Air Mata dari Belgia untuk Sepakbola Indonesia

Arthur Irawan
Sumber :
  • VIVA.co.id/Purna Karyanto
VIVA.co.id
Momen Tegang dan Panik Saat Bus Pawai Timnas U-22 Masuk Terowongan Semanggi
- Masih ingat dengan gelandang muda Indonesia, Arthur Irawan, yang saat ini tengah bermain di Eropa? Ya, kali ini VIVA.co.id berkesempatan untuk mewawancarai Arthur secara eksklusif. Dalam perbincangan kali ini, Arthur mengungkapkan keluh kesahnya mengenai kondisi sepakbola nasional.

5 Fakta Marselino Ferdinan, Pemain Timnas yang Lagi Viral
Arthur memang sudah lama bermain di Eropa. Terhitung, sudah sekitar 4 tahun pemuda 22 tahun tersebut merantau ke Benua Biru.

5 Fakta Iwan Bule Trending di Twitter Karena Unggahan Situs PSSI
Namun, bukan berarti Arthur melupakan perkembangan sepakbola Indonesia. Secara rutin, Arthur selalu memantau apa yang terjadi di sepakbola Indonesia.

Entah itu melalui berita di portal-portal nasional atau mencari tahu lewat rekan-rekannya di Indonesia.

"Sering chat sama teman-teman di sini. Meski main di Eropa, saya kan orang Indonesia. Jadi, saya harus tahu perkembangan sepakbola di sini," terang Arthur.

Gelandang kelahiran Surabaya tersebut mengaku merasa sedih saat tahu situasi politik sepakbola nasional sedang tak kondusif. Dia merasa miris ketika rekan-rekannya kesulitan mencari nafkah karena kompetisi yang sempat terhenti.

Digelarnya turnamen-turnamen dalam beberapa bulan terakhir, disebut Arthur, memang membantu para pemain nasional untuk menambah kas di rekening mereka. Namun, menurutnya, itu bukan solusi yang tepat.

"Tetap butuh kompetisi. Turnamen cuma sesaat, tapi kompetisi itu punya dampak jangka panjang. Saya sebenarnya bukan orang yang tepat untuk mengomentari masalah ini. Saya bukan manajer atau elite sepakbola, cuma pemain," kata Arthur.

"Tapi, sebagai pemain, saya berpendapat harus ada pola pengembangan yang tepat di Indonesia. Contohnya, pembinaan usia dini harus digalakkan dan federasi sudah seharusnya bikin aturan yang tegas," lanjutnya.

Selanjutnya: Tanggapan Dingin Rekan Setim


Arthur juga mengungkapkan isi hatinya usai mengetahui Indonesia terkena sanksi FIFA. Ketika itu, dia merasa sedih.

Sanksi FIFA, disebutnya telah menghambat perkembangan prestasi Indonesia. Memang, dengan sanksi tersebut, Indonesia terkucil dari sepakbola internasional.

Timnas dan klub tak bisa tampil di turnamen internasional. Kursus kepelatihan AFC dan FIFA dilarang,  serta masih banyak lagi kerugian yang dialami Indonesia dari sanksi ini.

"Kena sanksi, artinya Timnas harus vakum di turnamen level internasional. Sungguh sedih ketika mendengar Indonesia kena sanksi," ujar pemain yang kini merumput di Belgia bersama Waasland-Beveren tersebut.

Diceritakan Arthur, berita mengenai disanksinya Indonesia oleh FIFA menyebar cepat di Eropa. Namun, tanggapan orang-orang Eropa terhadap berita tersebut sangat dingin.

"Di tim, rekan-rekan tahu Indonesia disanksi. Tak ada perbedaan perlakuan dari mereka terhadap saya usai Indonesia disanksi. Pelatih juga biasa saja sikapnya," ungkap Arthur.

"Mereka tahu Indonesia disanksi. Tapi, cuek-cuek saja. Yah, bagi mereka Indonesia bukan negara besar di sepakbola. Jadi, berita itu tak jadi bahasan yang seksi bagi mereka," lanjutnya.

Arthur pun berharap kondisi sepakbola nasional segera pulih. Dia mengaku ingin sekali mendengar lagu Indonesia Raya berkumandang di turnamen internasional.

"Entah saya jadi penonton, atau saya main untuk timnas, yang pasti saya ingin Indonesia tampil di level internasional. Berharap sekali sanksi ini lepas dan prestasi Indonesia di pentas internasional terangkat," tutur Arthur. (one)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya