3 Kisah 'Kelam' Masa Lalu Bomber Maut Jamie Vardy

Sumber :
  • REUTERS

VIVA.co.id - Musim lalu mungkin tak banyak yang kenal dengan Jamie Vardy. Meski sudah tampil di Premier League bersama Leicester City, namun kiprahnya tenggelam dibandingkan pera bomber tangguh macam Wayne Rooney dan Harry Kane.

Tapi, sekarang, seiring melejitnya performa The Foxes, penyerang 28 tahun itu ikut mencuat. 14 gol telah dibukukan Vardy di Premier League.

Hebatnya lagi, bomber berpostur 178 sentimeter itu juga berhasil mengukir rekor pemain yang mampu menggetarkan jala lawan dalam 11 pertandingan beruntun di Premier League.

Kesuksesan Vardy sekarang tentu tidak diraih dengan serta merta. Butuh perjuangan panjang dan berliku. Dan berikut ini adalah 3 cerita tentang masa lalu kelamnya sebelum menjadi pesepakbola andal.

1. Nyaris Berhenti Main Sepakbola

Vardy ketika kanak-kanak sempat masuk akademi Sheffield Wednesday. Namun, ketika berusia 15 tahun, dia nyaris mundur dari sepakbola karena akademi tersebut mendepaknya dengan alasan tubuhnya terlalu kecil.

Keputusan tersebut membuat hati Vardy hancur. "Sheffield klub yang saya dukung sepanjang hidup. Itu adalah momen terendah dalam karier sepakbola saya. Yang lebih menyakitkan, tubuh saya tumbuh signifikan sebulan setelah didepak. Tinggi saya bertambah sampai 20 sentimeter," kata Vardy.

Butuh waktu delapan bulan bagi Vardy untuk menyembuhkan traumanya ditolak klub. Dia lalu bergabung dengan klub lokal yang ambil bagian dalam kompetisi amatir.

Selanjutnya, Vardy muda pindah ke tim non-liga Stocksbridge Park Steels. Di sana dia digaji 30 poundsterling per pekan.

"Saya sangat bahagia kala itu karena sebelumnya tak menghasilkan apapun dari sepakbola," ungkapnya.



2. Sempat Kerja di Pabrik

Bukan Unggulan, Leicester 'Pede' Hadapi Musim Baru

Hampir tak pernah terpikir di benak Vardy bisa meraup uang dari profesi pesepakbola. Selama masa muda, Vardy memainkan si kulit bundar tak lebih dari sekedar hobi.

Lahir di keluarga pas-pasan, ayah Vardy adalah operator crane dan ibunya karyawan di kantor pengacara. Dia juga tidak mengenyam pendidikan yang cukup sehingga di masa muda, Vardy harus bekerja di sebuah pabrik pembuat alat perlengkapan medis.

Tugas Vardy ketika itu cukup berat. Dia harus mengangkut pelat karbon fiber.

"Pekerjaan saya ketika itu membuat penyangga semacam tongkat bagi orang cacat. Saya harus mengangkat banyak barang, memasukkan ke oven panas. Kami melakukan itu ribuan kali sehingga punggung ini terasa remuk," katanya.



3. Tak Bisa Main Tandang karena Catatan Kriminal

Vardy juga dikenal memiliki catatan kriminal di kota tempat tinggalnya. Dia pernah berkelahi sehingga mendapatkan hukuman harus tetap berada di kampungnya setelah pukul 6 sore.

Alhasil, Vardy pun tersiksa ketika timnya harus melakoni partai tandang. Kadang dia hanya bermain selama satu jam, sebab harus pulang lebih dulu. Atau jika jarak kota lawan sangat jauh, dia malah terpaksa absen.

Kasus yang menimpa Vardy sebenarnya bisa ditolerir. Dia menghajar orang karena membela rekannya yang lemah.

"Saya keluar dengan rekan yang memakai alat bantu dengar. Lalu, dua orang mengejeknya dan saya menyerang mereka. Saya tidak bangga dengan perbuatan itu, namun saya hanya melindungi teman," jelasnya.

"Saya akan melakukan apapun bagi teman, meski harus terkena masalah ujung-ujungnya," kata Vardy. (one)

20 Fakta Menarik Seputar Tim-tim Premier League 2016-17
manajer Arsenal, Arsene Wenger

Arsenal Kembali Ditimpa Kesialan di Bursa Transfer

Tawaran The Gunners ditolak Leicester City.

img_title
VIVA.co.id
11 Agustus 2016