Renne Kawilarang

Jurus Ampuh Gordon Brown

VIVAnews – Ternyata bukan George W. Bush dan paket bantuan US$700 miliar melainkan Gordon Brown yang menjadi titik balik krisis keuangan yang meresahkan warga dunia. Bagi kalangan analis dan media internasional, perdana menteri Inggris tersebut dianggap telah menerapkan langkah  jitu dan efisien yang akhirnya memberi harapan bahwa krisis keuangan dunia bisa teratasi.

Pekan lalu, para pelaku perdagangan saham di bursa-bursa utama dunia sudah frustrasi dengan lambannya Bush dan para petinggi di Washington DC untuk segera menyelamatkan industri perbankan dari krisis kepercayaan dan kredit macet. Program penyelamatan ekonomi dengan dana talangan US$700 miliar pun yang mati-matian diperjuangkan di parlemen (Kongres) sudah dianggap kehilangan momentum karena investasi yang diperdagangkan di bursa Wall Street sudah menguap triliunan dolar.

Namun apa yang dilakukan Brown dan timnya sangat cepat dan efektif. Mungkin belajar dari kelambanan dan kebingungan para politisi Amerika dalam menanggapi malapetaka keuangan di industri perbankan, Brown segera menjamin persediaan modal untuk bank-bank domestik, baik dalam bentuk penyediaan pinjaman maupun pembelian saham.

Maka, Rabu pekan lalu, 8 Oktober 2008, Brown mengumumkan paket bantuan untuk industri perbankan. Dari Downing Street, Brown – yang telah berpengalaman selama lebih dari 10 tahun sebagai menteri keuangan Inggris – memerintahkan penyediaan anggaran 50 miliar pound sterling atau US$ 88 miliar sebagai pinjaman darurat bagi bank dan perusahaan keuangan yang dirundung kredit macet. Sebagai imbal-balik, pemerintah akan menguasai sebagian kepemilikan bank-bank penerima rekapitalisasi.

Bank Sentral Inggris juga siap mengucurkan pinjaman jangka pendek hingga 200 miliar pound sterling, atau naik dua kali lipat dari jumlah sebelumnya. Selain itu juga disiapkan jaminan pinjaman hingga 250 miliar pound sterling dengan suku bunga komersil untuk memastikan agar pinjaman antar bank tetap berlangsung.

Ketahui Manfaat dan Risiko Saham Blue Chip, Dapatkan Dividen yang Konsisten

Maka, dalam tujuh hari terakhir, Brown secara parsial melakukan nasionalisasi sektor perbankan tanpa mengundang resistensi dari kaum oposisi Konservatif di parlemen maupun dari para pelaku bursa saham. Efeknya mujarab, 

Entah karena momennya berlangsung kebetulan, kebijakan Brown mendatangkan efek mujarab. Kalangan perbankan dan investor di Inggris bisa merasa tenang karena dengan program bantuan tersebut, pemerintah menjamin aliran kredit tetap berjalan. Bank pun tidak perlu takut permohonan pijamannya ditolak atau pinjamannya tidak dibayar sepanjang ditanggung pemerintah.

Jaminan modal yang diberikan pemerintah Inggris bagi perbankan domestik pada akhirnya menjadi inspirasi tetangga-tetangganya di Eropa Daratan, yang sudah khawatir bahwa malapetaka keuangan yang berpusat di bursa Wall Street, AS, mulai menular ke negeri mereka. Langkah terpadu pun akhirnya dilakukan. Dalam pertemuan di Paris, Senin, 13 Oktober 2008, para pemimpin tujuh negara di Eropa (termasuk Inggris) siap mengucurkan dana sebesar US$ 2,3 triliun untuk menyembuhkan perbankan regional.

Sekitar US$ 341 miliar dari dana pinjaman itu akan diperuntukkan untuk merekapitalisasi bank-bank dengan membeli saham di bank-bank tersebut. Kini, AS juga ikut membeli saham bank-bank swasta nasional dengan anggaran US$250 miliar.

Langkah terpadu yang dipelopori Inggris tersebut akhirnya menimbulkan kembali kepercayaan para investor untuk memutarkan dana mereka di lantai bursa. Tak heran bila para pialang di bursa-bursa saham utama awal pekan ini kembali tersenyum melihat harga-harga mulai bangkit setelah berhari-hari anjlok. Kenaikannya pun rata-rata mencapai dua dijit, sehingga diharapkan bisa menjadi momentum yang tepat untuk bangkit dari krisis.

Maka tak heran bila Brown, yang sebelum krisis keuangan melanda dunia hanya dikenal sebagai pemimpin yang kurang populer di Inggris, kini dipandang sebagai pemberi inspirasi bagi kebangkitan sistem keuangan global dari keterpurukan. Politisi berdarah Skotlandia berusia 57 tahun tersebut langsung disanjung-sanjung koran-koran terkemuka di Eropa.

“Bila Inggris punya tokoh sekaliber Winston Churchill semasa Perang Dunia Kedua, kini muncul Gordon Brown di tengah krisis keuangan dunia,” tulis surat kabar “Le Monde” Prancis dan “De Volksrant” dari Belanda.   

Pemenang Nobel Ekonomi 2008, Paul Krugman, pun memberi penilaian khusus bagi Brown dan timnya dalam peran mereka mengatasi krisis keuangan global. “Rencana Inggris memang belum sempurna, namun bisa jadi memberikan contoh yang terbaik dalam penerapan dana bantuan secara luas,” kata Krugman.

Dengan memperhatikan efektifnya program bailout yang diterapkan di negaranya dan bahkan menjadi contoh bagi Eropa dan AS, wajar bila pikiran Brown kini mulai mengawang-awang. Dia kini berharap bisa mempengaruhi lembaga-lembaga keuangan mancanegara, seperti Dana Moneter Internasional (IMF), untuk melakukan aksi terpadu mengatasi krisis keuangan global seperti yang sukses dia terapkan di Inggris dan Eropa.

Kini, patut ditunggu apakah resep ala Brown tersebut bisa disetujui dan diterapkan oleh para pemimpin manca negara dan otoritas keuangan internasional. Mereka tentunya tidak ingin kehilangan momentum untuk meniru keberhasilan Eropa, terutama Inggris, dalam menggalang aksi bersama mengatasi krisis. (Renne Kawilarang)

Beli Properti Bisa untuk Rumah Tinggal Sekaligus Investasi Jangka Panjang
Penumpang bus dari terminal Batoh, Banda Aceh. VIVA/Dani Randi

Arus Mudik di Aceh Diprediksi Meningkat 9 Persen pada 2024

Pergerakan arus mudik hari raya Idul Fitri Tahun 2024 di Provinsi Aceh diprediksi mengalami peningkatan dibanding tahun lalu.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024