Imbas Krisis Global

Gelombang PHK Yahoo Dimulai

VIVAnews - Perusahaan layanan penyedia informasi internet terkemuka, Yahoo Inc., sejak Rabu 10 Desember 2008 waktu Amerika Serikat (AS), mulai memutuskan hubungan kerja (PHK) 1.500 pekerja, sesuai yang diumumkan Oktober lalu. PHK itu merupakan langkah Yahoo untuk memangkas beban biaya US$400 juta per tahun di tengah kondisi keuangan yang paceklik.

Namun, pimpinan Yahoo mengisyaratkan bahwa gelombang PHK bisa berlanjut karena masih harus memangkas biaya produksi. "Bisa jadi ada pengurangan staf lagi tahun depan," kata juru bicara Yahoo, Brad Williams. "Tergantung pada keputusan kami dalam membuat prioritas dan hal-hal yang tidak bisa kami prediksi dalam perekonomian," lanjut Williams seperti dikutip surat kabar "The New York Times" edisi internet. Dia menambahkan bahwa tim manajemen kini berupaya "mengencangkan ikat pinggang" dalam menjalankan bisnis.

Selama ini sebagian kalangan mengritik bahwa Yahoo menjalankan praktik bisnis yang kurang efisien alias boros. Maka, saat mengumumkan rencana PHK Oktober lalu, Yahoo menyatakan juga bakal menutup sejumlah kantornya di AS dan pindah ke lokasi yang ongkos produksinya lebih rendah.

Namun, Williams menyatakan bahwa penutupan kantor Yahoo juga melanda Eropa, yaitu di Dusseldorf, Hamburg (Jerman), Stockholm (Swedia), Amsterdam (Belanda), Oslo (Norwegia), dan Kopenhagen (Denmark). Bahkan, tahun depan, penutupan juga berlangsung di sejumlah kantor Yahoo di Asia dan beberapa tempat lagi di AS. 

Williams juga mengungkapkan bahwa PHK atas 1.500 pekerja akan melanda sejumlah besar komponen perusahaan. Namun tim manajemen masih merumuskan proyek-proyek mana saja yang dirampingkan maupun yang langsung dilikuidasi. Tim manajemen juga akan melakukan penghematan dalam melakukan pembelian maupun perjalanan bisnis.

Kalangan pengamat menilai bahwa krisis keuangan yang terjadi di Yahoo terjadi karena bosnya, Jerry Yang, membuang peluang emas saat Mei lalu menolak pembelian saham oleh Microsoft sebesar US$47,5 miliar, atau tiga kali lipat lebih besar dari nilai Yahoo di bursa saham saat ini.

Beberapa bulan kemudian, seperti yang melanda banyak perusahaan di AS, Yahoo menderita krisis keuangan. Selain itu, Google Inc membatalkan proyek kerjasama iklan sehingga nasib Yahoo jadi terombang-ambing.

Yang beberapa waktu lalu berusaha kembali membujuk Microsoft untuk membeli saham Yahoo, namun permintaan itu ditolak mentah-mentah. Akibatnya, kemarahan para investor atas Yang kian menjadi-jadi. Krisis di Yahoo akhirnya berlanjut pada PHK massal dan keputusan Yang untuk segera mengundurkan diri sebagai Chief Executive Officer begitu Yahoo mendapat penggantinya.

Netizen Murka Disebut Suara Paslon 02 Nol: Mungkin Aku yang Dimaksud Angin Tak ber-KTP
Xabi Alonso

Peluang Liverpool Gaet Xabi Alonso Mengecil

Keinginan Liverpool mendatangkan Xabi Alonso untu musim depan nampaknya menjadi semakin kecil. Karena dikabarkan pelatih asal Spanyol itu mau bertahan di Bayer Leverkusen

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024