Dapat Pinjaman US$ 85 Miliar

Eksekutif AIG Berleha-leha di Hotel Mewah

VIVAnews – Beberapa hari setelah berhasil mendapat pinjaman darurat dari pemerintah Amerika Serikat (AS), US$85 miliar, American International Group (AIG) langsung mengirim para eksekutifnya melepas lelah di suatu hotel mewah di pinggir pantai. Biayanya? “Cuma” US$ 440.000 (sekitar Rp.4,2 miliar).

Fasilitas melepas lelah tersebut sudah termasuk ongkos mandi uap dan pijat (spa) US$ 23.000 (Rp. 219.949.000) yang bisa dinikmati para eksekutif AIG di hotel-resort St.Regis yang terletak di selatan Los Angeles, Pantai Barat AS. Itu adalah penghargaan yang diberikan perusahaan asuransi kelas kakap tersebut bagi para eksekutif setelah berhasil mendapatkan pinjaman puluhan miliar dolar agar terhindar dari kebangkrutan di tengah kesulitan menanggung kredit macet dalam investasi di sektor kredit perumahan.

Demikian fakta yang terungkap dari rapat dengar pendapat antara para anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS di Kongres dan para mantan eksekutif AIG di Washington, Selasa sore 7 Oktober 2008 waktu setempat (Rabu pagi WIB).  Mereka yaitu Maurice “Hank” Greenberg yang memimpin AIG selama 38 tahun sampai 2005, dan dua penggantinya yang juga telah pensiun, yaitu Martin Sullivan dan Robert Willumstad.

DPR ingin mendengar penjelasan langsung dari para mantan pengelola AIG setelah akhir September 2008 menyetujui pengucuran pinjaman darurat US$ 85 miliar kepada asuransi tersebut. Sehari sebelumnya para anggota DPR mendengar pengakuan dari bos bank investasi Lehman Brothers yang sudah terlanjur bangkrut. 

Acara bersantai di hotel mewah tersebut memang tidak mengikutsertakan pihak-pihak dari divisi keuangan AIG yang nyaris membuat asuransi tersebut kolaps. Namun tetap saja para anggota DPR berang setelah mendengar fakta bahwa para eksekutif AIG sempat-sempatnya masih menikmati kemewahan kendati perusahaan mereka sedang bermasalah. Mereka masih menyelenggarakan pesta mewah, bermain golf, menikmati spa dan mengunjungi salon mahal. 

“Warga Amerika kebanyakan tengah mengalami kesulitan ekonomi. Mereka kehilangan pekerjaan, rumah, dan asuransi kesehatan,” kata Henry Waxman, anggota DPR yang memimpin Komisi Pengawasan dan Reformasi Pemerintahan. “Namun kurang dari seminggu setelah uang para pembayar pajak dikucurkan untuk menyelamatkan AIG, para eksekutifnya malah berfoya-foya di salah satu tempat penginapan paling eksklusif di negeri ini,” lanjut Waxman. 

Dalam rapat tersebut juga terungkap bahwa para eksekutif AIG sengaja menyembunyikan data produk-produk keuangan yang berisiko tinggi dari sorotan auditor ketika angka kerugian terus bertambah. Demikian menurut beberapa dokumen yang diperiksa oleh tim panel dari DPR.

Panel DPR juga mengritik para mantan eksekutif top AIG yang saling menyalahkan atas krisis yang melanda perusahaan tersebut. “Saat saya meninggalkan AIG, perusahaan tersebut telah beroperasi di 130 negara dan mempekerjakan 92.000 orang,” kata Greenberg dalam pernyataan tertulis kepada DPR. “Kini perusahaan yang telah kami bangun selama hampir empat dasawarsa tersebut telah hancur,” lanjut Greenberg. Sebagai konsekuensi menerima pinjaman US$85 miliar, 80 persen kepemilikan AIG kini dikuasai pemerintah AS. (ap)

PKS Hormati Putusan MK: Selamat Bertugas Prabowo-Gibran
Beli Sepatu Bola Rp 10 Juta, Kena Pajak Rp 31 Juta

Viral Beli Sepatu Bola Rp10 Juta, Kena Pajak Rp31 Juta, Ini Kata Bea Cukai

Bea Cukai mengatakan bahwa pengenaan pajak Rp 31,8 juta tersebut merupakan sanksi ketidaksesuaian Cost, Insurance and Freight (CIF) atau total nilai harga barang ditambah

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024