“Jangan takabur, ini peringatan buat kami. Belum bertanding sudah bingung memilih venue final,” kata Pelatih Arema Cronus Joko Susilo Sabtu 3 Oktober 2015.
Menurutnya konsentrasi tim dan semua bagian di dalam tim sedikit terpecah sebelum pertandingan. Banyak elemen Arema yang lebih sibuk memikirkan babak final ketimbang mempersiapkan diri melawan Sriwijaya.
Hasil statistik pertemuan keduanya yang menguntungkan Arema juga jadi salah satu penyebab tidak fokusnya pemain, “ tapi ini ndak masalah, hanya kami terpaskda draw saja. Di leg kedua kami harus kerja keras dan menang,” ujarnya.
Evaluasi lain, menurutnya ada kelemahan di lini tengah akibat akumulasi kartu yang menyebabkan Samsul Arif, Fery Aman Saragih dan Juan Revi hengkang di pertandingan itu.
Plot pemain yang seharusnya bisa berperan membagi bola kurang maksimal, “ lini tengah ada masalah, Sukadane yang seharusnya banyak memainkan bola ternyata cedera , tapi hasil draw cukup untuk bekal berikutnya,” tuturnya.
Bukan hanya pelatih yang kecewa dengan hasil tersebut, kapten tim Arema Fabiano Beltrame juga menyatakan kecewa. Menurutnya tak banyak serangan yang dilakukan Sriwjaya, meskipun cukup satu serangan bisa menghasilkan gol, “ mereka tak banyak naik, tetapi sekali naik langsung gol, ya itulah sepakbola,” kata Fabiano Beltrame.