VIVAnews - Membludaknya arus balik penumpang yang terjadi di Stasiun Senen mengakibatkan timbulnya korban jiwa. Akibat berdesak-desakan dan berebutan untuk turun dari kereta api, seorang nenek meninggal dunia karena kehabisan nafas.
Kejadian itu bermula dari kedatangan Kereta Api (KA) Mataremaja di Stasiun Senen, Jakarta Pusat, pukul 11.30 WIB, Senin, 6 Oktober 2008. Penumpang yang turun dari kereta kelas ekonomi jurusan Malang-Senen itu pun langsung berjejalan.
Sebanyak 1.085 penumpang secara hampir bersamaan turun dari setiap gerbong. Dorong-dorongan, desak-desakan, dan saling tidak sabar terjadi di semua gerbong. Apalagi, ukuran pintu yang hanya cukup untuk dua orang membuat mereka semakin tidak sabar.
Saat itulah, seorang nenek bernama Murtisari yang berusia 73 tahun terjatuh dan pingsan. Dengan sigap, petugas pun langsung membawa Murtisari ke posko kesehatan di dalam stasiun. Melihat kondisi korban yang semakin parah, petugas pun langsung membawanya ke RS Cipto Mangunkusumo. Murtisari tidak tertolong ketika dalam perjalanan ke RS Cipto Mangunkusumo.
Di dalam tas milik korban, petugas menemukan berbagai jenis obat-obatan. Berdasarkan data pribadi, korban yang seorang diri ke Jakarta ini beralamat di Jalan Kardiyan RT02/RW01, Kelurahan Tunggul Walung, Kecamatan Lowokbaru, Malang, Jawa Timur.
Kepala Stasiun Senen Barosad siap menanggung dan memfasilitasi kedatangan keluarga korban dari Malang menuju RS Cipto Mangunkusumo. "Semua kita fasilitasi," singkat Barosad. Dia menilai, korban meninggal karena penyakit yang sudah dideritanya selama ini. Alasan tersebut dikemukakan Barosad karena banyaknya obat-obatan yang ditemukan dalam tas korban.
Kasus Pelecehannya Jadi Bahan Candaan, Saipul Jamil: Siapa yang Bangga dengan Kejahatan?
Di sisi lain, Saipul Jamil mengungkap rasa syukurnya dengan adanya insiden ini. Sebab secara tak langsung, dia bisa melakukan klarifikasi terkait dengan masalah tersebut.
