Sumber :
- ANTARA FOTO/Agus Bebeng
VIVA.co.id
- Firman Utina dikenal sebagai salah satu gelandang terbaik Indonesia dan bahkan pernah menjabat sebagai kapten Timnas. Tapi, tahukah Anda kalau pria 33 tahun itu nyaris menjadi polisi?
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Bus Persib Kecelakaan Gara-gara Rem Blong
Baca Juga :
Bus Rombongan Persib Kecelakaan
Firman hadir di Stadion Bea Cukai, Rawamangun, Jakarta, untuk memberikan coaching clinic yang digelar oleh MILO kepada anak-anak usia dini pada Kamis, 6 Agustus 2015. Sebelum membagi ilmu, Firman pun bercerita soal awal karirnya.
Baca Juga :
Pindah Kandang Dinilai Rugikan Persib
Firman yang dikenal sukses dengan tiap klub yang dibelanya ternyata memulai karir dengan tidak mudah. Banyak rintangan menuju kehidupan dan karier sepakbolanya saat ini.
Firman menceritakan pernah mendapat tentangan dari orangtuanya, yang menginginkan sang putra untuk menjadi seorang polisi. Alhasil, pria kelahiran Manado 33 tahun lalu in kerap meninggalkan rumah untuk memperdalam ilmu sepakbolanya.
"Orangtua saya menentang keinginan saya untuk jadi seorang pemain sepakbola. Mereka sangat menginginkan saya untuk jadi polisi. Mereka maunya saya belajar dengan baik untuk bisa masuk akademi kepolisian," kenang Firman.
"Saya sering meninggalkan rumah untuk melatih kemampuan sepakbola. Saya ingin membuktikan kepada orangtua saya, jika saya bisa berhasil jadi seorang pemain bola," Firman melanjutkan cerita.
Keputusan tersebut ternyata berbuah manis. Sejak masuk tim senior Persma Manado pada 1999, Firman selalu menjadi pemain andalan klub-klub yang dibelanya.
Prestasi terbaik Firman yakni ketika membawa Arema Malang jadi juara Copa Indonesia 2005 dan 2006, lalu juara Indonesia Super League (ISL) 2011-12 dengan Sriwijaya FC, juga pada 2014 lalu bersama Persib Bandung. Ban kapten Timnas pun sempat melingkar di lengan Firman. (one)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Firman menceritakan pernah mendapat tentangan dari orangtuanya, yang menginginkan sang putra untuk menjadi seorang polisi. Alhasil, pria kelahiran Manado 33 tahun lalu in kerap meninggalkan rumah untuk memperdalam ilmu sepakbolanya.
