Indosat Lunasi Obligasi Rp 1,8 Triliun

VIVAnews - PT Indosat Tbk (ISAT) melunasi pokok dan bunga obligasi Indosat III seri A tahun 2003 sebesar Rp 1,86 triliun. Pelunasan obligasi itu menunjukkan posisi likuiditas Indosat yang kuat, meski kondisi ekonomi makro kurang mendukung.

“Sesuai komitmen kepada investor, kami berupaya untuk memenuhi seluruh kewajiban kepada pemegang obligasi sejak penerbitan sampai pelunasan,"  kata Direktur Utama Indosat Johnny Swandi Sjam dalam penjelasan keterbukaan informasi bursa di Jakarta, Jumat 24 Oktober 2008.

Menurut dia, Indosat menunjukkan kinerja yang solid selama sembilan bulan pertama 2008. Pendapatan usaha dan laba bersih bertumbuh sehingga mampu mengontribusi kemampuan perusahaan untuk membiayai belanja modal dan melunasi kewajiban.

Terpopuler: Indonesia U-23 Fenomenal, Ernando Ari Kepikiran Arkhan Fikri

Selain itu, profil likuiditas Indosat tetap mencukupi menyusul keberhasilan penawaran tender (tender offer) atas obligasi dolar Amerika Serikat (AS) sebesar US$ 205,8 juta karena perubahan pemegang saham pengendali.

Belum lama ini, perusahaan pemeringkat, Moody’s Investor Service, juga menetapkan kembali peringkat perusahaan Ba1 untuk mata uang lokal dan Ba2 (mata uang asing) dengan prospek stabil (stable outlook). Peringkat itu menunjukkan kekuatan posisi likuiditas Indosat.

Per 30 September 2008, pendapatan usaha Indosat mencapai Rp 13,65 triliun, atau naik 14,9 persen dibanding periode sama 2007 sebesar Rp 11,88 triliun. Pertumbuhan itu ditopang kenaikan pendapatan sektor data tetap (MIDI) sebesar 35,3 persen atau menjadi Rp 2,12 triliun dari sebelumnya Rp 1,57 triliun.

"Trafik percakapan melalui jaringan Indosat sangat tinggi selama bulan Ramadhan. Hal itu memicu kenaikan pendapatan dalam triwulan III-2008," kata Johnny, belum lama ini.

Johnny menambahkan, pertumbuhan trafik percakapan dan layanan pesan singkat (short message service/SMS) pada triwulan III-2008 juga tumbuh melampaui triwulan sebelumnya.

Dia mengungkapkan, pendapatan seluler mengontribusi Rp 10,22 triliun terhadap pendapatan usaha perusahaan. Kontribusi itu naik 11,8 persen dari periode sama 2007 sebesar Rp 9,15 triliun. Sedangkan, sektor telepon tetap bertumbuh 11,7 persen menjadi Rp 1,30 triliun dibanding sebelumnya Rp 1,16 triliun.

Johnny juga mengakui, pendapatan sebelum beban bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi perusahaan hingga September 2008 meningkat 7,4 persen menjadi Rp 6,72 triliun dari sebelumnya Rp 6,26 triliun. Laba bersih perseroan pada triwulan tersebut naik menjadi Rp 1,47 triliun dibanding periode sama 2007 yang mencapai Rp 1,44 triliun, atau naik 1,9 persen.

Pimpinan Ponpes Tajul Alawiyyin, Habib Bahar bin Smith

Top Trending: Habib Bahar Akui Kemenangan Prabowo Gibran hingga Seorang Ulama Kritik Nabi Muhammad

Artikel top trending pertama yakni mengenai Akui Kemenangan Prabowo-Gibran, Habib Bahar: Saya Ambil Hikmahnya PDIP Nyungsep tengah disorot oleh para pembaca

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024