Employee Self Service dan 140 pengguna SAP Manager Self Service.

Implementasi dibagi hingga beberapa tahap. Fase Pertama, adalah implementasi SAP Human Resources Back-End, yang diharapkan akan siap sedia dalam waktu enam bulan (termasuk Go-Live support).

Fase kedua, adalah implementasi SAP Employee Self Service and SAP Manager Self Service, dan akan go live dalam waktu 6 bulan (termasuk Go-Live support).

Sementara itu, Togar Manurung selaku GM Territory Sales Operations SME SAP Indonesia, mengatakan, ERP masih bisa dikatakan sebagai barang langka di industri perbankan. Karena, umumnya bank masih terfokus pada sistem konvensional.

"Sekarang, sudah mulai banyak bank yang masuk ke GRC (Governance Risk Compliance), menangani aplikasi-aplikasi baru yang lebih modern dan user-friendly, dan masih bisa digarap lagi ke depan," tandas Togar.

Togar menerangkan, merujuk pada riset Gartner, ERP milik SAP menduduki peringkat teratas pangsa pasar dunia. Saat ini, total perusahaan klien SAP berjumlah sekitar 400 tersebar di seluruh dunia, di mana 50 persen di antaranya adalah Small-Medium Enterprise (SME).

"Pertumbuhan klien SME begitu pesat sejak kami luncurkan SAP Business All-in-One karena harganya relatif terjangkau, yaitu US$ 30.000 (Rp 300 juta) per unitnya," ujar Jessica Schwarze. "Sekarang, SME cenderung membutuhkan aplikasi yang analitis, tak lagi hanya untuk mempercepat tugas administratif."

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya