VIVAnews - Setelah memicu kontroversi, rencana privatisasi PT Krakatau Steel mulai mulus. Pemerintah bersama Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) membatalkan niat menjual Krakatau Steel kepada investor asing.
Mereka akhirnya sepakat melepas Krakatau lewat bursa melalui jalur penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO).
Rencananya, jika kondisi pasar membaik, produsen baja di Cilegon, Banten itu akan melantai di Bursa Efek Indonesia pada kuartal keempat tahun ini.
Hingga kini, manajemen Krakatau telah mengajukan tiga sekuritas kepada Kementerian BUMN sebagai calon penjamin emisi. Ketiga sekuritas itu Danareksa Sekuritas, Bahana Securities dan Mandiri Sekuritas.
Tidak tanggung-tanggung, Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil menargetkan perolehan dana IPO Krakatau Rp 3 triliun - Rp 4 triliun. Maklum, Krakatau butuh dana investasi hingga Rp 16,4 triliun sampai 2012 untuk mendukung rencana pengembangan usahanya.
Perusahaan Baja Terbesar di Indonesia
BUMN yang bergerak dalam pengolahan baja terpadu ini memiliki segalanya. Mulai dari kawasan industri baja, infrastruktur transportasi, pembangkit listrik, pelabuhan, rel kereta, air bersih, gudang dan perbengkelan, kompleks perumahan, dan rumah sakit. Bahkan Krakatau sempat memiliki klub sepakbola Pelita KS.
Sayangnya, kinerja Kratau tak sebaik fasilitas yang ia punya. Kondisi keuangan Krakatau hampir selalu merugi sejak 1971, sejak perusahaan ini didirikan. Baru pada tahun buku 2002, laporan keuangan Krakatau positif. Itu saja pada 2006 Krakatau kembali merugi.
Seperti dikutip dalam laporan keuangan perusahaan-perusahaan BUMN, pada 2001 pendapatan Krakatau sudah mencapai Rp 5,7 triliun. Tapi, masih membukukan rugi usaha dan rugi bersih, masing-masing Rp 148,1 miliar, dan Rp 256,1 miliar.
Namun, situasi berubah pada 2005. Kinerja Krakatau mulai kinclong. Ia sudah membukukan pendapatan Rp 11,6 triliun, dengan laba bersih Rp 638,6 miliar. Adapun aset Krakatau, meningkat dari Rp 7,3 triliun pada 2001, menjadi Rp 10,7 triliun pada 2005.
Pada 2007, kinerjanya terus melonjak. Penjualannya melesat jadi Rp 14,9 triliun. Bahkan, pada triwulan pertama tahun ini saja, Krakatau sudah untung Rp 211 miliar.
Peluang tumbuhnya Krakatau masih terbuka. Apalagi, kondisi industri baja nasional terus berkembang. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) mencatat, kebutuhan baja dalam negeri misalnya, meningkat dari 6,9 juta ton pada 2007 dan diperkirakan pada 2010 menjadi 10,4 juta ton. Sedangkan produksi dalam negeri belum mencukupi.
Angka impor baja juga akan terus meningkat dari 2,55 juta ton pada 2007 menjadi 3,3 juta ton pada 2010.
Melalui skema IPO maksimal 40 persen diharapkan bisa mendongkrak produksi Krakatau 5 juta ton per tahun pada 2011. Dengan hitungan itu, Krakatau hanya bisa mencukupi 57 - 60 persen dari total kebutuhan baja nasional.
Semoga pilihan IPO bagi Krakatau adalah jalan terbaik, meski saat ini kondisi pasar sedang lesu.
VIVA.co.id
24 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
VIVA Networks
Setelah menang melawan Chef Arnold, mobil andalan Codeblu terungkap saat tiba di kediaman Denny Sumargo di Jakarta, baru-baru ini. Seperti yang terlihat dalam video singk
Benarkah Insecure Dosa? Begini Kata Habib Jafar
Sahijab
sekitar 1 bulan lalu
Istilah "insecure" erat kaitannya dengan tingkat percaya diri seseorang, yang merupakan perasaan yang dapat berubah sesuai dengan situasi yang dialami. Apakah ini dosa?
Sinopsis Drama The Midnight Romance In Hagwon, Kisah Cinta Wi Ha Joon dan Mantan Gurunya
IntipSeleb
8 menit lalu
Berikut sinopsis drama Korea terbaru berjudul The Midnight Romance In Hagwon yang dimainkan oleh Wi Ha Joon dan Jung Ryeo Won serta dijadwalkan tayang perdana pada 11 Mei
Happy Asmara kembali tampil memukau ketika membawakan sebuah lagu yang berjudul 'Pikir Keri'. Kali ini biduan asal Kediri tersebut kembali kolaborasi dengan OM Sera.
Selengkapnya
Isu Terkini