Jelang Pemilu AS

Sepuluh Fakta Barack Obama

VIVAnews - Barack Obama memiliki beragam latar belakang yang menarik untuk disimak. Senator kulit hitam pertama yang tengah merintis jalan menjadi penguasa negara adidaya tersebut ternyata bekas pemadat dan pembaca setia novel Harry Potter. Inilah sepuluh hal menarik yang melekat pada diri ayah dua anak tersebut.  

1. Disukai Perempuan Lajang
Ketimbang memilih John McCain yang sudah sepuh, para perempuan yang sedang berstatus lajang di Amerika Serikat ternyata lebih kepincut dengan Barack Obama. Mereka menganggap Obama masih segar dan ganteng. Fakta tersebut terungkap dari sebuah survei yang dilakukan asosiasi “Women’s Voices Women Votes” akhir Juli lalu. Survei tersebut melibatkan lebih dari seribu perempuan yang masih single, bercerai, maupun yang sudah menjanda. Obama, yang masih berusia 46 tahun, ternyata mendapat dukungan 61 persen responden. Sebaliknya McCain, yang sudah berumur 72 tahun, hanya disukai 29 responden. Hasil survei tersebut tak jauh beda dengan jajak pendapat yang dilakukan stasiun televisi ABC, yang juga dirilis Juli, yang menunjukkan Obama lebih populer ketimbang McCain dengan komposisi suara 59 banding 32. “Para perempuan lajang rata-rata menyukai pria yang progresif ketimbang yang konservatif,” kata Page Gardner, ketua dan pendiri asosiasi “Women’s Voices Women Votes” kepada ABCNews.com. Penilaian Gardner sesuai dengan slogan yang selama ini diusung Obama, yaitu “Change” yang menawarkan perubahan bagi bangsa Amerika. Survei atas para perempuan lajang tersebut berlangsung di 14 negara bagian yang bakal menjadi ajang pertempuran seru bagi Obama dan McCain dalam meraih dukungan. Wilayah-wilayah tersebut yaitu Colorado, Florida, Iowa, Michigan, Minnesota, Missouri, North Carolina, New Hampshire, New Mexico, Nevada, Ohio, Pennsylvania, Virginia, dan Wisconsin.

2. Hobi Bermain Bola Basket
Barack Obama dikenal gandrung bermain bola basket. Kendati sibuk berkampanye dan mengunjungi banyak tempat, hampir setiap pagi dia rutin meluangkan waktu untuk menepak-nepak bola dan mengarahkannya ke keranjang. Biasanya dia bermain berdua dengan saudara iparnya yang merupakan pebasket profesional, Craig Robinson. Bahkan Obama punya julukan “Obomber” kala dia melakukan lemparan jump shot.  Tak hanya itu, saat menjadi pemain basket untuk tim SMA di Honolulu, Hawaii tahun 70-an, Obama biasa mengenakan kostum bernomor “23” – sama dengan nomor kostum yang digunakan legenda basket NBA, Michael Jordan. Saat menyambangi Afganistan akhir Juli lalu, Obama sempat bermain bola basket dengan para tentara Amerika Serikat yang sedang bertugas. Saking semangatnya, Obama pun sampai sakit pinggul. “Pinggulnya sakit karena bermain bola basket selama beberapa pekan, makanya dia harus menemui dokter ortopedi,” kata jurubicara Obama, Robert Gibbs. Obama pun langsung mendapat perawatan dokter Rumah Sakit University of Chicago Medical Center begitu tiba dari rangkaian kunjungan ke Afganistan, Timur Tengah, dan Eropa akhir Juli lalu. “Saya sempat menjalani pemeriksaan sinar-X. Semuanya lancar. Kayaknya saya akan pulih dalam waktu satu pekan,” kata Obama. 

