Pinggang Melar? No Way!

VIVAnews - Tidak pede memakai busana ngepas badan, karena lemak menumpuk di bagian pinggang? Jangan hanya itu yang Anda cemaskan. Ternyata, menurut ahli gizi, dr. Luciana Sutanto, ukuran pinggang melebihi ideal dapat menjadi indikator timbulnya beragam penyakit, seperti jantung koroner dan diabetes melitus. Jadi, mulai ’kencangkan’ ikat pinggang, yuk!

Generasi Muda Harus Cerdas Finansial Dalam Menabung dan Kelola Keuangan

Mengapa tumpukan lemak berlebih di pinggang dapat memicu munculnya beragam penyakit?
Ukuran pinggang menjadi besar, karena lemak menumpuk dalam rongga perut. Hal ini dikarenakan kelebihan asupan energi yang secara kumulatif ditimbun sebagai cadangan energi berupa lemak tubuh. Sehingga berpotensi meningkatkan kolesterol LDL (kolesterol jahat) dalam darah. Secara sederhana dapat dikatakan, semakin panjang ikat pinggang Anda semakin tinggi kadar kolesterol LDL dalam darah.

Dalam kondisi ini, kolesterol LDL bisa menempel di saluran darah yang akhirnya menyebabkan pembuluh darah mengeras (arteroklerosis). Akibatnya, sirkulasi darah tidak lancar, sehingga terjadi penyumbatan pada jantung. Maka terjadilah, jantung koroner. Sumbatan ini juga bisa terjadi di bagian otak, yang akhirnya bisa mengakibatkan stroke.

Kondisi Tragis di Gaza, FYP Minta Yordania-Mesir Buka Perbatasan untuk Bantuan Kemanusiaan

Ukuran lingkar pinggang melebihi ideal, ternyata juga amat berisiko mengalami resistensi terhadap insulin. Resistensi insulin merupakan suatu keadaan ketika tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara tepat. Hal ini terjadi karena kadar gula darah lebih tinggi dari normal. Lama kelamaan, kondisi ini dapat berkembang menjadi diabetes melitus.

Yang perlu disadari, keadaan ini secara tidak langsung juga bisa menyebabkan gangguan fungsi organ tubuh lainnya. Seperti, pembengkakkan hati, penyakit ginjal, bahkan gangguan saluran pencernaan.    
 
Mengapa lingkar pinggang bisa menjadi indikator timbulnya penyakit?
Distribusi lemak tubuh yang paling dominan adalah pada perut, pinggang dan pinggul. Jaringan lemak lebih banyak di perut, sehingga ‘deposit’-nya lebih banyak di bagian tersebut. Nah, jika lemak sudah menumpuk di tubuh bagian tengah, umumnya dapat terjadi obesitas abdonimal (sentral). Kondisi ini lebih berbahaya, ketimbang obesitas keseluruhan, karena bagian perut merupakan sentral atau pusat fungsi organ-organ tubuh. Jika bagian sentral terganggu, otomatis dapat mengganggu sistem metabolisme tubuh.

Heru Budi Didesak Segera Bangun Proyek Pengelolaan Sampah Sunter yang Mangkrak 5 Tahun

Umumnya obesitas abdominal ini dialami pada wanita yang memiliki tubuh bentuk apel (android), yang ditandai dengan penumpukkan lemak berlebihan di tubuh bagian atas. Jadi, jika Anda memiliki tubuh bentuk apel, risiko terkena penyakit-penyakit tersebut lebih tinggi, ketimbang wanita yang bertubuh bentuk pir (ginoid)

Benarkah ukuran pinggang tidak boleh melebihi 80 cm?
Selama ini untuk mengukur lemak tubuh sebagai cermin kegemukan seringkali digunakan metode indeks massa tubuh (IMT), dengan cara membagi nilai berat badan (kg) dengan tinggi badan (dalam satuan meter dikuadratkan). Jika hasilnya > 25, berarti tubuh kelebihan berat badan atau obesitas.

Tapi, ada cara yang relatif lebih mudah dan akurat dalam menakar lemak tubuh yang berlebih. Caranya, ukur lingkar pinggang Anda menggunakan pita meteran (biasa dipakai penjahit). Bila ukurannya melebihi 80 cm, sebaiknya jangan disepelekan. Kondisi ini bisa dijadikan indikator Anda berisiko mengalami sindroma metabolic, gejala penyakit-penyakit berkaitan dengan kegemukan. Pada wanita Asia, secara medis ukuran pinggang ideal sebaiknya tidak > 80 cm, sedangkan pada pria ukurannya tidak > 90 cm

Cara lain mengukur pinggang ideal yang lebih lebih akurat?
Caranya bisa diukur berdasarkan distribusi lemak dalam tubuh. Untuk mengetahui timbunan lemak pada rongga perut dapat diketahui melalui perbandingan antara ukuran lingkar pinggang dengan lingkar pinggul. Atau, lebih dikenal sebagai nilai rasio lingkar pinggang dan pinggul (waist to hip ratio).

Dengan menggunakan alat sama, lingkar pinggang diukur tepat di atas pusar, sedangkan lingkar pinggul diukur tepat di bagian pertengahan bokong. Jika hasil pembagian besarnya di atas 0,9 dapat dijadikan indikasi berisiko tinggi terkena sindroma metabolik.

Misalnya, ukuran lingkar pinggang Anda sebesar 85 cm, sedangkan ukuran pinggul 90 cm. Setelah 85 dibagi 90, hasilnya 0,94. Ternyata, Anda berisiko terkena penyakit yang berkaitan dengan kegemukan.

Yang harus dilakukan untuk memiliki lingkar pinggang ideal?
Kegemukan terjadi karena kalori yang masuk dan keluar tidak seimbang. Jika aktivitas yang bisa membakar kalori sangat minim dilakoni, sementara asupan makanan berlebihan ke dalam tubuh, akibatnya tubuh dapat menimbun lemak.

Apalagi jika makanan yang dikonsumsi cenderung mengandung gula, dan berlemak tinggi. Makanan mengandung lemak jenuh ini secara otomatis langsung menumpuk ke jaringan lemak yang paling dominan, yaitu bagian perut, pinggang, dan paha.

Jadi, mulailah mengganti camilan Anda dengan makanan sehat, seperti buah-buahan atau yogurt.  Selain itu, jika ingin perut buncit ‘mengempis’, jangan cepat bosan berolahraga. Tapi, mengapa lemak di perut tidak cepat ’menyusut’, meski sudah rutin berolahraga? Karena lemak paling banyak menumpuk di bagian perut, maka kapasitas lemak yang perlu dibakar pun lebih besar.

Otomatis agar kembali ramping membutuhkan waktu lebih lama. Jadi, wajar, dong, bila bagian lengan Anda terlihat mengecil terlebih dulu ketimbang perut. Jenis olahraga yang efektif merampingkan perut adalah berjalan kaki. Lakukan 30 menit sehari, sebanyak 2-3 kali seminggu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya