Laporan Uni Z Lubis dari Peru

Yudhoyono: Krisis Jadikan APEC Lebih Bermakna

VIVAnews - Pertemuan pemimpin ekonomi negara anggota Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) ditutup Minggu siang 24 November 2008, waktu Lima, Peru atau Senin WIB. Sebanyak 21 pemimpin APEC berkumpul di halaman gedung utama Kementrian Pertahanan Peru dengan mengenakan Ponco Indian, pakaian tradisional Peru. Tradisi foto bersama menggunakan pakaian asal negeri tuan rumah telah menjadi ciri khas puncak pertemuan tahunan APEC.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berada di baris pertama saat sesi foto, diapit oleh pemimpin ekonomi Hongkong dan Jepang. Setelah berfoto, para pemimpin menuju auditorium utama Pentagonista untuk menyampaikan deklarasi final yang dibacakan tuan rumah Presiden Alan Gracia. Dengan gayanya yang khas, ekspresif dan berapi-api, Alan Garcia menyampaikan deklarasi pertemuan pemimpin APEC ke-16 yang bertajuk, "A New Commitment to Asia Pacific Development."

Tema deklarasi dipilih karena hal yang menonjol dalam pertemuan kali ini adalah pentingnya mengurangi kesenjangan diantara negara maju dan negara berkembang anggota APEC. Pemimpin APEC juga berkomitmen untuk menguatkan dimensi sosial dari globalisasi dan memastikan, bahwa semua anggota dan semua sektor ekonomi memiliki akses kepada kemampuan dan peluang untuk berpartisipasi, dan mendapatkan manfaat dari arus perdagangan serta investasi di kawasan regional maupun global.

Hal yang menjadi pokok bahasan utama adalah perlunya memastikan agenda Putaran Doha tercapai. Presiden Alan Garcia dalam intervensinya mengatakan, agenda Putaran Doha yang menjamin perdagangan bebas harus dicapai dalam 18 bulan ke depan. Penetapan jangka waktu, juga intervensi pemimpin ekonomi setiap saat dalam proses negosiasi yang dilakukan di level menteri adalah hal yang baru terjadi dalam sejarah APEC.

"Krisis ekonomi global membuat forum APEC menjadi lebih bermakna. Ada urgensi untuk bertindak konkret," ujar Presiden Yudhoyono saat jumpa pers dengan wartawan Indonesia termasuk wartawan ANTV, Uni Z Lubis, sesudah penutupan APEC. Hal lain yang digarisbawahi dalam deklarasi Peru adalah menguatkan kembali komitmen akan Deklarasi Bogor yang dikenal sebagai Bogor Goals yang dicetuskan tahun 1994 di Istana Bogor, Indonesia.

Intinya adalah menuju perdagangan dan investasi yang makin terbuka dan bebas di kawasan Asia Pasifik. Deklarasi juga menggarisbawahi pentingnya komitmen dan peran swasta dalam penanganan krisis, dalam bentuk mempromosikan tanggung jawab sosial perusahaan (Coorporate Social Responsibility atau CSR). Pemimpin APEC mendorong adanya dialog soal CSR diantara pemangku kepentingan, yakni pengusaha, pemerintah, karyawan, masyarakat sekitar lokasi usaha, konsumen, investor dan lembaga swadaya masyarakat.

"CSR menjadi hal penting dalam berbisnis di abad ke 21 dan akan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan pedagangan dan investasi," ujar Yudhoyono. Presiden Yudhoyono juga mengatakan keyakinannya bahwa swasta dapat membantu penanganan krisi lewat program CSR. Pemerintah akan segera merumuskan format CSR dan koordinasi pelaksanaannya, termasuk memikirkan insentif fiskal atau lainnya bagi pengusaha yang melakukan CSR.

Lindungi Kesehatan Pekerja, Kemnaker Ajak Perusahan Aktif Tanggulangi Tuberkolosis di Tempat Kerja
Presiden Iran Ebrahim Raisi

Ancaman Mengerikan dari Presiden Iran Jika Israel Lakukan Hal Ini

Presiden Iran, Ebrahim Raisi mengancam Israel dengan konsekuensi 'mengerikan'. Raisi menegaskan, jika Israel mengulangi serangan terhadap Iran, Ia bakal melakukan ini.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024