Rekomendasi Kadin Cegah Dampak Krisis

VIVAnews - Krisis finansial global membuat kalangan pengusaha ketar-ketir. Kamar Dagang Indonesia (Kadin) pun memberikan 20 rekomendasi kepada pemerintah untuk mencegah dampak negatif krisis finansial Amerika Serikat.

"Kadin memandang penting upaya preventif agar krisis keuangan global tidak melanda Indoensia," tegas Ketua Umum Kadin Muhammad S Hidayat di Jakarta, 6 September 2008.

Untuk sektor moneter, ada tujuh rekomendasi yang disampaikan Kadin. Pertama, Bank Indonesia  perlu merelaksasi kebijakan uang ketat melalui perubahan kebijakan-kebijakan terkait likuiditas, seperti penurunan giro wajib minimum yang dikaitkan dengan loan to deposit ratio (LDR), dan perluasan repo surat utang negara untuk jangka waktu yang lebih panjang.

Kedua, pemerintah perlu mempercepat spending atau pembelajaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara agar mengembalikan likuiditas di sektor keuangan yang sebelumnya ditarik melalui surat utang negara.

Ketiga, Bank Indonesia dan pemerintah perlu memperkuat protokol implementasi Financial Safety Net dan peran sebagai lender of the last resort dengan tetap memperhatikan aspek goverment yang berlaku.

Keempat, meningkatkan kepercayaan pada sektor keuangan nasional dengan meningkatkan jumlah dana yang ditanggung oleh Lembaga Penjamin Simpanan. Kelima, pemerintah perlu mendorong penempatan dana valas di perbankan besar melalui imbauan atas penempatan dana BUMN yang mempunyai akses valas maupun imbauan kepada eksportir besar untuk membawa masuk proceed ekspornya.

Kebijakan ini penting sebagai safety line ataupun korporasi apabila mengalami kesulitan cash flow valas agar dapat dibiayai perbankan dalam negeri.

Keji! Siswi 15 Tahun di Lampung Disetubuhi Kakek dan Ayah Kandung Hingga Kondisinya Mengenaskan

Keenam, perlu dibentuk financial pool secara khusus guna membiayai proyek-proyek yang bersifat prioritas, misalnya infrastruktur. Ketujuh, Bank Indonesia diharapkan dapat berkoordinasidengan bank sentral negara-negara Asean lainnya untuk memperoleh cadangan devisa tambahan serta melakukan operasi pasar.

Selain rekomendasi di bidang moneter, pemerintah juga diminta mempercepat implementasi kebijakan sektor riil guna menjaga ekspor dan output produksi nasional. Caranya, pertama, menurunan biaya logistik di pelabuhan. Kedua, peninjauan ulang kebijakan biaya listrik pada beban puncak. Ketiga, kenaikan upah minimum regional seyogyanya dapat diserahkan kepada kesepakatan masing-masing perusahaan dengan serikat pekerjanya.

Keempat, perlunya dukungan khusus untuk komoditas ekspor andalan. Kelima, peningkatan kemudahan dan pecepatan waktu restitusi pajak. Keenam, rasionalisasi terhadap berbagai iuran dan retribusi baik pusat maupun daerah. Ketujuh, perkuatan perlindungan pasar dalam negeri sesuai mekanisme Organisasi Perdagangan Dunia. Kedelapan, upaya intensif untuk penurunan biaya masuk ke negara-negara tujuan ekspor. Kesembilan, meningkatkan diversifikasi perekonomian hingga mengurangi ketergantungan pada ekonomi Amerika dan Eropa.

Sementara untuk memperkuat reviliensi ekonomi domestik, Kadin menyampaikan empat rekomendasi, yakni pertama, menjaga tingkat kepercayaan konsumen. Kedua, meningkatkan efektivitas pola penyerapan APBN. Ketiga, penurunan atau pembebasan pajak seperti PPN dan PPnBM, dan keempat, percepatan pelaksanaan pembangunan infrastruktur yang masih menghadapi kendala.

Juru bicara Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), Brigadir Jenderal Ramezan Sharif

Brigjen Sharif Tuding Israel Berbohong Pembangkit Listriknya Rusak Usai Serangan Iran

Media Zionis yang melaporkan bahwa gedung pembangkit listrik tenaga nuklir Dimona di Israel rusak di wilayah pendudukan.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024