Manajer Persib Cemaskan Aturan Salary Cap

Kapten Persib Bandung, Firman Utina, bersama Manajer Umuh Muhtar
Sumber :
  • VIVAnews/Aji YK Putra
VIVA.co.id
Dilarang Pakai Atribut, Suporter Persija Berontak
- Manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar khawatir aturan pembatasan gaji pemain atau salary cap yang bakal diterapkan pada kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2015/2016 akan berdampak buruk terhadap kualitas permainan tim.

Aturan tersebut, cenderung akan membatasi ruang gerak klub mendapatkan para pemain incarannya. Sebab kata Umuh, setiap pemain tak bisa disama ratakan gajinya dan harus dihargai berdasarkan kualitas, kerja keras dan prestasi dia di lapangan.

Bus Persib Kecelakaan Gara-gara Rem Blong
"Sudah hak pemain mendapatkan gaji yang layak, kalau ada klub yang secara finansial tidak siap, ya lebih baik tidak usah ikut berkompetisi. Kalau dibatasi saya khawatir malah akan membuat pemain jadi turun semangat dan kualitasnya," ungkap Umuh.

Penerapan aturan salary cap kata Umuh, belum tentu akan menyelesaikan persoalan keuangan yang selama ini dihadapi klub. Sebab kata dia, meski nantinya aturan tersebut diterapkan namun jika secara finansial klub tak siap memenuhi hak pemain, potensi masalah seperti tunggakan gaji masih sangat mungkin terjadi.

Potensi masalah lainnya adalah kemungkinan terjadinya kecurangan dalam hal administrasi kontrak. Sebab menurut Umuh bisa saja klub dan melakukan kesepakatan di bawah tangan dengan menyamarkan atau memalsukan nilai kontrak dalam surat kontrak yang disepakati.

Umuh mencontohkan jika aturan maksimal gaji sebesar Rp70.000, tapi jika si pemain ngotot minta Rp100.000, bisa saja pemain dan klub melakukan kecurangan. "Nantinya malah jadi tidak mendidik," ungkap Umuh.

Kendati demikian jika memang didukung penuh klub-klub dan lebih banyak hal positif yang ditimbulkannya, Umuh menyatakan Persib akan mengikuti dan menghormatinta. "Kalau benar, silahkan saja diterapkan," pungkasnya.

Seperti diketahui, PT Liga Indonesia akan menerapkan beberapa terobosan baru dalam kompetisi ISL musim 2015/2016 mendatang, khususnya terkait masalah keuangan. Di antaranya financial fair play, salary cap dan budgeting cap.

Hal itu dilakukan sebagai langkah untuk meminimlaisir persoalan keuangan yang selama ini kerap timbul atau dialami klub-klub sepak bola di Tanah Air. Sebab bisa dikatakan masih banyak klub yang belum bisa benar-benar mandiri atau pintar mencari uang dari sponsor.

Hanya beberapa klub saja yang bisa dikatakan tergolong 'menjual' di mata sponsor, seperti Persib, Arema Cronus, Persebaya Surabaya dan Sriwijaya FC.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya