Hartadi Sarwono

Bank Susah Hidup Jika Gengsi Pinjam ke BI

VIVAnews - Bank Indonesia menurunkan suku bunga fasilitas pinjaman harian (overnight) melalui transaksi repo untuk mengatasi masalah pinjaman antarbank yang seret. Dengan penurunan bunga ini, bank bisa mengajukan pinjaman ke BI.

"Saat ini, likuiditas cukup ketat," ujar Deputi Gubernur BI, Hartadi Sarwono di Jakarta, Kamis, 4 Desember 2008. "Dengan penurunan repo rate (bunga repo), maka dana antar bank akan lebih murah."

Jika sebelumnya bunga overnight ditetapkan BI Rate plus 100 basis poin (10,25 persen), Bank Indonesia dalam Rapat Dewan Gubernur pada Kamis 4 Desember 2008 memutuskan untuk menurunkan menjadi BI Rate plus 50 basis poin (9,75 persen). Bulan ini, BI Rate sudah turun jadi 9,25 persen.

Ekspansi Perusahaan Musik Terkemuka Asia Tenggara Diresmikan di Indonesia

Repo merupakan transaksi melepas surat berharga dengan janji membeli kembali pada waktu dan harga tertentu. Bank Indonesia bersedia membeli kembali surat utang negara sebagai upaya melonggarkan likuiditas di pasar.

Hartadi mengakui penurunan suku bunga fasilitas repo bisa menurunkan segmentasi yang melanda perbankan saat ini. Bank-bank terpecah antara yang kelebihan likuiditas dan kekurangan likuiditas. Bank yang kekurangan likuiditas sulit mencari pinjaman ke bank lain.

Penampilan Makin Sopan, Nikita Mirzani Ternyata Diawasi Rizky Irmansyah

Padahal, mereka bisa mengajukan pinjaman ke BI. Menurut dia, bank masih terhalang gengsi untuk pinjam ke BI. Namun, Hartadi mengingatkan bank tak bisa hidup hanya dengan mengandalkan gengsi. "Dengan penurunan bunga repo ini, bank bisa pinjam ke BI."

Menurut Hartadi, dalam kondisi normal, pasar uang antar bank (PUAB) bisa berjalan seperti biasa. Namun, dalam situasi tidak normal seperti sekarang, ada kecenderungan bank tidak mau memberikan pinjaman kepada bank lain untuk sementara waktu. "Masalah pinjaman antarbank ini harus kami selesaikan."

Saat ini, bank-bank besar yang kelebihan likuiditas enggan memberikan pinjaman antar bank kepada bank-bank menengah atau kecil yang kesulitan likuiditas. Akibatnya, bank-bank kecil berlomba menaikkan bunga deposito untuk menambah likuiditas mereka.

Sesungguhnya, menurut Hartadi, BI sudah melakukan sejumlah upaya untuk menambah guyuran likuiditas di pasar uang antar bank. BI telah menurunkan aturan giro wajib minimum valas dan rupiah. Akibatnya, ada tambahan pasokan valas di pasar sebanyak US$ 700 juta.

Namun, lagi-lagi untuk menjaga likuiditas, perbankan enggan mengucurkan pinjaman valas untuk menghindari tingginya risiko. Kini, satu-satunya pasokan hanya berasal dari BI. "Kami harus menjaga stamina agar tetap bisa berada di pasar dari waktu ke waktu."

Tim Penyelamat Evakuasi Korban di Gedung Konser Moskow (Doc: X)

Rusia Sebut AS Buru-buru Tuduh ISIS Atas Serangan Gedung Konser di Moskow

Amerika Serikat (AS) disebut toleh Rusia elah mengambil tindakan terburu-buru dengan menyalahkan kelompok teror ISIS, atas teror di Moskow.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024