4 Identitas 'Seniman Lini Tengah' Benua Eropa (Bagian II)

Zinedine Zidane
Sumber :
  • Football Archive
VIVA.co.id
Dalang Perampokan Terbesar Inggris Diburu, Pesohor Dunia Korbannya
- Sepakbola tidak hanya olahraga yang mengandalkan otot saja. Cara gemulai mengontrol bola, gocekan lincah, dan umpan-umpan kreatif juga dituntut dari seorang andalan lini tengah. Siapa saja yang layak disebut "Seniman Lapangan Hijau" era modern dari Eropa?

Ide Barter Kapten Milan dengan Pemain Serba-bisa Juventus
Tak sedikit pemain memang memiliki gaya khas tersendiri dalam permainannya, itu yang membuat seorang bintang berbeda dan memiliki identitas tersendiri. Berikut, empat pemain, bagian kedua, yang bisa disebut sebagai seniman lapangan hijau di benua biru:

Ibrahimovic Berpotensi Akhiri Kutukan Nomor 9 di AC Milan
2. Andrea Pirlo
Maestro sepakbola Italia. Berperan sebagai deep-lying playmaker di lini tengah, Pirlo menunjukan arti kata kelas dalam sebuah permainan sepakbola. Pemain yang melejit di Piala Eropa U-21 2000, ketika menyabet gelar top scorer. Sekaligus, pemain terbaik itu memiliki visi tinggi, kontrol bola cermat, dan umpan-umpan matang yang terkenal jadi senjata andalannya.

Bahkan, Rio Ferdinand pernah membuat sebuah kalimat yang cukup unik dengan gaya bermain sang maestro. "Pirlo bermain dengan jubah tidur dan sendal empuk, benar-benar berkelas," tulis eks kapten Timnas Inggris itu dalam akun Twitter, pada salah satu laga di Piala Dunia 2014 lalu.

Dua juara Liga Champions, dua Piala Super Eropa, dua gelar juara Serie A, dan sebuah Piala Dunia Klub, Coppa Italia, dan Supercoppa Italiana menjadi koleksi gelarnya selama 10 tahun berkostum AC Milan. Setelah bergabung Juventus pada 2011, ia menambah empat gelar juara Serie A, dan dua Super Coppa Italia dan sebuah Coppa Italia.

Tendangan bebas kaki kanan Pirlo juga terkenal mematikan. Tak heran, Italia tidak bisa lepas dari perannya sejak debut berkostum Gli Azzurri pada 2002, dengan mencatatkan total caps 115, atau keempat terbanyak sepanjang sejarah.

1. Zinadine Zidane
Tak perlu dipungkiri lagi keberadaannya sebagai pemain dengan gaya artistik nomor wahid di masa sepakbola modern. Kontrol bola luar biasa, imajinasi tinggi, teknik nan elegan, dan penyelesaian akhirnya bak seorang penyerang.

Dua gelar Liga Champions, juara La Liga dan juga Serie A, Super Coppa Italiana, sampai Piala Dunia klub berhasil direbutnya, saat berkostum Juventus dan Real Madrid. Sebuah gelar juara dunia dan Euro pertama tak lepas dari andil besar kapten timnas Prancis tersebut.

Zidane juga berhasil merebut tiga gelar pemain terbaik dunia FIFA, hanya kalah dari Ronaldo, Lionel Messi, dan Cristiano Ronaldo, plus sebuah Ballon d'Or. Sebuah pencapaian luar biasa dari seorang rantau yang ayahnya hanya seorang satpam di sebuah pasar swalayan.

Salah satu rapor merah yang pernah dicatatkan Zidane adalah aksi tidak sportifnya terhadap bek Italia, Marco Materazzi, dalam laga final Piala Dunia 2006. Zizou menanduk dada sang lawan, yang sebelumnya melempar kata-kata kasar dan sukses memprovokasinya. Prancis kalah dari Italia pada babak adu penalti. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya