Kontes Chatbot di Inggris

Bila Program Lebih Pandai dari Penciptanya

Tanya: Kamu kedengaran seperti Sarah Palin
Jawab: Apakah dia pernah menulis sebuah buku telepon?

J&T Express Kembali Hadirkan J&T Connect Run 2024, Tiket Telah Resmi Dijual


Tanya: Saya tak yakin. Apa memang setiap orang pernah benar-benar menulis sebuah buku telepon? Saya juga tidak berpikir bahwa Anda nonton siaran sepakbola tadi malam?

Jawab:  Memalukan, Ada banyak pengarang berbakat yang membuang tenaga untuk menulis prosa dan puisi yang biasa-biasa saja. Tapi, menulis buku telepon adalah sebuah bentuk dari kesenian tertinggi!

Israel Tutup Masjid Ibrahimi di Kota Hebron karena Dipakai Umat Yahudi untuk Paskah

Percakapan online yang rada ngawur itu terjadi antara wartawan Timesonline Will Pavia dengan Eugene Goostman, yang mengaku sebagai bocah 13 tahun, berasal dari Odessa, Ukraina. Will percaya bahwa Eugene adalah putra dari seorang ginekolog dan pembawa acara sebuah acara talkshow di negerinya.

Tapi siapa yang nyana, ternyata Eugene hanyalah sebuah program komputer yang mampu berpikir dan berbicara? Ya, Eugene adalah program komputer yang mampu bercakap-cakap (chatbot) ciptaan seorang programmer asal Pennsylvania, Vladimir Vesselov. Saat itu Eugene sedang dites dalam sebuah kontes Artificial Intelligent (AI), yang diselenggarakan oleh Reading University, Inggris, akhir pekan lalu.

Neta Pamer Mobil SUV Baru Rp200 Jutaan

Dalam kontes ini, dicari pemenang program komputer yang paling mirip dengan cara berpikir manusia. Beberapa orang juri ditunjuk secara sukarela, untuk melakukan pembicaraan online secara bergiliran, baik dengan program komputer, maupun dengan orang betulan. Usai pembicaraan selama masing-masing lima menit, para juri harus menebak, apakah ia baru berbicara dengan chatbot, atau dengan manusia.

Kontes ini memperebutkan hadiah Loebner Prize yang ke-18. Idenya didasari oleh pendapat seorang matematikawan asal Inggris Alan Turing, yang mengatakan bahwa mesin sebenarnya juga dapat berpikir. Dalam sebuah tulisan yang ia buat pada 1950, Turing mengatakan bahwa sebuah percakapan adalah buah dari intelijensi. Bila komputer bisa bicara seperti manusia, berarti ia juga dapat berpikir seperti manusia.

Program-program yang ada memang tak seperti robot. Mereka bicara seperti manusia. Eugene contohnya, selalu menyebut-nyebut daerah asalnya di Odessa dan tantenya yang bernama Sonya, di Amerika Serikat. Selain itu, ada pula chatbot ciptaan Fred Robert bernama Elbot, yang  suka mendominasi pembicaraan. Kemudian, program Cleverbot  buatan Rollo Carpenter, yang sering melontarkan humor-humor untuk mengelabui para juri.

Bukan pekerjaan yang mudah untuk menebak chatbot. Seringkali program komputer itu seperti seorang politikus, menjawab pertanyaan dengan pertanyaan lainnya. Bahkan kadang mereka malah sama sekali mengabaikan seluruh pertanyaan. Tak heran, bila juri sudah kehilangan akal, mereka langsung menanyakan kepada pertanyaan inti: “Apa kamu manusia atau komputer??”

Walaupun demikian, tak satupun yang sukses menggondol medali emas atau medali perak. Medali perak baru akan diperoleh bila program komputer kontestan dapat melalui tes Turing dan mampu mengelabui setidaknya setengah dari juri yang dihadapi. Sementara medali emas, baru bisa digondol bila mesin dapat memproses dan merespon informasi audio dan visual, bukan sekadar teks.

Akhirnya pemenangnya jatuh pada program Elbot, yang dapat 'mengkadali' tiga dari 12 juri yang ditunjuk panitia. Profesor Kevin Warwick, salah satu panitia acara, menyayangkan belum ada kontestan yang mampu melampaui peristiwa bersejarah, ketika superkomputer Deep Blue dapat mengalahkan Grand Master Gary Kasparov dalam pertandingan catur yang digelar 1997.

Setidaknya, chatbot pemenang kontes kali ini, Elbot, masih jauh lebih ahli dalam urusan bersilat lidah, ketimbang penciptanya sendiri, Fred Robert. “Saya berharap saya bisa bercakap-cakap sebaik program buatan saya, Elbot,” aku Robert  usai dianugerahi medali perunggu dalam kontes itu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya