VIVAnews – Tekanan jual diperkirakan masih melanda pasar saham Bursa Efek Indonesia (BEI) pada transaksi awal pekan ini. Investor masih menunggu sentimen positif di pasar setelah libur Idul Fitri.
“Indeks masih berpotensi melemah hingga akhir sesi kedua hari ini,” kata analis PT CIC Securities Indonesia Willy Sanjaya kepada VIVAnews di Jakarta, Senin, 6 Oktober 2008.
Menurut dia, selain dipengaruhi sentimen bursa global dan regional, peluang penurunan indeks juga akibat jual paksa (force sell) pada transaksi margin. “Banyak broker yang menunggu setoran dana dari nasabah. Bila tidak, nasabah harus menjual sahamnya,” tegas dia.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, indeks melemah 92,85 poin (5,07 persen) ke level 1.739,66.
Dia menambahkan, investor cenderung menahan diri sebelum mengambil keputusan investasinya. Apalagi, selama libur Idul Fitri, tekanan jual juga melanda bursa saham global dan regional. “Persoalannya memang bukan hanya di dalam negeri, tapi juga kondisi bursa global dan regional,” tegas dia.
Willy menjelaskan, persetujuan Senat dan Kongres atas penyaluran dana US$ 700 miliar untuk membantu kesulitan likuiditas sejumlah institusi keuangan besar di AS dinilai hanya sentimen sesaat. Krisis finansial di AS bisa merembet ke sejumlah negara lain, seperti kasus surat utang berbasis kredit perumahan (subprime mortgage) beberapa waktu lalu.
Analis sekuritas asing David Cornelis juga berpendapat senada. Indeks diperkirakan bergerak dalam teritori negatif hingga akhir perdagangan. Pelaku pasar masih menunggu pengumuman inflasi September 2008 yang diprediksi 0,8 persen. "Inflasi sepertinya tidak jauh dari ekspektasi sebelumnya," jelasnya.
David menambahkan, sentimen negatif pergerakan bursa regional yang terimbas penurunan bursa Wall Street juga dapat memicu terkoreksinya indeks. "Indeks akan berada di kisaran 1.719-1.804," ujar dia.
Saham-saham yang dilanda tekanan jual di antaranya PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) melemah Rp 150 (10,27 persen) ke level Rp 1.310, PT Timah Tbk (TINS) terkoreksi Rp 240 (14,45 persen) menjadi Rp 1.420, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) turun Rp 175 (8,04 persen) ke posisi Rp 2.000, dan PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO) melemah Rp 175 (5,69 persen) ke level Rp 2.900.
Di bursa Asia, mayoritas indeks juga terkoreksi. Pelemahan tersebut merupakan ketiga kalinya sejak pekan lalu. Indeks Nikkei 225 melemah 393,81 poin (3,6 persen) ke level 10.544,33, Hang Seng terpuruk 483,27 poin (2,73 persen) menjadi 17.199,13, dan Straits Times turun 60,1 poin (2,62 persen) ke level 2.237,02.
VIVA.co.id
25 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
Partner
PW Fatayat NU Lampung Gelar Berbagai Kegiatan Dalam Rayakan Harlah Fatayat NU ke-74
Lampung
7 menit lalu
Pengurus Wilayah (PW) Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Provinsi Lampung semarakkan Peringatan Hari Lahir (Harlah) Fatayat NU ke-74 Pada hari Rabu (24/4/2024) dengan menggela
Introvert adalah individu yang cenderung lebih memilih kesendirian dan refleksi dibandingkan dengan interaksi sosial yang intens. Ini tujuh keistimewaannya.
Wakil Ketua DPRD: Lumajang Tidak Mungkin Bangkrut
Banyuwangi
16 menit lalu
nggaran belanja pegawai Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang sebesar 30 persen dari APBD, dan Lumajang tidak akan bangkrut."Dimana ada Negera bangkrut, belanja pegawain
Golkar Ajak PKB Koalisi Kota Serang Ceria di Pilkada 2024, Ratu Ria Minta Segera Deklarasi Dukungan
Banten
17 menit lalu
Golkar Ajak PKB Koalisi Kota Serang Ceria di Pilkada 2024, Ratu Ria Maryana Minta Segera Deklarasi Dukungan untuk Dirinya Maju Sebagai Calon Walikota Serang
Selengkapnya
Isu Terkini