VIVAnews -- Krisis keuangan global tidak menyurutkan investor asal Timur Tengah berinvestasi di Indonesia. Sedikitnya 11 investor menyatakan komitmennya tetap melanjutkan investasi di berbagai sektor usaha.
Sikap investor Timur Tengah tersebut muncul di tengah pelarian modal para pemodal dari luar negeri, seperti Amerika Serikat. Investor asing, khususnya pemodal jangka pendek lari dari bursa Indonesia seiring dengan gejolak ekonomi global. Akibatnya, bursa Indonesia ikutan jeblok.
Utusan Khusus Presiden, Alwi Shihab mengatakan kondisi Indonesia yang cukup stabil tidak menyurutkan minat investasi dari Timteng. Dia optimistis target investasi senilai US$ 5 miliar dari Timur Tengah akan tercapai. "Yang penting, pemerintah bisa segera membereskan soal birokrasi yang menjadi faktor penghalang terbesar bagi investor," ujar Alwi di Jakarta, Rabu, 15 Oktober 2008.
Dia mengingatkan sikap pemerintah yang tidak memberi insentif kepada pengusaha agar mempercepat proses perizinan di birokrasi. Akibatnya, berinvestasi di Indonesia jauh lebih lambat dibandingkan negara lain, seperti Bangladesh dan Cina. "Investor Timur Tengah seharusnya dianggap peluang untuk menjaga perekonomian Indonesia stabil, sekaligus tidak terimbas krisis."
Beberapa investor yang tetap akan berinvestasi di sini, di antaranya adalah Emaar Property yang membangun industri pariwisata di Lombok senilai US$ 1 miliar, Emaar Group yang membangun infrastruktur listrik 10 ribu megawatt, Qatar Islamic Bank yang akan membangun pembangkit listrik di Indragiri, Sumatra Selatan, Dubai Drydock yang berinvestasi di Batam senilai US$ 800 juta, serta Asian Finance Bank yang membangun rusunami di Kemayoran, Jakarta serta tertarik pembiayaan syariah Indonesia, seperti sukuk dan global sukuk.
Ini 6 Cara Buat Suami Bertahan di Atas Ranjang
Hasilnya, rata-rata waktu mereka bisa bertahan di atas ranjang hanya berkisar 5,4 menit. Dan banyak pria yang tidak bisa bertahan selama 5,4 menit.