3. Disayang Selebritas Hollywood
Gayanya yang supel dan ramah dengan siapa saja membuat penampilan Barack Obama disukai banyak orang, tak terkecuali para bintang film Hollywood. Tidak sekadar meneriakkan dukungan, para selebritas kelas atas tersebut bahkan rela merogoh kocek mereka untuk mendanai ambisi Obama menjadi orang nomor satu di Amerika Serikat. Dalam suatu acara penggalangan dana awal 2007, para selebritas Hollywood ramai-ramai memberi sumbangan. Mereka terdiri dari para aktor dan aktris ternama seperti Eddie Murphy, Ron Howard, Morgan Freeman, Jennifer Aniston, Ben Stiller, hingga para sutradara dan produser film kelas kakap seperti Steven Spielberg, David Geffen, Ron Howard, dan masih banyak lagi. Masing-masing menyumbang US$2.300 (sekitar Rp.20,8 juta) – yang merupakan jumlah maksimum untuk penyumbang individual - bagi tim kampanye Obama dalam suatu acara bertajuk cocktail party di Hotel Beverly Hilton.  Menurut website “Variety,” dari acara itu saja jumlah sumbangan yang terkumpul diperkirakan mencapai US$1,3 juta.

4. Mirip Britney Spears?
Popularitas Barack Obama akhirnya dimanfaatkan kubu John McCain untuk melancarkan kampanye “negatif.” Maka dalam suatu iklan McCain untuk siaran televisi, Obama diibaratkan tak ada bedanya dengan selebritas Hollywood macam Britney Spears dan Paris Hilton. Sangat menarik perhatian publik dan populer. “Dia adalah selebritas terbesar di dunia, tapi bisakah dia memimpin?” demikian narasi singkat dalam iklan kampanye McCain akhir Juli lalu yang ditayangkan di sebelas negara bagian yang menjadi ajang perebutan pengaruh antara McCain dan Obama. Iklan berjudul “Celeb” tersebut memadukan gambar Obama dengan Spears dan Hilton. Kontan saja tim pendukung Obama marah atas keluarnya tayangan iklan tersebut. Menurut mereka, pesan iklan tersebut “ngawur” dan cuma “pepesan kosong” karena ingin membuat citra Obama sama dengan Spears dan Hilton – dua selebritas yang terkenal minim prestasi tapi getol bikin sensasi untuk media gosip. Sedangkan Obama sendiri menilai bahwa iklan tersebut justru menunjukkan sisi negatif McCain. “Tampaknya dia tidak punya hal positif  saat membicarakan saya, betul kan?” kata Obama singkat. Tak mau kalah, tim Obama pun melontarkan serangan balasan, juga berupa iklan. Iklan tersebut menunjukkan tayangan saat McCain bersama dengan Presiden George W. Bush sambil menuduh visi politik senator asal Arizona tersebut tidak ada bedanya dengan Bush.    

5. Membaca “Harry Potter”
Daya tarik sihir Harry Potter ternyata tidak saja memukau anak-anak. Kaum orang tua seperti Barack Obama pun penggemar setia rangkaian kisah penyihir cilik karangan JK Rowling, yang novelnya selalu laris manis. Obama rutin membaca kisah Harry Potter bersama dengan putri sulungnya, Malia, yang berusia sembilan tahun. Saat diwawancara oleh koran Inggris, Telegraph, istri Obama, Michelle, mengaku bangga bahwa suaminya masih bisa melewatkan waktu bersama anak-anak dengan membaca Harry Potter bersama setiap akhir pekan kendati sibuk mempersiapkan diri menjadi kandidat presiden. “Malia suka dengan Harry Potter. Maka dia [Barack] bersedia membaca untuk Malia kendati putri kami sudah bisa membaca dengan lancar. Kalau perlu Barack tidak segan-segan mengubah jadwal [kerja] agar tidak mengorbankan waktu membaca bersama anak-anak yang sudah menjadi acara rutin,” kata Michelle. Acara membaca bersama tersebut mereka lakukan selama satu jam, tepatnya setiap usai jam makan malam hingga menjelang waktu tidur. Tak hanya membaca, mereka pun bersama-sama menonton versi filmnya, seperti saat menyaksikan “Harry Potter and the Order of the Phoenix” pertengahan 2007. Di saat yang sama keluarga Obama juga menyambut gembira dengan diterbitkannya novel ketujuh berjudul “Harry Potter and the Deathly Hallows,” yang merupakan seri penutup kisah penyihir cilik yang beranjak remaja tersebut. Namun, dengan makin padatnya jadwal kampanye Obama, dia dan keluarga berusaha mencari waktu yang tetap untuk membaca bersama kisah pamungkas Potter. “Tantangannya yaitu menjadwalkan waktu membaca Harry Potter di sela-sela jadwal kampanye di negara bagian Iowa dan New Hampshire serta acara pengumpulan dana. Tapi saya yakin mereka pasti akan ada waktu bersama,” kata Michelle. Semoga Obama dan putrinya sudah tuntas membaca seri akhir Harry Potter dan kini tinggal menonton filmnya. 

6. “Berkenalan” dengan Daging Anjing
Sampai kini pertanyaan tersebut termasuk yang paling bikin penasaran bila mempergunjingkan masa lalu Barack Obama. Melewatkan masa kecilnya di Indonesia, Obama kecil diperkenalkan ayah tirinya, Lolo Soetoro, budaya dan gaya hidup lokal yang, dalam banyak segi, sangat berbeda dengan budaya Barat. Salah satunya saat dia diperkenalkan oleh hidangan-hidangan “eksotik.” Di Indonesia “saya belajar makan nasi yang banyak dengan cabai hijau mentah” kenang Obama dalam buku pertama karangannya, “Dreams from My Father,” yang terbit tahun 1995 – setahun sebelum dia menempuh karir politik. Di buku itu pula Obama mengaku diperkenalkan daging anjing, daging ular, dan belalang panggang. Daging anjing dianggap alot, daging ular lebih alot, sedangkan belalang terasa renyah. Nah, kutipan di buku itulah yang membuat perdebatan di sejumlah forum internet komunitas, seperti di Yahoo! Community dan Oprah Community. Obama tidak memastikan lebih lanjut apakah dia benar-benar pernah memakan daging hewan-hewan tersebut. Yang jelas, dalam bukunya itu Obama mengaku menikmati masa kecilnya bersama teman-teman sebaya, seperti bersama-sama bermain sepakbola di lapangan tanah yang becek, bermain layangan, dan berenang di kali di belakang sekolah.

7. Sejak Kecil Ingin Menjadi Presiden
Mimpi itu tidak hanya muncul dalam setahun dua tahun terakhir, namun sudah terjadi sejak Barack Obama kecil. Terdaftar dengan nama Barry Soetoro (mengikuti nama ayahnya) di Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Menteng, Jakarta, cita-cita menjadi presiden sudah dicetuskan Obama. Saat itu dirinya bersama teman-teman di kelas 3 SD mendapat tugas mengarang dengan topik “Cita-citaku: Ingin Menjadi Apa Kalau Sudah Besar.”  “Dia saat itu memilih judul ‘Saya Ingin Menjadi Presiden’,” kenang Fermina Katarina Sinaga – yang pernah menjadi guru kelas 3 SD untuk Obama dan teman-temannya – seperti dikutip surat kabar Los Angeles Times 15 Maret 2007. Guru yang kini berusia 57 tahun tersebut mengaku bahwa Barry sudah menunjukkan talenta sebagai pemimpin. Contohnya saat para murid wajib berbaris sebelum pertama kali masuk ke ruang kelas setiap memulai kegiatan belajar-mengajar. “Saat teman-temannya membentuk barisan, dia akan maju ke depan dan memeriksa barisan sebelum menuju ruang kelas, mirip seperti seorang guru. Dari situ saya merasa dia memiliki bakat kepemimpinan,” kata Sinaga.

8. Pernah Mencoba Narkoba
Jauh sebelum media massa aktif menyorot tingkah lakunya, Barack Obama ternyata telah membuat pengakuan tertulis bahwa dia pernah menjadi pecandu narkoba (junkie). Pengakuan itu dia tulis dalam buku “Dreams from My Father: A Story of Race and Inheritance” yang terbit tahun 1995 – atau setahun sebelum dia menjalani karir politik sebagai senator di Illinois. Saat masih menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Atas di Hawaii, Obama sempat madat kokain (pot).  “[Menjadi]  junkie atau pothead. Itulah yang pernah saya alami. Akibatnya bisa fatal bagi anak-anak muda kulit hitam seperti saya...Saya sempat teler (high) demi mencari jati diri di luar kesadaran,” tulis Obama. Dia bahkan menggambarkan nikmatnya mengisap kokain. “Pot membuat jadi fly (booze), mungkin sedikit nendang kalau bisa merasakan, namun tidak sampai keras sekali,” tulisnya. Pengakuan Obama dalam bukunya tersebut dilakukan jauh sebelum dia mencalonkan diri sebagai presiden AS. Maka kalangan media setempat menilai hal tersebut bisa mendatangkan kontroversi. Apakah bisa Obama mendatangkan lebih banyak dukungan bila dia terang-terangan mengaku punya latar belakang yang tidak patut dicontoh kalangan muda? Keraguan tersebut tidak membuat dia gentar. “Menurut saya, pada saat ini hidup saya ibarat sebuah buku yang terbuka, baik secara tersirat maupun tersurat,” kata Obama seperti dikutip surat kabar “Washington Post” 3 Januari 2007. “Para pemilih bisa menilai apakah hal-hal konyol yang pernah saya lakukan di masa remaja relevan dengan apa yang telah saya lakukan saat ini,” lanjut Obama.       

