Laga Piala Kemerdekaan Ricuh, Apa Tindakan Tim Transisi?

Laga Persekap versus Persebo
Sumber :
  • ANTARA FOTO
VIVA.co.id
BOPI Dikhawatirkan Berpotensi 'Acak-acak' ISC
- Rentetan aksi tak terpuji tersaji di beberapa pertandingan Piala Kemerdekaan bentukan Tim Transisi Kemenpora. Tercatat, sudah tiga kejadian memalukan yang terjadi di atas lapangan setelah Piala Kemerdekaan digulirkan dalam sepekan terakhir.

PSSI Kritik Klaim Tim Transisi Sebagai 'PSSI Baru'
Kamis 20 Agustus 2015 di Stadion Manahan, Persis Solo berhadapan dengan Persinga Ngawi. Duel tersebut diwarnai aksi tak terpuji dari pelatih Persis, Aris Budi.

Trofeo Persija Dipermasalahkan Tim Transisi
Pada menit 87, terjadi sebuah insiden di dalam kotak penalti Persis. Saat itu, salah satu pemain Persis berduel udara dengan seorang penggawa Persinga.

Wasit akhirnya meniup peluit tanda pelanggaran. Tak puas dengan keputusan tersebut, Aris kemudian protes dari pinggir lapangan. Aksinya pun diakhiri dengan tandukan kepada asisten wasit.

Kericuhan juga sempat terjadi di laga pembuka antara Cilegon United versus Mojokerto Putra. Untuk kasus ini, Tim Transisi menilai, wasit yang memimpin pertandingan telah lalai dalam menunaikan tugasnya.

Terkait dua kasus ini, Tim Transisi pun mengambil tindakan. Aris dan wasit yang memimpin laga Cilegon United versus Mojokerto Putra dinyatakan tak bisa lagi tampil di Piala Kemerdekaan.

"Kami sudah lakukan evaluasi, secara umum pertandingan berjalan lancar. Tapi, memang ada perangkat pertandingan dan pemain yang bertindak tidak terpuji. Maka itu kami memutuskan untuk menjatuhkan sanksi," ujar Ketua Panitia Piala Kemerdekaan, Lodewijk Freidrich Paulus, saat konferensi pers di Media Center Kemenpora, Senayan, Jakarta, Jumat 21 Agustus 2015 sore.

Sebenarnya, masih ada satu keributan lagi yang terjadi di Piala Kemerdekaan, yaitu saat laga Persekap Pasuruan kontra Persebo Bondowoso di Stadion Wilis, Madiun, Rabu 19 Agustus 2015 lalu. Ketika itu, pemain Persebo menyerang wasit Masagus karena tak puas dengan kepemimpinannya.

"Untuk kasus di Madiun masih diselidiki, butuh bukti tambahan. Saat ini, baru ada foto saja, tapi tak bisa dijadikan bukti kuat," ujar Lodewijk.

Lebih jauh, Letnan Jenderal TNI AD itu membeberkan, pihaknya hanya memerlukan dua bukti saja untuk dijadikan rujukan keputusan Tim Transisi terkait kasus di laga Persekap versus Persebo. Yang pertama, mereka memakai laporan berita acara dari Match Commisioner, dan kedua adalah video jalannya pertandingan.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya