Terobosan Baru PT Liga di ISL 2015/16

Launching ISL 2015
Sumber :
  • Antara
VIVA.co.id
Langkah Tegas PSSI Basmi Sepakbola Gajah di Liga 3
- PT Liga Indonesia akan menerapkan sejumlah regulasi baru pada kompetisi Liga Super Indonesia (ISL) 2015/16. Regulasi-regulasi ini diharapkan bisa membantu 18 klub peserta untuk menghindari potensi penunggakan gaji pemain. Seperti apa?

Pemain Keturunan Bisa Bela Timnas U-19 di Piala Dunia U-20, Siapa Dia?

Aturan seperti budget caps, salary caps, dan financial fairplay, rencananya akan semakin digalakkan di ISL 2015/16 nanti. Lewat aturan-aturan tersebut, klub peserta tentunya diminta untuk menyusun anggaran belanja semusim mereka dengan sangat bijak.
Indra Sjafri Disuruh Iwan Bule Jujur Soal PSSI, Jawabannya Mengejutkan


Selain itu, 18 klub peserta juga dituntut lebih hemat dalam membeli serta menetapkan gaji para pemain. Aturan-aturan seperti ini akan dijelaskan kepada 18 klub peserta pada pertemuan di 12 Agustus 2015 mendatang.


"Saat ini kami fokus pada budget caps dan salary caps. Pengembangan regulasi seperti ini diambil demi menyehatkan klub. Harapannya, keuangan klub itu sehat. Jangan lagi di pertengahan atau akhir musim ada masalah tunggakan gaji," kata Sekretaris PT Liga, Tigor Shalom Boboy, kepada
VIVA.co.id
, Senin malam.


Tigor menyatakan aturan budget caps serta salary caps berpotensi diterapkan secara bersamaan. Namun, ada resiko yang akan timbul dari penerapan aturan seperti ini.


"Pastinya, terkait salary caps, pendapatan pemain akan berkurang. Pendekatan kami memang ke klub. Tapi, bukan berarti kami melupakan pemain. Usai bertemu klub, kami akan menemui pemain. Tidak adil kalau cuma menguntungkan satu pihak," jelas Tigor.


Tak cuma di regulasi, inovasi juga akan diterapkan PT Liga dalam hal penjadwalan. Nantinya, tak bakal ditemukan sistem paket di ISL 2015/16.


"Selama ini sistemnya couple. Misal kalau tandang ke Lamongan, lanjut ke Surabaya. Musim depan tak begitu. Setelah kandang, langsung tandang. Jadi seperti di Eropa lah. Hanya saja untuk tim Papua dan mereka yang bertandang ke Papua, tetap menggunakan sistem couple," terang Tigor.


Sistem penjadwalan seperti ini tentunya beresiko untuk menambah beban biaya operasional klub. "Terlihat seperti itu. Tapi, saat disimulasi, ternyata tidak. Pengeluaran di setiap kota itu pasti berbeda. Dengan sistem ini, justru klub bisa lebih menghemat pengeluaran mereka," ujar Tigor.


Hingga saat ini PT Liga belum melakukan finalisasi masalah regulasi dan jadwal kompetisi. Rencananya, baru pada akhir Agustus 2015, keduanya sudah bisa diumumkan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya