Mampukah Komoditas Selamatkan IHSG

VIVAnews-Indeks Dow Jones Industrial (DJI) turun 4,06 persen pada perdagangan Rabu, 17 September 2008. Namun, harga emas Kamis, 18 September 2008 pagi sudah bergerak di level US$ 888,3 per troy ounce, atau naik 13,8 persen dari penutupan kemarin US$ 780,50 per troy ounce.

TNI Pasti Profesional Tangani Kasus Oknum Diduga Aniaya Anggota KKB Papua

Sementara itu, harga minyak terakhir sudah berada di level US$ 97,44 per barel, naik 6,9 persen dibanding penutupan sehari sebelumnya US$ 91,15 per barel.
 
Jadi, akankah saham-saham komoditas kembali berkibar di Bursa Efek Indonesia (BEI)? Dalam dua hari terakhir, IHSG memang cenderung bergerak dalam tren naik (bullish).  Alasannya, candlestick yang muncul pada Selasa, 16 September 2008 adalah candlestick bullish

Munculnya candlestick tersebut menunjukkan dukungan (support) IHSG di level  1.550-1.600 merupakan support yang kuat. Jadi, selama support tersebut masih bertahan, IHSG masih berpeluang untuk berbalik menguat (rebound). Setidaknya ke level 1.835-1.880 sebagai target awal, dan selanjutnya 1.928-1.945.

Alasan lain, target harga untuk minyak Nymex hanya di level US$ 95-105 per barel. Setelah menyentuh batas bawah, harga minyak akan kembali rebound.  Dengan keberhasilan minyak Nymex  menembus tahanan (resistance) di level US$ 95 per barel, terbuka peluang melanjutkan rebound hingga US$ 105 untuk target awal, dan US$ 115-120 sebagai target optimal.

Saham-saham komoditas pun diperkirakan kembali menggeliat. Untuk industri batu bara, saham PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) masih di bawah support lama Rp 9.000. Untuk akumulasi, dapat dipertimbangkan di level psikologis Rp 7.500, atau jika harga sudah turun di bawah Rp 8.000.

Sementara itu, untuk minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), saham berkapitalisasi terbesar adalah PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI).  Padahal, harga AALI sudah mendekati support di level Rp 11.900. Jika support tersebut tertembus, support kuat berikutnya di kisaran Rp 6.500-7.500.

Dua hari lalu, harga AALI tertahan di support psikologis Rp 10.000.  Jika harga turun, akumulasi dapat dilakukan pada kisaran Rp 11.350-11.500. Namun, jika harga naik, posisi spekulatif bisa dilakukan bila resistance Rp 12.650 tertembus. Target jangka pendek Rp 13.350-14.150.
 
Di sektor nikel, saham PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO) berada di level psikologis Rp 2.000. Bila masih tertembus, INCO bisa diakumulasi pada Rp 1.500-1.700. Sedangkan saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) bisa mulai diakumulasi di kisaran Rp 1.070-1.160.

Jokowi Enggak Bahas Pemerintahan Prabowo saat Buka Puasa Bersama Menteri di Istana

Untuk komoditas timah, jika dilihat dari pergerakan dua hari terakhir, saham PT Timah Tbk (TINS) bisa diakumulasi di kisaran Rp 1.000-1.280.

Sementara itu, untuk saham PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), terdapat triangle dengan target optimal di kisaran Rp 2.850-3.100. Melihat kenaikan harga minyak, sulit bagi MEDC untuk terkoreksi. 

Jika harga turun, MEDC bisa diakumulasi pada kisaran support, atau di bawah level Rp 3.500. Meski demikian, target jangka pendek MEDC hanya di kisaran Rp 4.000-4.250. Bila harga sudah di atas Rp 3.800, MEDC tidak layak untuk diakumulasi.

Saham Big Caps
Sebaliknya, saham-saham berkapitalisasi pasar besar masih menarik untuk diburu. Saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dapat diakumulasi di level Rp 6.250-6.500, sedangkan PT Astra International Tbk (ASII) Rp 15.400-15.700. 

Israel Gempur RS Al-Shifa Gaza, 200 Warga Palestina Tewas

Jika ASII turun di bawah Rp 15.000, saham sektor otomotif itu dapat diakumulasi. Hal itu karena ASII diuntungkan kenaikan harga komoditas, yang ditunjukkan oleh peningkatan penjualan di luar Jawa.
 
Sementara itu, untuk perbankan, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mulai bisa diakumulasi di level Rp 2.250-2.300, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp 4.900-5.050.

Di bursa global, sebelumnya indeks Dow Jones Industrial bergerak flat di kisaran 11.100-11.800. Artinya, koreksi hingga di kisaran 11.300-11.400 sebenarnya masih normal.  DJI juga sudah berada di kisaran retracement 50 persen dari long term trend di level 10.500-10.700.

Jika DJI mampu ditutup di atas 10.700 dalam satu dua hari, hal itu akan menjadi sinyal bullish untuk jangka pendek.  Tapi, skenario terburuk di level 9.700-9.900.  Tapi, hal itu akan terjadi jika support 10.300-10.400 tertembus. (Satrio Utomo, Equity Capital Market Strategist PT Trimegah Securities)

Dok

Rumah Dekat Asrama Brimob di Slipi Dilahap Si Jago Merah, 17 Mobil Pemadam Dikerahkan

Sebanyak 17 unit pemadam kebakaran dan 85 personel dikerahkan untuk memadamkan kobaran api.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024