Kasus VLCC Dihentikan

Laksamana Harap Rehabilitasi Secepatnya

VIVAnews - Penyidikan kasus dugaan korupsi penjualan dua unit kapal tanker raksasa milik PT Pertamina sudah dihentikan. Mantan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Laksamana Sukardi berharap Kejaksaan Agung segera merehabilitasi nama baiknya yang sempat tercemar akibat kasus tersebut.

"Saya akan segera meminta rehabilitasi secepatnya," kata Laksamana Sukardi saat berbincang dengan VIVAnews, Jumat, 21 November 2008. Laksamana adalah satu dari tiga tersangka yang diduga terlibat dalam kasus VLCC. Dua tersangka lainnya adalah mantan Direktur Utama PT Pertamina Ariffi Nawawi dan mantan Direktur Keuangan Pertamina Alfred H Rohimone.

Kejaksaan telah menghentikan penyidikan kasus dugaan korupsi ini setelah menggelar rapat dengan Komisi Pemberantasan Korupsi, Badan Pemeriksa Keuangan, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, jaksa senior, dan jaksa penyidik pada hari ini. Dalam rapat itu dijelaskan, kejaksaan kesulitan mencari harga pembanding dari kapal tersebut.

Padahal sebelumnya, kejaksaan menyatakan ketiga tersangka itu bersalah menjual kapal tanker tipe Hull 1540 dan 1541 pada 2004 ke Frontline dengan harga US$ 184 juta. Saat dijual, kapal berada dalam tahap pembuatan di Hyundai Heavy Industries di Ulsan, Korea. Akibat penjualan itu kejaksaan menduga negara dirugikan US$ 20-56 juta dengan anggapan harga kapal serupa di pasaran saat itu US$ 204-240 juta.

Menurut Laks, saat ini dirinya tinggal menunggu surat dari kejaksaan untuk membahas mengenai penghentian kasus tersebut. "Kita menunggu dari kejaksaan bagaimana memproses ini," tutur Pimpinan Kolektif Nasional Partai Demokrasi Pembaharuan itu.

Meski nama baiknya sudah tercemar, namun Laks tidak akan menggugat balik pihak yang telah menaikkan statusnya menjadi tersangka, yakni mantan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus Kemas Yahya Rahman. "Buang-buang energi saja menggugat balik, lagian dia kan sudah dibalas sama Tuhan," tutupnya.

Terpopuler: Netizen Serang Wasit Nasrullo Kabirov, Ivar Jenner Sebut Qatar Badut
Polusi Udara Jakarta

Hari Kedua Pasca-Libur Lebaran, Kualitas Udara di Jakarta Terburuk Kelima di Dunia

Kualitas udara di DKI Jakarta menjadi yang terburuk kelima di dunia pada hari kedua pasca-liburan Idul Fitri, Rabu pagi.

img_title
VIVA.co.id
17 April 2024