Perbankan Enggan Beri Kredit

Eksportir Rasakan Dampak Krisis Global

VIVAnews- Kalangan eksportir mulai merasakan dampak krisis ekonomi global terhadap pembayaran ekspor. Perbankan mulai lambat mengucurkan dana terkait Letter of Credit/LC atau kredit perdagangan.

Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Erwin Aksa menilai pengetatan likuditas membuat pinjaman ekspor dibatasi. "Eksportir juga harus menunggu waktu yang lebih lama untuk menerima pembayaran ekspor," katanya di Jakarta, Selasa (14 Oktober 2008).

Dia mencontohkan jika barang yang dieskpor telah tiba dan dokumen yag ada lengkap dalam kondisi normal hanya membutuhkan satu hari untuk menerima pembayaran ekspor. Pembayaran itu
terlebih dahulu dilakukan oleh bank, sebelum pemesan ekspor membayar barang yang dipesan.

Terdakwa Yosep Subang Diadili Bunuh Istri dan Anak Demi Uang, Korban Dibacok Pakai Golok

Namun, saat ini kalangan eksportir harus menunggu 2-3 minggu hingga pembeli membayarkan barang yang di ekspor. "Bank sekarang menunggu pembayaran dari pembeli karena sekarang kesulitan likuiditas dolar," paparnya.

Dia menjelaskan selama ini eksportir memegang L/C untuk digadaikan ke perbankan agar dapat memperoleh pinjaman. Mereka  kemudian melakukan ekspor agar dapat menutup pinjaman tersebut. Namun dengan kondisi saat ini, perbankan khawatir ekspor tersebut dibatalkan oleh pengimpor. "Itu berakibat L/C-nya tidak bisa dicairkan," katanya.

Sapi Albino Ko Muang Phet.

Kerbau Albino Diundang ke Gedung Pemerintah, Harganya Rp7,8 Miliar

Kerbau albino bertubuh besar ini bernama Ko Muang Phet, terkenal di kalangan peternak Thailand sebagai hewan pejantan. Tingginya 1,8 meter dan berusia empat tahun.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024