5 Momen yang Bikin Geger Sepakbola Indonesia Selama 2015

Salah satu oknum The Jakmania diamankan oleh polisi
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anry Dhanniary
VIVA.co.id
Langkah Tegas PSSI Basmi Sepakbola Gajah di Liga 3
- 2015 hanya tinggal menunggu jam saja dan kita akan segera menyambut datangnya tahun 2016. Beberapa memori menyenangkan dan juga menakutkan terjadi di sepakbola Indonesia sepanjang tahun kemarin.

Pemain Keturunan Bisa Bela Timnas U-19 di Piala Dunia U-20, Siapa Dia?
Mulai dari keterpurukan sepakbola nasional, sanksi di kancah internasional, sampai euforia juara yang sangat luar biasa. Hal-hal ini menjadi warna bagi pecinta sepakbola tanah air di 2015.

Indra Sjafri Disuruh Iwan Bule Jujur Soal PSSI, Jawabannya Mengejutkan
Tercatat ada lima kejadian besar yang berhasil membuat geger publik Indonesia, berikut daftarnya seperti yang dirangkum VIVAbola:

1. ISL Terhenti
Titik awal dari kisruh sepakbola tanah air yang terjadi pada 2015 ini. Setelah Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menunda awal musim akibat masalah verifikasi, Indonesia Super League (ISL) akhirnya dimulai pada 4 April 2015.

Namun, musim akhirnya secara resmi dihentikan oleh PSSI pada 2 Mei 2015 akibat larangan dari Menpora, Imam Nahrawi, terkait keputusan BOPI (Badan Olahraga Profesional Indonesia) yang melarang Persebaya Surabaya dan Arema Cronus untuk tampil karena masalah status hukum. 

PSSI menurut kepada keputusan para klub peserta ISL yang tidak ingin nama Persebaya dan Arema tercoret dari kompetisi. Hak ini merupakan awal dari "mati suri" sepakbola Indonesia.

2. Sanksi FIFA
Setelah ISL terhenti pada awal Mei, Menpora akhirnya mengeluarkan Surat Keputusan Pembekuan PSSI. Setelah PSSI dinilai tidak menindak lanjuti tiga surat peringatan yang dikirimkan Kemenpora terkait keputusan menghentikan ISL.

FIFA sempat mengancam akan berikan sanksi, tapi BOPI malah meminta FIFA untuk patuh dengan peraturan di Indonesia, tidak hanya Statuta FIFA saja. Akhirnya, FIFA memutuskan berikan sanksi untuk Indonesia usai rapat Komite Eksekutif FIFA pada 30 Mei 2015.

Hal ini berdampak pada gagal tampilnya tim nasional Indonesia di ajang kualifikasi Piala Dunia 2018. Beruntung, tim nasional Indonesia U-23 masih bisa tampil di ajang SEA Games Singapura lalu.

FIFA Temui PSSI

FIFA dan AFC sendiri sudah datang langsung ke Indonesia pada November lalu untuk bertemu Presiden, Joko Widodo, berserta Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, juga PSSI. Mereka membuat tim task force yang bertugas memperbaiki kondisi sepakbola tanah air.

3. Persib Juara Piala Presiden
Ditengah konflik yang menyelimuti sepakbola Indonesia, turnamen yang diberikan izin oleh Kemenpora dan PSSI akhirnya bisa terlaksana ketika Mahaka Sport and Entertainment menggelar Piala Presiden.

14 klub ISL dan dua dari Divisi Utama tampil sebagai peserta. Turnamen ini pun berhasil menyedot perhatian pecinta sepakbola Indonesia, yang tengah haus akan tontonan dari klub kecintaan mereka masing-masing.

Persib Bandung Vs Sriwijaya di Final Piala Presiden

Persib Bandung, yang berstatus juara ISL 2014, berhasil keluar jadi juara setelah menang 2-0 atas Sriwijaya FC di laga final. Pesta ini semakin heboh setelah ribuan bobotoh ikut hadir pada pertandingan di Stadion Utama Gelora Bung Karno tersebut.

Sayang, laga tersebut juga diwarnai insiden penolakan dari segelintir suporter Persija Jakarta. Sekitar 1.200 oknum berhasil ditangkap oleh Polda Metro Jaya akibat keributan di beberapa titik dengan aparat. 

4. Persib Gagal Total di Piala Jenderal Sudirman
Hanya dua bulan setelah menjadi kampiun di Piala Presiden, performa Persib merosot tajam saat tampil di Piala Jenderal Sudirman. Hanya sekali menang dan tiga kali kalah dalam empat pertandingan di Sidoarjo, membuat Persib mentok di fase grup.

Hal ini tak lepas dari hengkangnya beberapa figur penting "Maung Bandung" seperti bek asal Montenegro, Vladimir Vudjovic, kabar akan hijrahnya Makan Konate, belum lagi Umum Muchtar yang sempat memutuskan mundur dari posisi manajer.

Sosok Zulham Zamrun juga tak bisa memperkuat Persib. Topscorer dan Pemain Terbaik Piala Presiden itu mengalami cedera cukup parah pada lututnya setelah ikut turnamen Habibie Cup membela Persipare Pare-Pare.

Pemain Persib Bandung, Firman Utina

Kegagalan ini berbuntur panjang setelah pemain-pemain kunci macam Firman Utina, Achmad Jufriyanto, Abdul Rahman, dan Dedi Kusnandar memutuskan untuk meninggalkan Bandung.

5. Tewasnya Dua Suporter Arema
Sebuah kabar duka yang mengejutkan sepakbola Indonesia terdengar pada 19 Desember kemarin. Dua orang suporter Arema Cronus meninggal dunia setelah bus yang mereka tumpangi diserang oleh oknum fans Surabaya United jelang menonton laga terakhir 8 besar Piala Jenderal Sudirman di Sleman.

Eko Prasetyo dan Slamet terlibat dalam keributan di sebuah SPBU Sragen, Jawa Tengah, setelah oknum fans Surabaya United coba mengambil dompet dan telepon genggam para Aremania. Sekitar 30 suporter Surabaya United berhasil ditangkap oleh polisi dan ditahan di Polres Sragen.

Suporter Surabaya United diamankan polisi

Pihak Arema dan sejumlah pihak penggelar turnamen, seperti TNI, sudah memberikan santunan untuk keluarga kedua korban atau para penderita luka-luka. Tinta hitam ini diharapkan tak tercoreng lagi di masa depan. (ren)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya