Sejumlah Kapal Cepat Berhenti Beroperasi
VIVAnews - Sejumlah kapal cepat di pelabuhan Bakauheni dan Merak terpaksa menghentikan operasinya, terkait himbauan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) tentang ancaman gelombang tinggi di Selat Sunda.
"Kondisi gelombang naik turun dan berbahaya untuk kapal cepat. Karena itu, sejumlah kapal memilih untuk beristirahat sejenak," Kata Manager Operasional Pelabuhan Bakauheni Zailis Anas, saat dihubungi VIVAnews, Selasa 9 Desember 2008.
Zailis menambahkan, kondisi gelombang yang tinggi menyebabkan kapal ro-ro dan kapal ferry harus sedikit lebih ulet untuk bersandar. "Bersandarnya agak susah, apalagi yang di dermaga dua," ujar zailis.
Menurut data administrasi Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan, Sabtu 6 Desember 2008 lalu, tinggi gelombang di pelabuhan ini mencapai 1,8-2 meter.
Itulah sebabnya pihak ASDP mengambil keputusan untuk tidak mengoperasikan kapal cepat hingga batas waktu yang tidak ditentukan.
Selain faktor gelombang, tidak dioperasikannya kapal cepat juga dipengaruhi oleh perbaikan dermaga kapal cepat di pelabuhan merak, menurut informasi dari administrasi pelabuhan, sedang dilakukan peremajaan dermaga kapal cepat di pelabuhan tersebut.
Pelabuhan Bakauheni ke Pelabuhan Merak dioperasikan 18 kapal ro-ro dan fery. hingga siang ini, sudah dioperasikan 20 trip kapal dengan mengoperasikan 4 dermaga di pelabuhan bakauheni.
Gelombang tinggi juga menyebabkan perjalanan pelabuhan merak-bakauheni menjadi lebih lama hingga 3,5 jam dari 2 jam saja di waktu normal.
Laporan: Agusta Hidayat/Lampung
Presiden Direktur P&G Indonesia Sebut Prospek Masa Depan Indonesia Cerah
Presiden Direktur Procter and Gamble (P&G) Indonesia, Saranathan Ramaswamy menilai, Indonesia memiliki prospek bisnis yang cerah di masa depan.
