Leicester Vs MU, Tak Sekedar Berebut Puncak Klasemen

Claudio Ranieri dan Louis van Gaal.
Sumber :
  • REUTERS
VIVA.co.id
Harry Maguire Belum Pantas Jadi Kapten Manchester United
- Akhir pekan ini, duel dua tim papan atas Liga Inggris akan tersaji di King Power Stadium. Leicester City yang berdiri puncak klasemen, akan kedatangan lawan tangguh, Manchester United, yang bercokol di posisi kedua klasemen.

5 Pertemuan Terakhir MU Vs Tottenham, Hujan Gol dan Pembantaian

Duel kedua tim jelas bukan hanya sekedar memperebutkan puncak klasemen. Laga ini punya banyak arti, mulai dari romansa, hingga perbandingan ketajaman penyerang kedua tim.
Marcus Rashford Gantikan Kylian Mbappe di PSG?


Sorotan buat Leicester tentunya tak lepas dari penampilan impresif pasukan Claudio Ranieri musim ini. Bagaimana tidak, The Foxes diluar dugaan mampu tampil konsisten, hingga mampuy memuncaki klasemen Liga Inggris di pekan ke-13.

Sebaliknya, meski berada di posisi kedua klasemen, performa MU bisa dikatakan belum sepenuhnya maksimal. Jika dibandingkan dengan Leicester, lini depan MU bisa dikatakan kurang menggigit. Terbukti, hingga saat ini Wayne Rooney cs hanya mampu mencetak 19 gol, sedang Leicester sudah mampu mengemas 28 gol.

Namun, MU justru punya pertahanan terbaik sampai saat ini. Digalang Chris Smalling dan Phil Jones, MU baru kebobolan 9 gol, jumlah paling sedikit dibanding 19 kontestan Liga Inggris lainnya.

Tak hanya itu, duel ini juga punya arti penting bagi kedua pelatih, Claudio Ranieri di kubu Leicester, dan Louis van Gaal di sisi Manchester United.


Romansa King Power


Jika berbicara romansa, tentu masih segar ingatan saat MU dibuat tak berkitik kala bertandang ke King Power Stadium musim lalu.


MU yang kala itu masih diperkuat Radamel Falcao dan Angel Di Maria, mampu ditaklukan Leicester. Padahal, dalam laga tersebut MU sudah unggul 3 gol lebih dulu.


Permainan spartan Leicester yang kala itu masih dibesut Nigel Pearson, justru mampu membalikan kedaan hinga berhasil mengunci kemenangan 5-3 kala itu.


2 gol Leonardo Ulloa, serta 3 gol lain yang dicetak masing-masing oleh, David Nugent, Esteban Cambiasso, dan Jamie Vardy, mampu menjinakkan permainan agresif Setan Merah.


Kini, kedua tim akan kembali berhadapan di panggung yang sama, dan tentunya dengan atmosfer yang sama.


Pertarungan Ranieri dan Van Gaal


Salah satu yang akan membuat menarik laga ini adalah bertemunya kembali dua pelatih senior, Claudio Ranieri dan Louis van Gaal.


Pertarungan kedua pelatih ini sudah lama terjadi, terutama keduanya masih menukangi dua tim elite Spanyol, Valencia, dan Barcelona, di ajang La Liga.


Ranieri pernah menukangi dua klub elite Spanyol, Valencia (1997-1999) dan Atletico Madrid (1999-2000). Sedang Van Gaal, pernah meraih sukses bersama Barcelona saat menjadi arsitek
The Catalans
periode 1997 hingga 2000.


Dalam berita sebelumnya, Ranieri mengenang masa indah saat masih menukangi Valencia. Tepat pada 1999, Ranieri pernah mencatatkan hattrick mengalahkan Van Gaal, yang saat itu masih menukangi Barcelona. Hebatnya,
hattrick
kemenangan atas Van Gaal dicatat hanya dalam waktu 10 hari.


"Saya ingat dengan baik pada 18 Februari (1999), kami menang 3-2 atas Barcelona di leg 1 perempat final Copa del Rey," kenang Ranieri seperti dikutip
La Gazzetta dello Sport
.


"Pada tanggal 24, (kami menang) 4-3 di Mestalla di
leg
2. Kemudian (tanggal) 27, (kami menang) 4-2 di Camp Nou. Di final, (kami) mengalahkan Atletico Madrid 3-0. Kami punya skuat yang hebat (saat itu)," ucapnya.


Namun, jelang laga nanti Ranieri enggan sesumbar. Ia tahu betul sepak terjang MU dan tentunya sosok Louis van Gaal.


"Ini adalah tantangan besar. Manchester United adalah raksasa sepakbola dunia, dan Van Gaal adalah salah satu pelatih terbaik," kata Ranieri.


Sepanjang karirnya, Ranieri sudah bertemu Van Gaal sebanyak 7 kali. Dan dari 7 pertemuan tersebut, keduanya selalu saling mengalahkan. Hanya saja Van Gaal lebih unggul karena menang di 4 kesempatan.


Lini Depan Terbaik Vs Lini Pertahanan Terbaik


Laga ini akan kembali jadi ajang pembuktiab bomber eksplosif Leicester, Jamie Vardy. Bagaimana tidak, penyerang 28 tahun ini bercokol sebagai pencetak gol terbanyak sementara Liga Inggris, dengan catatn 13 gol.


Yang lebih luar biasa, 13 gol dikemasnya dalam 13 penampilannya. Itu berarti, rasio mencetak golnya adalah 1 gol di setiap pertandingan.


Leicester City juga menjadi tim yang punya catatan gol paling banyak. Jamie Vardy cs mampu mencetak 28 gol hingga pekan ke-13 Liga Inggris.


Walaupun jadi tim paling subur, lini pertahanan Leicester juga mudah ditembus. Pasalnya, lini pertahanan yang digalang Robert Huth sudah 20 kali mampu dibobol lawan.


Sebaliknya, MU justru punya kekuatan di lini pertahanan. Meski tak tajam di lini depan dengan baru mencetak 19 gol, tapi MU punya lini pertahanan terbaik hingga saat ini. Chris Smalling
cs
menjadi tim yang paling sedikit kebobolan. Hingga pekan ke-13 MU baru 9 kali kebobolan.


"Saya pikir ini hasil kerja keras di sesi latihan. Kami banyak melakukan permainan taktik. Kami juga sering melakukan simulasi 11 lawan 11," kata Smalling seperti dilansir
Goal
.


"Kami banyak melakukan latihan bertahan secara terorganisir. Sehingga semua tahu posisi mereka, ketika kami sedang menguasai bola atau sedang kehilangan bola. Saya pikir ini sesuatu yang krusial di laga nanti."


Patut dinantikan, siapakah tim yang akan mampu menjadi pemuncak klasemen? Apakah ketajaman Jamie Vardy akan mampu mengulang sukses di King Power Stadium seperti musim lalu? Atau kokohnya lini pertahanan MU mampu meredam agresivitas serangan
The Foxes
.


Laga Leicester City kontra Manchester United, akan dilangsungkan pada tanggal 29 November 2015 dini hari WIB.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya