Kisah Zidane, Anak Satpam yang Kini Jadi Bos Real Madrid

Sumber :
  • REUTERS/Juan Medina
VIVA.co.id
Cuma 4 Jam Barcelona Nikmati Puncak Klasemen LaLiga
- Nama Zinadine Zidane kembali jadi sorotan setelah terpilih sebagai pelatih Real Madrid menggantikan Rafael Benitez. Bila dibandingkan kesuksesannya saat ini, masa lalu pria Prancis itu tak mudah dan penuh cobaan.

Ronaldo Patahkan Rekor Penalti LaLiga
Seperti yang dilansir dari L'Equipe, Zidane Yazid Zidane lahir pada 23 juni 1972 di La Castellane, Marseille, di Prancis selatan dari orangtua yang merupakan pengungsi dari Aljazair, jelang pecahnya perang revolusi negara Afrika tersebut pada 1954.

Hasil Lengkap Sepakbola Semalam, 26 Februari 2017
Kedua orangtuanya, Smail dan Malika, memutuskan untuk pindah dari Paris ke Marseille setelah kesulitan dapat pekerjaan. Saat Zidane lahir sebagai anak bungsu, sang ayah saat itu bekerja sebagai buruh dan satpam di sebuah pasar swalayan.

Kerja keras yang dilakukan sang ayah membuat Zizou kecil bisa merasakan hidup nyaman jika dibandingkan dengan standar hidup kawasan tempat tinggalnya, La Castellane, yang dikenal penuh kejahatan dan pengangguran.

Tapi di tempat itu juga ia mengenal sepakbola. Sejak usia lima tahun, Zizou kecil selalu bermain bermain di Place Tartane, sebuah plaza yang memang menjadi ruang terbuka tempat tinggalnya. Kaki kecilnya pun semakin terasah dari permainan "kelas kampung" tersebut.

Pada usia 10, Zidane akhirnya bisa bergabung dengan sebuah tim lokal dan langsung sukses mencuri perhatian pemandu bakat AS Cannes empat tahun berselang. 

Dijadwalkan hanya bertahan enam pekan untuk trial, Zidane akhirnya bertahan selama empat tahun dan melakoni debutnya bersama Cannes pada usia 16 tahun melawan Nantes.

Keberhasilannya membawa Cannes lolos ke zona Eropa, membuat Zidane jadi incaran sejumlah klub top Prancis tetapi akhirnya memilih untuk gabung Bordeaux pada 1996 dan lagi-lagi sukses direbutnya dengan menjadi runner-up Piala UEFA sekaligus jadi pemain terbaik Ligue 1.

Juventus pun kepincut untuk memboyong Zidane dari Prancis ke Italia. Keputusan itu ternyata berbuah manis karena sukses namanya semakin meroket selama berkostum La Vecchia Signora. Gelar juara Serie A berhasil direbut pada musim perdananya, namun gagal merebut trofi Liga Champions selama dua final.

Momen Emas dan Momen Kelam

Namun, dari perjalanan karir yang dirangkum dari berbagai sumber, momen emas Zidane ketika sukses membawa tim nasional Prancis menjadi juara Piala Dunia 1998 di tanah kelahirannya sendiri. Dua tandukannya ke gawang Brasil pada laga final berbuah gelar juara pertama buat Les Blues.

Pada Euro 2000, Zidane kembali berhasil mencatatkan sejarah bersama Prancis ketika memberikan trofi juara Piala Eropa. Trofi individual Ballon d'Or pun tiga kali berhasil direbut Zidane.

Pada 2001, Zidane akhirnya merapat ke Real Madrid dengan status pemain termahal dunia setelah diboyong dengan dengan harga 150 miliar Lira atau setara dengan 75 juta Euro saat ini. 

Trofi Liga Champions yang diidamkannya pun berhasil diraihnya pada musim pertama dengan Madrid lalu diikuti oleh juara La Liga satu musim berselang. Nama Zidane pun jadi pujaan Santiago Bernabeu.

Sayang sebuah insiden kelam tercipta di penghujung karirnya. Zidane sempat membuat sebuah insiden yang tak akan terlupakan dalam laga final Piala Dunia 2006 menghadapi Italia.

Pemain nomor punggung 10 yang menggunakan ban kapten itu dengan emosi menanduk dada dari pemain Italia, Marco Materazzi, hingga terjatuh pada babak perpanjangan waktu saat skor imbang 1-1. Zidane absen saat adu penalti dan Prancis pun akhirnya kalah.

Setelah kegagalan itu, Zidane memutuskan untuk benar-benar mundur dari dunia sepakbola profesional dan tidak akan membatalkan putusan tersebut.

Kehidupan Baru di Madrid


Sejak masa pensiunnya, kehidupan  Zidane di Madrid tetap berlangsung. Ia terpilih menjadi penasihat Presiden Real Madrid, Florentino Perez, saat terpilih memimpin Los Blancos untuk kali kedua pada 2009.

Setelah itu, Zidane mulai menapaki karir kepelatihan sejak 2010 saat terpilih sebagai penasihat buat tim utama Madrid yang saat itu ditangani oleh Jose Mourinho. Satu tahun kemudian, Zizou dipilih sebagai direktur olahraga Madrid yang baru.

Tak berhenti sampai di situ saja, ambisi Zidane di dunia kepelatihan sangat besar. Ia bahkan menjabat sebagai asisten Carlo Ancelotti pada 2013 sebelum menjadi pelatih kepala Real Madrid Castilla satu tahun berselang.

Madrid akhirnya memberikannya kepercayaan besar untuk menangani tim senior Madrid pada 4 Januari 2016 setelah pemecatan Rafael Benitez. Status dan pengalaman pria 43 tahun itu bisa menjadi bekal penting memoles skuad Los Merengues.

Apakah karir melatih Zidane akan tetap sehebat ketika dirinya bermain? Kita nantikan saja..

(ren)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya