Petualangan Evan Dimas di Spanyol Berlanjut

Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
VIVA.co.id
Lilipaly Cuma Jadi 'Ban Serep' di Timnas Indonesia?
- Evan Dimas Darmono kembali berkesempatan untuk memulai karir di Spanyol. Di petualangan ke-4 kali ini, mantan kapten tim nasional Indonesia U-19 asuhan Indra Sjafri akan menjalani latihan bersama Espanyol B dalam 4 bulan ke depan.

Guardiola 'Bersih-bersih', Bek Veteran Terbuang ke Espanyol

Pertama kali pemain Surabaya United itu menginjakkan kaki di Negeri Matador ialah saat terpilih menjadi wakil Indonesia dalam salah satu program apparel ternama. Ketika itu usianya baru menginjak 12 tahun, tetapi kesempatan berlatih di Barcelona sudah didapatkan.
Tekad Evan Dimas Kembali Perkuat Indonesia di Piala AFF


Kali kedua Evan tiba di Spanyol saat bersama dengan rekan-rekannya di Timnas U-19. Skuad Garuda Jaya menjalani beberapa laga uji coba di sana, termasuk melawan Barcelona B.

Yang membuat perjalanan itu berkesan bagi Evan, karena Barcelona B kala itu diperkuat oleh Luis Suarez. Pemain berjuluk El Pistolero menjadi momok menakutkan dengan mencetak 2 gol, sekaligus menggenapkan kemenangan Blaugrana muda jadi 6-0.

Kesempatan ke-3 anak sulung dari pasangan Condro Darmono dan Ana itu juga berlangsung di Barcelona. Namun, kala itu tidak lagi berhubungan dengan klub yang dibela Lionel Messi.


Evan menjalani seleksi bersama klub Divisi 3, UE Llagostera. Sayangnya, setelah menjalani seleksi selama satu pekan dan sempat menjalani ujicoba selama 22 menit, dia gagal mencuri perhatian tim pelatih.


"Akhirnya, Llagostera memutuskan untuk tidak bekerja sama dengan Evan Dimas, pesepakbola Indonesia yang telah dites selama beberapa hari," tulis media Spanyol, Le Sportiu de Catalunya.


Beruntungnya, tidak lama berselang giliran event organizer (EO) Nine Sports yang membawa Evan ke Spanyol. Kebetulan EO itu memiliki lisensi kerjsa sama dengan La Liga. Dengan semangat tinggi, mereka yakin Evan akan memberikan yang terbaik di Espanyol B.


Sebelum berangkat, Evan sempat bersilaturahmi dengan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi. Dari kantor yang terletak di Jalan Gerbang Pemuda, Senayan itu dia membawa sehelai sarung dan harapan.


"Kesempatan ini harus dimanfaatkan (Evan) sebaik-baiknya dan digunakan secara maksimal. Potensi pemain muda di Indonesia ini luar biasa dan saya yakin tak kalah dengan pemain dunia, khususnya Eropa," ujar Imam.


Menjawab Tantangan


Perjalanan Evan ke Espanyol B kali ini tidak bisa dipandang remeh. Dia harus bersaing dengan talenta lokal lainnya yang secara fisik dan skill tentu lebih baik. Karena itulah, kemudian EO yang memberangkatkannya memberi peringatan.


"Diharapakan Evan siap bermain di La Liga. karena kan ada 2 kemungkinan, dan tergantung anaknya. Apakah di sana dia niat berlatih atau tidak. Tapi kalau dia punya jiwa rantau yang kuat, Insy Allah dia bisa berhasil," kata CEO Nine Sports, Arief Putra Wicaksono beberapa hari jelang keberangkatan Evan.


Pernyataan Arief bukannya tanpa dasar penilaian. Dia yang selama ini memantau perkembangan Evan, ternyata menemukan beberapa kelemahan dalam persoalan fisik.


Pria berkepala plontos itu menilai Evan tidak lagi se-prima kala masih menjadi tulang punggung U-19. Dari caranya mengeksekusi sepak pojok pun kelemahan itu sangat jelas terlihat.


Dengan berbagai kritik yang datang, selama persiapan jelang keberangkatan Evan terus berupaya memperbaiki performa. Dia seringkali berlatih sendiri guna mengembalikan staminanya yang sudah dianggap tak ada lagi.


Pemain yang besar dari SSB Mitra Surabaya itu juga sadar, keberangkatannya kali ini disertai harapan besar dari publik tanah air. Karena itulah dia mengaku sudah menyiapkan apapun yang dibutuhkan di sana nanti.


Terkait dengan peluang dikontrak selama 2 tahun ke depan oleh Spanyol, Evan belum mau sesumbar. Baginya mendapatkan kesempatan ke-4 kali saja sudah menyenangkan, karena bisa menimba ilmu di negara yang sepakbolanya sukses menjadi juara Piala Dunia dan Piala Eropa.


"Kalau bisa lolos Alhamdulillah. Tapi, sebenarnya bukan itu intinya. Saya ingin belajar dulu, menimba ilmu yang banyak. Kita semua tahu lah, sepakbola kita dengan Spanyol itu beda jauh. Makanya, saya ingin sekali lagi bisa menimba ilmu sepakbola di sana," tuturnya.


Meninggalkan Orang Terdekat


Merantau ke negeri nan jauh dari kampung halaman tentu menyelipkan kisah sedih tersendiri. Hal itu yang dirasakan oleh Evan dan orang-orang terdekatnya.


Kesedihan amat nampak dalam diri Ana. Sang Ibu yang mengantarkan Evan bertemu Menpora sempat tak kuasa menahan tangis. Dia berharap pengaruh buruk budaya Eropa tak merusak sang buah hati yang sedang dalam jalur mengejar keberhasilan.


"Jagalah kesehatan selama di sana. Jangan terpengaruh budaya yang berdampak negatif. Yang jelas, Evan harus pantang menyerah apa pun kondisinya saat berlatih," ucap Ana.


Tekad bulat Evan merantau ke Spanyol ternyata juga dikarenakan keinginan sang Ibu. Dia mengaku sebelumnya enggan berangkat karena berat meninggalkan orang terdekat, namun Ana tetap memintanya untuk memanfaatkan kesempatan.


“Dulu saya tidak mau, tapi ibu saya yang nyuruh berangkat. Mau tidak mau saya harus ikut. Ibu bilang ke saya, kamu harus berangkat, karena itu saya berangkat,” ungkap Evan.


Kesedihan yang sama juga dirasakan oleh seorang perempuan cantik bernama Ishardianti. Sosok berhijab itu mengaku harus menahan tangis agar Evan, kekasihnya beberapa tahun belakangan bisa berangkat ke Spanyol dengan tenang.


“Menahan air mata yang keluar dan menggantinya dengan senyuman agar tercipta kedamaian di hati. Yakinlah semua perlindungan dan kekuatan ada dalam doa," isi curahan hati (curhat) Ishardianti di Instagram pribadinya.


Selamat berjuang, Evan!

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya