VIVAnews ā Malaysia takkan lagi jadi markas Konfederasi Sepakbola Asia (AFC). Keputusan ini dikeluarkan Ketua AFC, Mohamed bin Hammam, Kamis, 9 Oktober 2008.
Konflik antara organisasi sepakbola negeri jiran dengan organisasi tertinggi sepakbola Asia itu menjadi pemicu utama. Gesekan keduanya dimulai Juli 2007 lalu ketika AFC Asian Cup (Piala Asia) digelar di empat negara termasuk Malaysia.
Bukannya mendukung, pemerintah Malaysia malah mengundang Manchester United. AFC marah karena kedatangan Setan Merah akan mencuri perhatian publik dari Piala Asia. Meski The Red Devils batal datang, namun konflik masih membekas di kedua pihak.
Mohamed bin Hammam hanya bisa mengelak soal gesekan yang ada. Ia memilih bersikap diplomatis menghadapi Asosiasi Sepakbola Malaysia (FAM).
āKami tak punya masalah dengan siapapun. Kami hanya organisasi internasional dan kami butuh markas di negara yang mampu memenuhi fungsi kami sebagai badan pemerintah,ā ujar Hammam seperti dilansir AFP.
FAM tak melakukan upaya apapun mencegah kepergian AFC dari negaranya.
āAFC organisasi independen. Kami tak mencegah bila mereka mau pergi,ā ujar Ketua FAM, Azzudin Ahmad.
AFC kini membuka kesempatan buat 46 negara anggota yang bersedia menampung organisasi sepakbola Asia itu. Undangan pendaftaran bidding sudah disebar termasuk untuk Malaysia, Singapura, dan Bangkok. Sayangnya, Malaysia yang sudah 50 tahun jadi markas AFC, dengan tegas menyatakan tidak berminat untuk mengikutinya.
āMereka memutuskan untuk pindah, dan Malaysia tak akan ikut dalam bidding berikutnya. Kepergian AFC jadi kehilangan historis, tapi itu sudah di luar kuasa kami,ā pungkas Azzudin.