9. Dua Kali Pemenang “Grammy Awards”
Selama ini “Grammy Awards” lebih dikenal sebagai penghargaan tahunan untuk para penyanyi dan pemusik profesional. Namun penghargaan khusus seni dan budaya tersebut juga disematkan kepada kalangan politisi. Mereka tidak perlu bernyanyi merdu, namun cukup melakukan orasi atau menulis buku yang kemudian dituturkan secara lisan atau dikenal dengan audio-book. Dalam beberapa tahun terakhir Barrack Obama-lah politisi yang paling banyak memenangkan penghargaan Grammy untuk katagori audio-book. Untuk kali kedua, yaitu pada acara Grammy 2008 Februari lalu, Obama tampil sebagai pemenang untuk katagori penghargaan “Best Spoken Word Album” berkat bukunya yang berjudul "The Audacity of Hope: Thoughts on Reclaiming the American Dream" – yang terbit tahun 2006. Buku yang ditulis Obama tersebut menekankan bahwa warga Amerika sebenarnya memiliki banyak kesamaan pandangan politik ketimbang pertentangan atas berbagai isu, mulai dari layanan kesehatan hingga Perang Irak. Dua tahun lalu, dia juga memenangkan penghargaan serupa dari bukunya yang pertama berjudul “Dreams from My Father” yang terbit tahun 1995. Penghargaan tahun ini, Obama mengalahkan dua pesaing terkuat yang mantan presiden di masa yang berbeda, yaitu Jimmy Carter dengan karyanya "Sunday Morning in Plains: Bringing Peace to a Changing World" dan Bill Clinton yang menulis buku “Giving: How Each of Us Can Change the World.”     

10. Obama, Alabama, Yo Mama
Sewaktu belum dikenal banyak orang, nama “Obama” sering salah disebut. “Pekan lalu, ada orang-orang yang menyebut saya ‘Alabama,’ ‘Yo Mama.’ Kini mereka harus belajar menyebut nama saya dengan benar,” kata Obama saat berpidato di depan para politisi Partai Demokrat di “Boston Park Plaza Hotel” seperti dikutip surat kabar “USA Today” 29 Juli 2004. Ketika itu Obama mulai mendapat sorotan luas karena berhasil menggugah emosi dan simpati massa saat berpidato mendukung pencalonan John Kerry sebagai kandidat presiden dari Partai Demokrat jelang pemilihan umum 2004. Bukannya tersinggung, Obama justru menggunakan kesalahan eja tersebut menjadi salah satu bahan lelucon favorit ketika sedang berkelakar. Nama “Obama” pun pernah membuat orang salah kaprah karena menyangka politisi berkulit hitam tersebut keturunan Irlandia dengan nama “O’bama.” Seperti yang terjadi saat dia ditanyai oleh Rickey Hendon, seorang senator tingkat daerah dari West Side of Chicago, Maret 1997. “Senator, bisakah mengucapkan dengan benar nama [belakang] Anda? Soalnya saya tidak biasa mendengarnya,” kata Hendon seperti dikutip majalah “The New Yorker” edisi Juli 2008. “Obama.” “Apakah itu nama orang Irlandia?” tanya Hendon. “Memang iya kalau saya jalan-jalan ke penjuru negeri,” jawab Obama sinis.    

Anak Selebgram Aghnia Punjabi Diduga Dianiaya Pengasuh, Badan Diduduki hingga Kepala Dibanting
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Terminal 2 Bandara Soetta

Banyak yang Mudik H-4, Menhub Minta Maskapai Berikan Promo di H-10

Kementerian Perhubungan, mendapatkan fakta terkait dengan pergerakan penumpang dalam periode angkutan mudik Lebaran 2024. Pemudik menumpuk di H-4, H-3 lebaran Idul Fitri.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024