Sektor Riil Butuh Alternatif Pembiayaan

VIVAnews - Pembiayaan sektor riil selama ini mengandalkan koperasi simpan pinjam (kospin). Sehingga, diperlukan alternatif lain untuk menopang industri tersebut.

"Sebanyak 83 persen pembiayaan usaha kecil dan menengah (UKM) hanya berasal dari kospin, bukan perbankan dan lembaga keuangan," kata Ketua Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Adi Sasono dalam acara Penandatanganan Nota Kesepahaman Kerjasama Dekopin-Bursa Berjangka Jakarta (BBJ)-Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) di Ballroom Shangri-La Jakarta, Selasa, 14 Oktober 2008.

Menurut Adi, perlu adanya integrasi antara sektor riil dengan sektor keuangan, terutama perbankan. Data Dekopin menunjukkan produksi beras dalam setahun sebesar 35 juta ton, sedangkan biaya produksi per tahun mampu mencapai Rp 115 triliun dengan asumsi biaya produksi sebesar Rp 3750/kg. "Artinya, sektor riil yang menjadi sektor kebutuhan primer harus didukung sektor keuangan," jelasnya.

Dia mengakui, nota kesepahaman kerjasama antara Dekopin, BBJ, dan LKBB itu dilakukan sebagai upaya untuk mencari alternatif bagi pembiayaan sektor riil. "Bursa berjangka dapat menjadi alternatif pembiayaan sektor riil, terutama sektor pertanian dan pertambangan," ujar Adi.

Adi menambahkan, realisasi kesepakatan tersebut masih akan dilakukan pembahasan lebih lanjut. Terutama, penyusunan standar pada komoditas sektor riil. Standar itu nantinya dapat mendorong investasi masuk pada sektor kebutuhan primer.

Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan 6 Raperda Sumsel di Depan DPRD, Apa Saja?
BYD Shark

Jegal Ford Ranger dan Toyota Hilux, BYD Ikut Persiapkan Pikap Listrik Berbasis Hybrid

Pabrikan asal China, Build Your Dreams (BYD) secara resmi mengumumkan peluncuran truk pikap plug-in Hybrid pertama, bernama BYD Shark pada ajang Beijing Motor Show 2024.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024