Kanal Banjir Timur (4)

Bukan Solusi, Hanya Atasi 20% Banjir

VIVAnews – Kanal Banjir Timur bukan solusi banjir. Konsep pembangunan kanal di sisi timur Jakarta itu tidak lagi kontekstual dengan kondisi saat ini.

Kepada VIVAnews, pengamat perkotaan Universitas Trisakti Yayat Supriyatna mengatakan kanal banjir timur  tidak menjamin Jakarta bebas banjir. Kanal yang diwacanakan sejak 1973 itu tidak sesuai lagi peruntukannya dengan masa kini. Keberadaannya hanya mampu mengurangi 20-30 persen dampak banjir.

Ketika wacana proyek kanal banjir timur direalisasikan, kondisi tata guna lahan Jakarta sudah berubah pesat. Daerah resapan di sekitar Jakarta, seperti Tangerang, Bogor, Bekasi, dan Puncak telah berubah menjadi kota beton. Ini yang tidak diantisipasi.

Saat hujan turun, tanah tak lagi mampu menyerap air secara maksimal. Akibatnya, air hujan mengalir ke badan-badan sungai dan memicu banjir. “Air hujan yang terserap ke tanah saat ini hanya 24-26 persen saja,” kata Yayat.

Kanal banjir timur bukan solusi banjir juga dilontarkan mantan Menteri Lingkungan Hidup Sarwono Kusumaatmadja. “Itu akan jadi infrastruktur utama kalau dibuat setelah Perang Dunia II (1970-an), tapi sekarang ini kanal banjir timur lebih menjadi infrastruktur sekunder,” ujar Sarwono.

Tak dianggap solusi bukan berarti tak berguna. Meski dampaknya kecil, pembangunan kanal banjir timur  tetap diperlukan dalam penanggulangan banjir.

Diperlukan langkah non-struktural untuk memaksimalkan fungsi kanal banjir timur sebagai senjata ampuh pencegah banjir. Pembangunan fisik kanal banjir harus diikuti dengan pembangunan area resapan, ruang terbuka hijau, dan gerakan peduli sampah.

Gagasan Van Breen
Banjir besar yang melanda Jakarta tahun 1918, mendesak pemerintah Belanda, penguasa saat itu, merancang sistem penanggulangan banjir. Adalah ahli tata air Van Breen yang merancangnya.

Langkah awal, Van Breen membuat saluran mengitari kota ke arah barat untuk membuang limpahan air ke laut melalui Muara Angke. Jejak saluran yang dibangun 1922 ini masih berfungsi hingga kini dan dikenal sebagai kanal banjir barat.

Untuk menyempurnakan idenya, Van Breen melanjutkan dengan rancangan kanal banjir timur yang berhulu di Kali Cipinang. Tahun 1970-an rancangan kanal banjir timur Van Breen mulai diwacanakan pemerintah Indonesia.

Namun baru pertengahan tahun 2003 mimpi Van Breen coba diwujudkan. Dan hingga kini, Selasa 14 Oktober 2008, proyek kanal banjir timur masih jauh dari rampung.

Toyota Innova Terbaru Resmi Meluncur dengan Harga Rp400 Jutaan
Fortuner dengan pelat TNI viral di sosial media

Terkuak! Pengemudi Fortuner Arogan Pakai Pelat TNI Palsu untuk Hindari Gage

Pusat Polisi Militer (Puspom) TNI mengatakan pengemudi mobil Fortuner berinisial Ir PWGA yang mengaku sebagai adik jenderal TNI.

img_title
VIVA.co.id
17 April 2024