Leicester Impresif karena Sikap Bijak Pemilik Klub

Sumber :
  • Reuters / Craig Brough
VIVA.co.id
Arsenal Kembali Ditimpa Kesialan di Bursa Transfer
- Hasil impresif Leicester City musim ini, sungguh merupakan kejutan. Tidak ada yang menduga, bahkan pemilik klub pun tidak berharap. Manajer Leicester Claudio Ranieri, mengungkap bahwa mereka bahkan sudah siap menghadapi degradasi musim ini.

Ranieri Resmi Perpanjang Masa Bakti dengan Leicester

Dilansir dari
Bukan Unggulan, Leicester 'Pede' Hadapi Musim Baru
Mirror pada Minggu, 20 Desember 2015, setelah memperoleh promosi ke Premier League pada 2014, Leicester harus berjuang menghindari degradasi pada musim 2014/2015. Mereka akhirnya finis di posisi 14 pada akhir musim.


Claudio Ranieri kemudian ditunjuk sebagai manajer pada musim panas. CEO Leicester Vichai dan putranya Aiyawatt, berencana membuat Leicester jadi klub lebih baik di Premier League, namun sudah siap menghadapi resiko terburuk yaitu degradasi.


"Saya tidak menduga ketika menandatangani kontrak, bahwa pada Desember kami akan berada di puncak klasemen. Dua hal sangat fantastis buat saya," kata Ranieri, menyebut tentang sikap pemilik klub.


Hal luar biasa pertama adalah keinginan pemilik klub, untuk membuat Leicester tetap bertahan di Premier League dalam dua musim ke depan. Selanjutnya adalah berusaha naik ke peringkat lebih baik. Jadi tidak ada keinginan muluk dari sang pemilik.


"Hal fantastis lain adalah saat putranya bertanya pada saya, jika situasi menjadi buruk (degradasi), apakah saya bersedia tetap bersama mereka di Championship. Saya katakan, ya, saya akan tinggal di sini (Leicester)," ujar Ranieri.


Menurutnya sikap pemilik klub, ayah dan putranya, memperlihatkan keseimbangan. Mereka punya harapan, tidak penuh omong kosong, ditambah dengan komitmen dan dukungan terhadap manajer.


"Mereka menginginkan saya tetap menjadi manajer jika situasi berjalan buruk. Penting bagi saya untuk memahami filosofi ini," katanya. Ranieri mengatakan hanya dua kali dia memperoleh komitmen jangka panjang, dalam karir manajerialnya.


Selain Leicester adalah saat dia menangani Cagliari. "Saat saya masih muda di Cagliari, kami memenangkan Serie C, Serie B dan tiba di Serie A. Tapi tahun pertama (di Serie A) seperti Leicester musim lalu. Di paruh musim kami tidak hanya jatuh, tapi terpuruk."


"Tidak ada yang percaya pada kami. Banyak jurnalis bertanya pada pemimpin klub, apakah dia akan memecat saya. Tapi dia mengatakan pada saya, jangan khawatir Claudio. Kami bersamamu dari C ke B ke A, kami akan tetap bersamamu dari A ke B ke C," ujarnya.


Musim ini bukan hanya hasil impresif Leicester yang mengejutkan di Premier League, tapi juga situasi klub-klub besar. Chelsea yang menjadi jawara musim lalu terpuruk, dan akhirnya telah memecat sang manajer Jose Mourinho.


Persaingan di posisi empat besar berjalan ketat, karena klub-klub kaya tidak tampil konsisten. Beberapa klub lain pun telah memecat manajer, seperti Aston Villa, Liverpool dan Swansea City, sehingga Leicester menjadi anomali.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya