- VIVA.co.id/D.A.Pitaloka (04-10-2015)
VIVA.co.id - Laga Arema Cronus melawan Sriwijaya FC mampu menarik 35 ribu penonton untuk memadati tribun di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang, kemarin. Jumlah itu menjadi jumlah penonton terbesar yang didulang panitia pelaksana selama Piala Presiden berlangsung.
Namun, kabar gembira itu tidak membuat panitia tenang. Sebab ada flare (kembang api) yang menyala di penghujung pertandingan. Panitia khawatir flare akan mendatangkan sanksi sebesar Rp15 juta.
Ketua Panitia Pelaksana Pertandingan Arema Cronus Abdul Haris menyesalkan kejadian itu. Menurut dia, kondisi kondusif telah berlangsung selama Piala Presiden bergulir sejak babak penyisihan grup. Panitia merasa kecolongan dengan masuknya flare ke dalam tribun penonton di Stadion Kanjuruhan.
“Kami sesalkan itu, apa pun yang terjadi flare tak boleh menyala,” kata Abdul Haris, Minggu 4 Oktober 2015.
Flare terlihat menyala berwarna merah dan putih nyaris di berbagai penjuru Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang pada laga Arema Cronus melawan Sriwijaya Sabtu 3 Oktober petang. Suasana sesaat menjadi mencekam dan aparat keamanan dari kepolisian dan Brimob segera turun ke lapangan, mengawal pemain dua tim untuk segera masuk ke dalam tribun.
Panitia pelaksana berjanji akan menyelidiki kejadian tersebut. Walaupun flare menyala di injury time, menurut dia, nyala api tak boleh muncul di Kanjuruhan, “Masih kami selidiki, saya berharap tidak ada sanksi karena sudah injury time,” lanjutnya.
Sementara itu, Aremania Korwil Kanjuruhan Awang, menyebut nyala flare berlangsung setelah pertandingan usai. Menurut dia, hal itu tidak akan menyebabkan turunnya sanksi panpel Mahaka pada Arema Cronus.
“Flare menyala setelah pertandingan, sampai sekarang kondisi aman,” katanya.
Arema Rela 'Peras Otak' Demi Timnas Indonesia
Lima pemain Arema dipanggil ke Timnas.
