Yusril Ihza Mahendra tentang:


1.    Investasi Asing: Hati-hati dengan Konsep Perdagangan Bebas
Tumbuh kembangnya perekonomian di suatu daerah akan maju bilamana ditunjang dengan investasi. Tetapi sebaliknya, bagaimana investasi bisa berkembang, bila ulah birokrasi di daerah kebablasan. Untuk menciptakan iklim investasi yang baik, pemerintah harus mempunyai komitmen yang tinggi, utamanya memberi jaminan hukum dan keamanan, sehingga siapa saja calon invetor yang akan masuk ke daerah itu akan betah dan mau menanamkan modalnya di daerah itu.
“Dari dulu saya sangat hati-hati dengan konsep perdagangan bebas itu, termasuk lamanya saya menelaah RUU Penanaman Modal, yang membuat anggota kabinet yang lain agak jengkel dengan sikap saya. Kalau penanam modal dalam negeri dan luar negeri diberi status sama dalam segala hal, dan tidak dibatasi berapa besarnya modal yang ditanam, saya katakan bisa-bisa tukang cukur atau tukang martabak dari Bangladesh memohon izin penanaman modal untuk membuka sebuah kios cukur dan kios martabak. Ini masalah besar bagi bangsa kita.(Disampaikan saat memberi kuliah umum di Universitas Muhammadiyah (UMK) Kendari, Jumat, 2 Mei 2008).  Peran negara tetap penting, menolak liberalisasi yang agak keterlaluan, meski saya tidak anti pada ekonomi pasar bebas,” katanya saat berkunjung ke Masjid Agung Banten, Kamis, 18 September 2008. Saya setuju antara PMA (penanam modal asing) dan PMDN (penanam modal dalam negeri) diperlakukan sama, dilayani sama, tapi saya tidak setuju semua itu dibuka untuk modal asing. Harus tetap ada proteksi pada rakyat, termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah serta pertanian mikro, kecil, dan menengah,” katanya saat berkunjung ke Masjid Agung Banten, Kamis, 18 September 2008
2.    Pendidikan:
Berbagai institusi perguruan tinggi yang mengembangkan pendidikan dan penelitian di kedua bidang ini, telah lama kita miliki. Hasilnya belum seberapa.(Disampaikan dalam blognya www.yusril.ihzamahendra.com, 16 Januari 2008).  “ Paling tidak sekolah dasar dan menengah harus bisa digratiskan. Merujuk UUD 1945, anggaran pendidikan harus dialokasikan,” katanya usai peringatan Nuzulul Quran di Kantor Gubernur Banten Kamis, 18 September 2008.
3.    Pengangguran: Banyak Pemuda Hilang Akal
Masalah utama yang dihadapi Indonesia adalah soal ekonomi. Banyak orang menganggur karena tidak ada pekerjaan dan banyak kepincangan yang terjadi antara kehidupan di desa dan perkotaan. “Menurut saya, seharusnya bank-bank pemerintah khususnya yang berada di kabupaten melakukan pendayagunaan dan bimbingan penyuluhan kepada rakyat, yang saya kira sudah mau dan rajin bekerja, cuma tidak tahu harus berbuat apa. Karena itu jika lahan-lahan tersebut dioptimalkan saya yakin pertumbuhan ekonomi dalam tingkat pedesaan bisa diandalkan. Sekarang kita tahu banyak orang desa pergi ke kota untuk mendapatkan kehidupan layak dan di perkotaan membangun rumah. Jika akhirnya semua pindah ke kota, maka dapat dipastikan banyak pemuda yang menjadi hilang akal dengan sebagian menjadi preman, ada yang ngaco dan berbuat negatif karena tidak ada pekerjaan,” katanya, di Jakarta, Jumat, 18 Juli 2008.
4.    Korupsi: ”Saya akan lanjutkan program pemberantasan korupsi. Sebenarnya cukup monumental apa yang sudah saya lakukan; mengubah UU 31 Tahun 1999, yang membentuk KPK saya. Saya mendraf UNCAC (konvensi antikorupsi) dan meneken itu di Markas PBB New York,” katanya usai peringatan Nuzulul Quran di Kantor Gubernur Banten Kamis, 18 September 2008
5.    Ekonomi:
Saya berpendapat bahwa dampak berganda dalam pembangunan ekonomi harus dimulai dari pertanian dan kelautan. Kalau petani dan nelayan sejahtera, daya beli mereka meningkat, maka mereka akan berpikir untuk memperbaiki rumah, membeli peralatan rumah yang lebih modern, membeli kendaraan dan seterusnya. Tetapi kalau petani dan nelayan, yang merupakan bagian terbesar rakyat kita, tak mampu menjadi penggerak dampat berganda, maka pertumbuhan ekonomi kita, hanya akan menggantungkan pada investasi, belanja Pemerintah dan konsumsi masyarakat perkotaan.
(Disampaikan dalam blognya, www.yusril.ihzamahendra.com, 16 Januari 2008).
6.    Lingkungan:
Sebagian besar petani kita masih bertani menggunakan cara-cara tradisional, yang kini justru mengancam kelestarian alam. Perkebunan besar dibuka, namun hanya menghasilkan buruh tani, suatu bidang pekerjaan yang merupakan bagian rakyat kita yang paling miskin. Perusahaan perikanan besar didirikan, namun juga hanya menghasilkan buruh nelayan, yang juga hidup tak kalah miskin. Petani dan nelayan yang merupakan komponen terbesar bangsa kita, belum mampu kita sejahterakan. Ketidakberhasilan kita meningkatkan taraf kesejahteraan petani dan nelayan, adalah kegagalan kita meningkatkan kesejahteraan bagian terbesar rakyat kita.(Disampaikan dalam blognya www.yusril.ihzamahendra.com, 16 Januari 2008)
7.    Kemiskinan:
Sebagian besar petani kita masih bertani menggunakan cara-cara tradisional, yang kini justru mengancam kelestarian alam. Perkebunan besar dibuka, namun hanya menghasilkan buruh tani, suatu bidang pekerjaan yang merupakan bagian rakyat kita yang paling miskin. Perusahaan perikanan besar didirikan, namun juga hanya menghasilkan buruh nelayan, yang juga hidup tak kalah miskin. Petani dan nelayan yang merupakan komponen terbesar bangsa kita, belum mampu kita sejahterakan. Ketidakberhasilan kita meningkatkan taraf kesejahteraan petani dan nelayan, adalah kegagalan kita meningkatkan kesejahteraan bagian terbesar rakyat kita.(Disampaikan dalam blognya www.yusril.ihzamahendra.com, 16 Januari 2008)

Prabowo Ingin Bentuk 'Executive Heavy" dengan Rangkul Semua Parpol, Kata Peneliti BRIN
Reskrim Polres Metro Jakarta Barat meringkus sipir taksi online bernama Michael Gomgom (30), yang menodong dan memeras seorang wanita yang menjadi penumpangnya.

Sopir Taksi Online yang Todong Penumpang Wanita dan Minta Rp 100 Juta Ditangkap saat Tidur Pulas

Reskrim Polres Jakarta Barat, meringkus sopir taksi online, Michael Gomgom (30), yang menodong dan memeras seorang wanita yang menjadi penumpangnya. Dia sedang istirahat.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024