Sumber :
- VIVAbola/Ikram
VIVA.co.id
- Sikap yang diambil Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, dalam menangani kekisruhan sepakbola nasional mengundang banyak kritik. Kini, salah satunya dilontarkan oleh pelatih Pusamania Borneo FC, Iwan Setiawan.
Iwan mengaku selalu mengikuti pemberitaan mengenai perkembangan kisruh sepakbola nasional saat ini. Dia juga sebenarnya setuju jika Menpora menilai masalah utama yang mesti diselesaikan terkait pembinaan sepakbola di tingkat usia muda.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Iwan mengaku selalu mengikuti pemberitaan mengenai perkembangan kisruh sepakbola nasional saat ini. Dia juga sebenarnya setuju jika Menpora menilai masalah utama yang mesti diselesaikan terkait pembinaan sepakbola di tingkat usia muda.
"Menpora bilang kondisi persepakbolaan Indonesia saat ini adalah kurang serius di dalam
youth development
. Oke kita setuju itu memang permasalahan," ungkap Iwan saat berbicara kepada
VIVA.co.id
.
Hanya saja, bagi pria yang terkenal dengan gaya bicara ceplas-ceplos itu, kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Menpora selama ini lebih mengutamakan popularitas saja. Dan yang lebih parahnya lagi, menurut Iwan, cara Menpora memilih perwakilan untuk mengatasi sebuah masalah terkesan asal-asalan.
"Ada event yang dibuat Menpora untuk tingkat
grass root
, tapi yang didatangkan untuk menjadi instruktur orang-orang yang ngawur. Kalau begitu bagaimana mau membangun pemain usia muda," imbuh dia.
Lebih jauh, Iwan berbicara mengenai konsep pembinaan usia muda yang ideal. Menurut dia, pertandingan kompetisi atau turnamen dengan frekuensi tertentu selayaknya menjadi fokus utama para pemangku kepentingan dalam sepakbola tanah air.
"Sudah saatnya kita berpikir bagaimana caranya ada turnamen atau kompetisi yang rutin tiap tahunnya. Pemain muda membutuhkan atmosfer pertandingan, dan frekuensinya dalam setahun harus disesuaikan dengan kategori usia juga," kata dia. (one)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Menpora bilang kondisi persepakbolaan Indonesia saat ini adalah kurang serius di dalam
