Sumber :
VIVA.co.id
- Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mengaku masih enggan menyetorkan nama untuk masuk dalam jajaran Komite Ad Hoc kepada FIFA. Alasannya, hingga saat ini FIFA belum mengirimkan surat rincian mengenai tugas dan pembagian kerja Komite Ad Hoc.
Pembentukan Komite Ad Hoc sendiri tergolong mendesak. Pasalnya, pada 2-3 Desember 2015 ini akan diselenggarakan FIFA Exco Meeting, yang didalamnya membahas perkembangan konflik sepakbola di tanah air.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Pembentukan Komite Ad Hoc sendiri tergolong mendesak. Pasalnya, pada 2-3 Desember 2015 ini akan diselenggarakan FIFA Exco Meeting, yang didalamnya membahas perkembangan konflik sepakbola di tanah air.
Jika tidak ada kemajuan sejak Joint Delegations FIFA dan AFC berkunjung ke Indonesia, bukan tidak mungkin sanksi yang akan diberikan oleh otoritas tertinggi sepakbola dunia tersebut bertambah berat.
Dibanding masuk menjadi bagian dari Komite Ad Hoc, Kemenpora lebih memilih untuk fokus membentuk Tim Kecil. Nantinya ada 5 orang yang mengisi tim tersebut, dengan fungsi menjalin komunikasi dengan FIFA terkait rencana reformasi dalam tubuh kepengurusan PSSI.
"Saya sudah diperintahkan Pak Menteri (Imam Nahrawi) untuk segera menyusun
draft
tentang masalah Tim Kecil. Kami juga sudah berkomunikasi dengan Istana, dan seandainya disetujui Pak Menteri, surat tersebut sudah menyebut siapa saja yang ditugaskan oleh pemerintah," ungkap Deputi V Bidang Harmonisasi dan Kemitraan Kemenpora, Gatot S Dewa Broto.
Rencananya, surat mengenai Tim Kecil tersebut akan dikirimkan besok kepada FIFA. Namun, ketika ditanya apakah pembahasan Tim Kecil masuk ke dalam agenda FIFA Exco Meeting, Gatot tidak mau sesumbar.
"Saya tidak berpikir begitu, karena memang tidak semudah itu mengubah agenda rapat yang sudah tersusun. Saya juga tidak mau 'pede' seperti itu," kata dia.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Jika tidak ada kemajuan sejak Joint Delegations FIFA dan AFC berkunjung ke Indonesia, bukan tidak mungkin sanksi yang akan diberikan oleh otoritas tertinggi sepakbola dunia tersebut bertambah berat.
